Daily 73 Tutup Tahun Terindah

8 0 0
                                    

"Kebersamaan adalah sebuah perpisahan yang semu. Semua kebahagiaan akan berakhir. Semua kebersamaan akan selesai karena memang dunia ini adalah tipuan yang teramat nyata. Tidak ada yang abadi di dunia ini." 


Ada satu momen dimana aku seolah melihat tentang apa yang seharusnya belum boleh aku bayangkan. Bayangan itu adalah tentang perpisahan yang bahkan belum terjadi. Bagaimana mungkin aku berada disamping mereka, bersama mereka tetapi jiwaku seolah telah pergi melayang-layang jauh kesana. Iya mereka yang telah menemaniku kurang lebih selama 4 tahun di IPNU. Mereka yang membuat ikatan yang lebih dari sekedar pertemanan dimana akhirnya aku mulai sadar dan memahami tentang pertemanan. Tetapi untuk malam itu entah kenapa pikiranku terus melayang jauh.

Padahal acara malam pergantian tahun itu sangat meriah. Mereka tampak begitu bahagia. Penuh canda dan tawa. Tetapi hari itu rasanya sangat mudah bagiku untuk melamun dan melamun. 

Apakah aku seharusnya masih disini?

Atau memang waktuku sudah selesai dan harus pergi?

Pada malam itu diadakan sebuah acara yang sampai saat ini baru aku rasakan sekali dalam seumur hidup. Tertawa, saling becanda, berkumpul bersama juga aroma daging ayam dan jagung yang telah terpanggang menambah syahdunya malam itu.

Sebelum pukul 00.00 WIB dilanjutkan dengan penyalaan kembang api yang dilakukan tak jauh dari perlintasan kereta api di ujung timur desa. Semua berlangsung meriah sebelum sebuah insiden terjadi dimana kembang api menembak ke arah yang tidak beraturan, seolah seperti menembak liar ke arah aku dan teman-temanku. Suasana panik seketika, ada yang berteriak, lari kesana kemari, berjongkok untuk menghindari meskipun hanya terjadi sesaat tetapi sampai terjadi kekacauan.

Untungnya tak ada yang terluka dalam kecelakaan ini. Mungkin ini hanya menjadi tambahan kenangan untuk tutup tahun terindah yang pernah aku alami. Sebelum semua itu selesai dan masuk pada fase baru dalam kehidupanku.

Kebersamaan adalah sebuah perpisahan yang semu. Semua kebahagiaan akan berakhir. Semua kebersamaan akan selesai karena memang dunia ini adalah tipuan yang teramat nyata. Tidak ada yang abadi di dunia ini. 

Malam itu aku mencoba melihat langit yang begitu luasnya. Dari situ aku menyadari jika dibandingkan dengan alam semesta, kehadiran manusia tidak ada artinya.  Banyaknya bintang juga seolah memberi harapanku jika kedepan akan banyak hal tak terduga yang singgah dalam kisah kehidupanku.

Entah baik atau buruk. Apakah aku bahagia atau justru terjerumus dalam duka dan penderitaan tak pernah ada yang mengetahui selain sang pembuat skenario kisahku yang tak lain adalah Tuhan Yang Maha Kuasa.

Malam itu aku mendapat satu kesimpulan yang membuatku yakin akan keputusan apa yang harus aku ambil kedepannya. Sebuah keputusan yang mungkin berat dan aku membuat kehilangan begitu banyak hal yang berharga dalam kehidupanku.

Dan untuk semua teman-temanku yang terlibat pada momen tutup tahun terindah itu. Meskipun sudah begitu banyak yang aku ingat, aku mengucapkan banyak terima kasih karena telah membuat satu ingatan manis dalam hidupku dimana aku merasa ada dan benar-benar ada di sisi mereka. Meskipun pada akhitnya aku harus kehilangan mereka lagi seolah semua di reset dari awal dimana aku dan mereka tak pernah saling mengenal. Jikapun mereka sudah lupa, waktu dan tempat akan menjadi saksi sejarah hari yang menyenangkan itu. Sebelum akhirnya aku benar-benar pergi dan melanjutkan perjalananku.

Lanjut ke bagian 74

Make A Better Place (Autobiografi Triocahyo Utomo)Where stories live. Discover now