Daily 12 Kreativitas dan Perlombaan

92 1 0
                                    

"Ada fase dimana hidup sudah cukup indah hanya dengan menjalaninya saja apa adanya. Bahkan tanpa perlu perhatian orang lain. Kita bebas berkreasi dengan apapun.
Masa dimana pertemanan adalah sebuah kisah klasik tentang kejujuran  tanpa rekayasa. Bersaing demi prestasi bukan karena jabatan ataupun pekerjaan apalagi tentang cinta. Masa itu adalah masa-masa sekolah dasar."

Sabtu, 1 Oktober 2005

       Siang yang sejuk disaat aku masih bermain kartu Yu Gi Oh bersama Vian di depan rumahku sambil menunggu teman yang lain untuk menyelesaikan persiapan perlombaan Pesta Siaga besok.

Tiba-tiba muncul lah sorak sorai kakak-kakak kelas 6 saat salah satu di antara mereka berulang tahun dan menjadi bulan-bulanan lemparan tepung dan telur oleh teman-teman yang lain.

      Setelah sekian lama menunggu akhirnya teman-teman yang lain datang. Hari ini rencananya kami akan mencari bambu yang bagus untuk di jadikan alat musik untuk perlombaan pesta siaga besok. Kami mencarinya di perkebunan bambu di ujung utara perkampungan.

      Setelah semua lengkap kami segera kembali ke rumah masing-masing karena hari sudah siang dan kami harus berangkat madrasah.

Sepulang madrasah kami semua berkumpul di rumah Nisa untuk mendata keperluan yang akan di bawa dan juga perlengkapan lain yang kami buat tadi siang.

Nisa adalah salah satu teman dekatku ketika kecil. Ketika SD aku sering bermain dengannya entah dirumahku ataupun dirumahnya.

Ada fase dimana hidup sudah cukup indah hanya dengan menjalaninya saja apa adanya. Bahkan tanpa perlu perhatian orang lain. Kita bebas berkreasi dengan apapun.
Masa dimana pertemanan adalah sebuah kisah klasik tentang kejujuran  tanpa rekayasa. Bersaing demi prestasi bukan karena jabatan ataupun pekerjaan apalagi tentang cinta. Masa itu adalah masa-masa sekolah dasar.

Aku ingat saat itu ketika pulang diantarkan oleh ibunya Nisa bersama Vian naik motor kerumah karena hari sudah menjelang malam dan rumah kami adalah yang paling jauh.

      Hari esokpun tiba. Perlombaan pesta siaga itu sendiri di adakan di SMP N 1 Karanglewas. Upacara pembukaan di mulai. SD tempat aku bersekolah yakni SD Negeri Pasir Wetan ditempatkan satu ruang dengan teman-teman dari SD Sunyalangu.

       Panasnya terik matahari membuat peserta banyak yang drop ataupun merasa pusing saat upacara pembukaan termasuk beberapa teman dari SD ku.

      Berbagai perlombaan dan penampilan-penampilan menarik ikut memeriahkan acara. Hingga acara puncak yakni upacara pemasangan klanting terpanjang di Kecamatan Karanglewas.

Kegiatan ini sengaja di selenggarakan sebagai bentuk rasa kebersamaan yang kuat agar tetap terjaga pada kami khususnya siswa Sekolah Dasar Kecamatan Karanglewas dan seluruh warga di Kecamatan Karanglewas umumnya.

Pada saat itu aku sempat berkenalan dengan ketua regu dari SD Taman sari yang bernama Farih Angga yang tidak aku sangka ketika SMP kami bertemu kembali. Dia adalah kakak kelasku di SMP N 4 Purwokerto.

Meskipun tidak menjadi juara, kami pulang dengan perasaan bahagia. Kami pulang menggu akan mobil los bak kecil berwarna hitam. Sungguh sederhana namun begitu menyenangkan.

Kami bernyanyi sepanjang perjalanan sambil menabuh alat-alat musik dari bambu yang telah kita buat.

      Di kelas 4 Sekolah Dasar ini banyak sekali kegiatan dan perlombaan kreatifitas antar siswa ataupun sekolah entah tingkat kecamatan juga kabupaten hingga Nasional.

Dari perlombaan akademik dan non akademik yang terangkai dalam Pekan Olah Raga dan Seni (PORSENI) yang selalu di selenggarakan tiap tahunnya demi meningkatkan inovasi siswa untuk berkreatifitas juga sebagai wadah untuk menyalurkan segala bakat dan minat dari pelajar-pelajar Sekolah Dasar sendiri sehingga dapat tumbuh bibit-bibit berbakat penerus bangsa di masa depan.

      Dan di ajang ini kelas 4 lah yang menjadi tulang punggung sekolah kami. Setiap guru kelas 4 selain memberikan materi pelajaran juga harus menyeleksi siswa-siswi yang mungkin bisa di proyeksikan untuk membawa nama baik sekolahnya.

       Dan aku menjadi salah satu siswa yang terkena imbasnya. Meskipun aku tidak berprestasi di kelas tetapi hari-hariku yang biasanya di habiskan untuk bermain dan belajarpun mulai di sibukan dengan adanya banyak latihan-latihan yang cukup padat.

Tetapi pada dasarnya aku bersyukur karena banyak pengalaman berharga yang aku dapatkan dari banyak lomba yang aku ikuti entah dari cabang akademik, keagamaan, kerajinan ataupun kesenian. Selain tentunya dari cabang olahraga favoritku yakni Sepakbola.

      Dari situ juga aku dapat mempunyai teman-teman baru dari sekolah lain juga banyak pelajaran dan hal-hal baru yang aku dapatkan selama mengikuti perlombaan yang mungkin hanya bisa aku dapatkan saat itu saja.

Pesta klanting terpanjang, POPDA, PORSENI. Kami adalah bagian dari saksi sejarah itu.

Mungkin semua siswa di karanglewas saat itu sudah melupakannya. tapi tidak denganku.

Hari itu berakhir. Acara telah selesai.
Tetapi tidak dengan ceritaku.

Lanjut bagian 13

Make A Better Place (Autobiografi Triocahyo Utomo)Where stories live. Discover now