Legato : 08

648 89 21
                                    

Studio kecil namun terkesan mewah menjadi tempat atau bascam untuk Umji, Woozi dan salah satu pria yang berprofesi sama seperti mereka.

Pria itu datang sepuluh menit setelah Suga pergi, pria itu datang dengan wajah kesal karena di minta datang secara paksa.

Baik kita lupakan bagaimana pria itu datang.... kita kembali pada topik!.

"Jadi bagaiman dengan lagu mu?" tanya pria itu, "kau tahu tentang lagu ku?" tanya Umji balik, "kau ini! aku bertanya kau malah bertanya balik!" sahutnya kesal.

Umji hanya memasang wajah dingin, wajahnya dan Woozi seperti ice yang siap untuk di seduh dengan air panas. Pria itu mungkin akan menyiram kedua orang itu dengan air panas jika saja itu bukan tindak pidanan.

"Jadi sekarang! kita bertiga hanya diam disini dan merenung?" tanyanya, "oh ya ampun! berteman dengan kalian benar-benar tidak mengasyikkan!" sambungnya.

Woozi memberi pria itu tatapan tajam di susul Umji yang memasang wajah tak kalah tajam "kenapa kalian menatap ku seperti itu?!" ungkapnya penuh rasa takut, 

"Apa mulut mu itu perah di pukul dengan gitar" tanya Woozi dan mendapat anggukan dari Umji.

Pria itu memilih diam karena tidak ingin gitar melayang ke arahnya, memilih diam dan membiarkan kedua orang aneh itu berdiam diri entah sampai kapan adalah pilihan yang tepat.

"Chanyeol oppa, bukan kah di kepala mu itu sangat banyak ide!" tegur Umji dengan asal, "lalu?" tanya Chanyeol bingung, "setidaknya beri aku sedikit pencerahan" sahut Umji kesal.

"Hmmm ini sedikit sulit, pertama kau adalah orang yang keras kepala, kedua kau sama sekali tidak mengenal cinta, ketiga kau masih terlalu muda dan pasti kisah kehidupan mu belum banyak!"

"Kau ingin memberi saran atau justru mengejek ku" ucap Umji kesal, "lihat! begini saja kau sudah sangat kesal" bela Chanyeol.

Umji melepar Chanyeol dengan gumpalan kertas lalu memutar mata malas, berdebat dengan telinga peri tidak akan berakhir jika mereka tidak saling pukul. 

"Apa boleh malam ini aku meminjam studio mu?" tanya Umji lembut, "silahkan" jawab Woozi tidak kalah lembut.

Ketiga orang itu adalah penikmat music tidak bisa di pungkiri jika mereka juga termasuk dalam kategori pencipta lagu-lagu populer di Korea. Ada satu perbedaan jika Woozi dan Chanyeol secara terang-terangan mencantumkan nama mereka sebagai penulis lagu, maka Umji berada di jalan yang berbeda.

Hanya orang-orang tertentu yang mengetahui bakatnya, hanya segelintir orang yang bisa membeli lagunya.

Chanyeol sibuk memutar kursinya memainkannya seperti anak kecil, tangannya tidak tinggal diam, beberapa kali jarinya memetik senar gitar dan mengeluarkan suara yang indah "aku masih penasaran kenapa kau tidak ingin mendaftarkan nama mu?" tanya Chanyeol tanpa menghentikan aktifitasnya.

Umji mulai mengerti arah pembicaraan Chanyeol "aku masih tidak punya alasan untuk itu" jawab Umji terus mencoret-coret kertas yang sudah penuh dengan lirik. 

"Tapi music dan lagu yang kau ciptakan sangat bagus" sambungnya lagi.

"Tidak semua hal punya alasan" jawab Umji lagi.

"Jadi apa tujuan mu untuk menerima tantangan bang PD untuk membuat lagu?" tanya Chanyeol, "tentu saja untuk melindungi eonni ku" jawab Umji. 

"Bukankah itu sebuah alasan?" tanya Chanyeol lagi. Umji menghentikan pergerakan tangannya, Chanyeol benar itu adalah sebuah alasan tapi.. "tapi apa perlu semua orang tahu tentang sebuah alasan?" tanya Umji tanpa menatap Chanyeol.

LegatoWhere stories live. Discover now