Daily 107 Upaya Bunuh Diri Di Tol Jakarta-Merak

30 0 0
                                    


Setiap hal yang terjadi di dalam kehidupan pasti akan di ikuti oleh problematika di belakangnya. Masalah-masalah pasti yang terus merembak di masyarakat seperti msalah perekonomian, keluarga, pendidikan, lingkungan hingga masalah percintaan kadang membuat seseorang kehilangan akal sehatnya. Meski sebenarnya tiap-tiap dari mereka tahu bahwasannya Tuhan tidak pernah menguji diatas kemampuan mereka, namun sayangnya sebagian dari mereka tidak begitu mempercayainya. Dikutip dari kumparan bedasarkan rata-rata statistic dalam sehari setidaknya ada dua hingga tiga orang yang melakukan bunuh diri di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada tahun 2015 setidaknya ada 815 kasus bunuh diri di seluruh wilayah di Indonesia. Angka tersebut adalah yang tercatat di kepolisian, angka rill di lapangan bisa jadi lebih tinggi, sebuah kasus yang mempertihatinkan. Dan salah satu kejadian hampir terjadi di depan mataku sendiri, kejadian itu terjadi pada Minggu 15 Oktober 2017 saaat aku berada di sebuah bus dalam perjalanan dari Kota Serang ke Kota Cikarang, Bekasi. Perjalanan yang biasa aku lakukan keika tak ada jadwal Perkuliahan dan juga peralihan jadwal kerja dari shift pagi ke shift sore. Sekitar jam 10.00 WIB aku telah berada di terminal bus Serang, dan langsung mencari bus Jurusan Bekasi. Dan ternyata ada satu bus yang telah menunggu, tempat duduk di dalam bus tersebut masih banyak yang kosong ,sehingga aku meminta kondektur bus tersebut untuk meminta waktu sebentar pergi ke warung untuk membeli bekal sembari menunggu bus penuh dan siap berangkat. Tetapi ketika belum lama aku berjalan meninggalkan bus tersebut, bus tersebut justru berangkat sehingga aku putuskan untuk menunggu saja bus tujuan Bekasi yang datang selanjutnya. Aku menggores layar smartphoneku dengan bosan hingga sebuah bus tujuan Bekasi selanjutnya datang dengan penumpang kosong, aku menjadi penumpang pertama masuk. Aku terus menunggu namun penumpang lainnya tak kunjung datang, aku kembali memainkan layar smartphoneku, untuk sekedar melihat berita terbaru di sosmed juga sekaligus mengisi waktu yang membosankan ini. Tak terasa waktu telah menunjukan pukul 11.00 WIB, dan tanpa aku sadari penumpang didalam bus telah penuh. Tak ada hal aneh selama dalam perjalanan dari arah terminal Pakupatan kota Serang menuju pintu tol selain kemacetan yang memang setiap harinya telah terjadi. Aku mulai memasang heatsheet ketika bus mulai memasuki tol, ketukan dan irama music yang keluar membuatku lebih menikmati perjalanan, perjalanan demi perjalanan yang terus aku lakukan. Bus perlahan mulai menjauhi gerbang tol, perjalanan kini mulai lancar dan menyejukan, kenek bus mulai berkeliling untuk meminta ongkos, ketika baru sampai tengah muncul seorang lelaki dari belakang berlari terburu-buru dengan mata tajam menuju pintu dan mencoba mendobrak pintu keluar untuk loncat. Sementara bus masih berada dalam kecepatan penuh karena berada di tengah tol. Penumpang lain tampak panik, dengan segera mungkin aku melepas heatsheet dan berusaha mencegahnya bersama kenek dan beberapa penumpang lainnya, namun orang tersebut justru semakin nekat dan mencoba melepaskan diri dan tetap melanjutkan niatnya untuk bunuh diri. Akan tetapi dengan banyaknya orang dan kesigapan kenek upaya bunuh diri dapat di cegah, namun kondisi bus sudah tak lagi kondusif, banyak penumpang terutama ibu-ibu yang sudah sangat panik. Aku sama sekali sudah tidak menikmati lagi perjalanan ini. Hmm Cerita macam apa ini, keluhku dalam hati. Memangnya bunuh diri menyelesaikan masalah? Justru malah mendapat dosa besar dan siksaan yang pedih, semua hanya memperburuk keadaan. Hingga muncul tangisan seorang pemuda yang usianya sekitar 2-3 tahun diatasku, dia terus saja menangis dengan tersedu, aku tak tahu apa yang dia ucapkan karena dia menggunakan logat sunda yang kental dan tanpa bisa aku ketahui. Sementara lelaki yang tadi berupaya bunuh diri telah di tenangkan oleh kenek, dan telah duduk kembali masih dengan tatap mata tajam. Sementara pepemuda di belakang tetap menangis hingga akhirnya ditanya oleh kenek bus tersebut dengan bahasa sunda, kali ini aku sedikit mengerti, intinya mereka berdua telah berada di Serang selama seminggu dan ingin pulang ke Kampung Mereka di Karawang namun tidak memiliki ongkos. Orang yang hampir bunuh diri jika aku perkirakan berumur sekitar 50 tahunan, mungkin pria itu bapak dari pemuda yang menangis tersebut. Kenek dan beberapa penumpang lain terus menenangakan mereka untuk tetap istighfar dan ingat pada sang pencipta. Aku dan penumpang lain mengumpulkan sedikit bantuan untuk mereka berdua, hingga tak terasa bus telah berada di kota Bekasi, aku segera mengemasi barang bawaanku untuk segera turun dari bus itu, meninggalkan bus itu, dan meninggalkan cerita di hari itu. Aku belum tahu pasti alasan orang tersebut mencoba melakukan tindakan upaya bunuh diri, namun apapun alasannya pada dasarnya mental dan pikirannya tertekan sehingga otaknya terganggu, dan tidak bisa berfikir sehat. Setiap orang hidup pasti punya masalah, seberat ataupun sesulit apapun tergantung bagaimana mereka menanggapinya. Apakah di tanggapi dengan positif ataupun negative. Masalah bukanlah suatu hal yang harus di takuti, yakinlah masalah akan membuat seseorang lebih kuat lagi, karena seburuk apapun masalah insyallah pasti ada jalan keluarnya. Tetap ikhtiar berdoa dan senantiasa meminta pertolongan dan perlindungan Allah SWT.

Make A Better Place (Autobiografi Triocahyo Utomo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang