Daily 33 Catatan Cinta Akhir Sekolah

55 1 0
                                    


"Saat itu banyak hal yang lebih aku prioritaskan daripada sebuah cinta semata. Selain waktu yang semakin dekat menuju kelulusan. Aku tahu nantinya sebagian dari kami akan berpisah dan tak bertemu kembali. Dan terlebih aku harus fokus dengan penyembuhan cidera kakiku yang cukup parah sebelumnya."

Siapa sih saat ini yang gak ngerti cinta?
Apa cinta itu selalu pacaran yah?

Menurutku tidak.

Dulu sewaktu kecil aku sering melihat orang dewasa bersama dan saling menaburkan kasih sayang.
Saat itu aku bertanya pada salah seorang temanku.
Sebenernya siapa mereka? Kenapa mereka sering berduaan padahal mereka kan bukan saudara?
Saat itu juga temanku menjawab.

Mereka itu pacaran.

Oh jadi seperti itu pacaran.
Mereka saling memprioritaskan saling tebar perhatian dan mencoba saling membuat nyaman satu sama lain.

Sungguh hal yang merepotkan. Untuk mereka yang menjalani di usia yang tidak semestinya.

Apakah yakin mereka memang benar-benar ingin melanjutkan sampai ke jenjang pernikahan. Ataukan hanya sekedar bahagia untuk senang-senang atau hanya sekedar menambah dosa saja?

Dan ketika aku mulai remaja aku melihat anak-anak kecil pacaran.
Mereka yang masih disuapi oleh harta orang tua harus berjuang membagi hidupnya dan menyisihkan sedikit uang sakunya untuk orang yang katanya mereka kasihi. Orang yang mereka sayangi.

Hahaha romantis bukan?

Tidak, menurutku itu justru hal yang aneh. Karena sebenarnya di usia-usia mereka masih banyak hal lain yang lebih bermanfaat yang bisa mereka lakukan.

Tapi biarlah, biarkan mereka menikmatinya.

Setidaknya biar mereka mengerti rasanya diputuskan gara-gara bilangnya fokus UN. Padahal karena salah satu dari mereka sudah bosan.
Biar mereka merasakan harus berpisah dengan alasan terlalu baik padahal karena telah menemukan yang lebih membuatnya nyaman.
Biar nanti mereka merasakan ditinggalkan karena ada yang lebih mapan. Padahal ia sendiri katanya sedang berjuang.

Begitulah. Cinta punya ceritanya masing-masing.

Aku sendiri sebenarnya sama sekali tak mengerti tentang cinta. Semua yang aku sebutkan tadi hanyalah sekedar cerita-cerita orang yang tak sengaja aku dapatkan. Hanya sebatas kisah-kisah yang aku dengar dari orang lain. Karena aku tak pernah memahami apa itu cinta dan kasih sayang.

Pada suatu ketika di sebuah siang saat istirahat kedua di sekolahku. Seperti biasanya aku menghabiskan waktu untuk bermain bola di halaman sekolah.

Cuaca hari itu cukup panas. Tetapi karena sudah terlanjur melihat bola. Aku takan mengabaikannya.

Tetapi perhatianku sedikit terganggu ketika aku mendengar sebuah teriakan seorang anak perempuan dari lantai 2 yang sedang melihat aku bermain bola. Dia mengatakan kepadaku katanya ada salam. Dari temannya.

Aku tahu siapa teman yang dia maksud. Dia adalah teman satu kelasku. Seorang anak perempuan yang cukup populer di sekolah.

Aku mulai bertanya pada diriku sendiri.

"Ada apa ini?"

Ah tidak mungkin, perempuan hitz seperti dia rasanya mustahil untuk sekedar mengenal lebih dekat dengan murid biasa-biasa saja sepertiku.

Ditambah lagi aku dan dia memang jarang sekali mengobrol dikelas meskipun ketika pulang aku sering menjumpai bahwasanya kita selalu melewati jalan yang sama.

Tetapi ada hari yang berbeda dari semua itu. Hari ketika aku sedang melaksanakan pembelajaran di lab komputer. Saat itu guru TIK yang mengajar ku adalah Pak Agung (beliau meninggal tak lama setelah aku lulus SMP, padahal saat itu usianya masih sangat muda)

Make A Better Place (Autobiografi Triocahyo Utomo)Where stories live. Discover now