Chapter 54 [REVISI]

Start from the beginning
                                    

~~BOB~~

Iring nada mengiringi setiap gerakan insan manusia saling memadu satu sana lain, menatap, memuja sesama. Ada Cinta begitu besar di matanya, terus tersenyum menatap tanpa bosan sang pujaan hati.

Amel menyenderkan kepalanya dada bidang Devan, bergerak seirama. Devan semakin merapatkan tubuh mereka, sekali menunduk dan mencium kepala Amel.

"Dev..."

Devan bergumam sebagai jawaban, matanya terpejam menghirup aroma tubuh Amel selalu menjadi candunya.

"Apa kita terus bersama?" Amel mendongak, tanganya mengelus rahang kokoh Devan. Tatapannya mengisyaratkan sesuatu.

Sontak, Devan membuka matanya. Ia tidak cukup terkejut dengan perkataan Amel sebelumnya cewek itu sudah mengatakan hal serupa.

"Pasti sayang," tanganya bergerak menggelus punggung Amel sedikit terbuka. "Kenapa?"

Amel menghembuskan nafas lalu menggeleng. "Entahlah, "

"Nikmati saja malam ini sayang, jangan banyak berfikir."

Amel mengangguk, ia setuju! Kepala sudah pusing, memikirkan hal yang belum tentu terjadi dan buat apa? Benar kata Devan, ia harus menikmati setiap detik dalam hidupnya. Itu sangat berarti. Tapi...entahlah, ada sesuatu yang menggangu fikirannya saat ini.

Keduanya terdiam sampai Amel membuka suara, "Dev, mama Dita bilang kamu kuliah di luar, apa itu benar?" setelah berapa menit keduanya terdiam, Amel menayakan pertanyaan yang selalu mengganggu di kepalanya selama berapa bulan ini.

Devan sedikit menunduk untuk menatap wajah gadisnya, tinggi Amel hanya sebatas dada Devan. Mencuri satu kecupan di pipinya. "Pria tua sialan yang pengin aku kuliah di luar." masih dalam memeluk Amel, keduanya melangkah ke kanan dan ke kiri mengikuti irama musik.

Tubuh Amel menegang, Devan merasakan itu membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Ia takut Amel-nya marah, kembali kehilangan lagi. Takut, sangat takut. Sial! Pria tua itu berulah lagi, mengatur hidupnya, sampai kapan pun tidak pernah menganggapnya. Bagi Devan papa-nya sudah mati.

"Jangan di pikirin, kita bicarain ini nanti ya." ucap Devan lembut, mengencup puncak kepala Amel. Ia sangat-sangat menyayanginya.

Masih banyak pertanyaan yang sangat mengganggunya, namun Amel harus mengurungkan niatnya untuk bertanya pada Devan dan moment mereka sekarang tidak baik jika bicarakan sekarang. Amel tidak mau merusak suasana dengan pertanyaannya itu.

Waktu begerak maju, malam semakin pekat tidak menyurutkan dua insan tidak ada bosan menatap pasangan masing-masing, memadu kasih setiap insan berada di sana. Ada cinta di mata mereka, saling memuja, bergerak mengikuti lantunan nada, sangat menikmati.

Mereka tidak menyangka akan di persatukan dengan ikatan cinta. Cewek lugu yang ia temui di ruang musik sekarang bersamanya dan menatapnya penuh cinta.Devan tidak pernah menyangka hatinya akan jatuh sejatuh-jatuhnya pada cewek di hadapanya, ternyata benar kita tidak bisa menantukan di mana hatinya akan berlabuh.

Devan berjanji tidak akan membiarkan Amel pergi darinya, lagi.

Tidak akan.

Mereka akan hidup bersama dengan mimpi-mimpi mereka, begitupun Devan sudah memiliki mimpinya bersama Amel, membangun rumah tangga bersama anak-anak mereka dan hidup bahagia.

Suara riuh menarik Devan dunia nyata, bukan apa-apa tempat mereka menggelar pesta tiba-tiba listrik padam tak hanya sampai di sana, berapa menit lampu padam terdengar suara tembakan sebanyak 2 kali entah datangnya dari mana, semuanya mengeluarkan ponsel dan menyalakan flash, ada sebagian berlari keluar ruangan untuk menyelamatkan diri mereka. Berjaga-jaga takut terjadinya hal tidak diinginkan.

Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅Where stories live. Discover now