Daily 38 Pertandingan Terakhir

19 1 0
                                    

"Dan pada akhirnya drama itu berakhir. Sebuah pertandingan yang ternyata adalah pertandingan terakhirku di sekolah ini. Sebuah pertandingan final yang tak akan pernah aku lupakan."

Setengah tahun sudah aku menepi dari lapangan hijau setelah cidera lama itu. Banyak waktu yang telah berlalu dan banyak pertandingan yang aku lewatkan.

Kini aku telah resmi keluar dari SSB Bintang Sembilan. Menyusul mas Rahmat yang telah keluar 1 tahun sebelumnya. Mas Rahmat adalah kakak kelasku di sekolah. Kami cukup dekat karena sering berlatih bersama baik di SSB ataupun di ekstrakurikuler sepakbola. Dia termasuk pemain bola yang cukup menonjol di kelasku.

Begitu berat mengambil keputusan ini. Aku tak pernah tau semua telah berakhir sampai disini aku tidak. Tetapi rentetan cidera demi cidera yang aku lewati sungguh tak mudah.

Kedua kakiku seolah seperti kaca yang begitu rentan dan mudah pecah. Oleh sebab itu aku memutuskan untuk tidak terburu-buru mencari SSB lain ataupun kembali mengikuti seleksi di SSB Bintang Sembilan lagi.

Disekolah pun aku sudah tidak mengikuti ekstrakurikuler lagi karena kegiatan ekstrakurikuler di sekolahku diikuti hanya untuk pemain yang masih berada di kelas 7 ataupun 8.

Mungkin sekaranglah waktunya. Harus aku akui saat itu aku benar-benar beristirahat total. Hampir satu tahun lamanya aku beristirahat.
Tapi aku merasa semua tak pernah kembali seperti semula. Rasa sakit di kakiku masih sering terasa.

Dan akhirnya dengan berat hati, pada saat itu juga aku akan lebih fokus kepada sekolahku. Tak ada satupun pihak yang menekankan tentang keputusanku. Tetapi inilah keputusan berat yang akhirnya harus aku ambil.

Aku tak tahu ini adalah keputusan yang benar atau salah. Karena aku tahu, semuanya belum berakhir disini.

Hingga tiba lah hari ini. Sebuah hari yang mungkin akan selalu aku kenang. Hari yang seharusnya tidak mudah untuk aku lupakan. Hari itu adalah hari pertandingan Final Sepakbola putra di sekolahku.

Sungguh, awalnya aku tak pernah menyangka akan sampai hingga fase ini. Karena di 2 kesempatan sebelumnya semasa masih di kelas 8, 2 kali itu juga aku harus tersingkir di Semifinal. Dan inilah pertandingan final pertama dan sekaligus terakhir untukku.
Dan juga pertandingan terakhirku disini. SMP Negeri 4 Purwokerto yang penuh dengan cerita ini.

Setiap orang pasti menginginkan akhir yang indah dalam bagian cerita hidup mereka. Begitupun ceritaku untuk mengakhiri dengan sebuah kenangan indah disini. Disebuah sekolah yang penuh dengan sejarah. Sebuah sekolah yang tak pernah aku duga menjadikanku seorang atlet di sekolah ini.

Pagi itu aku berangkat sekolah sedikit terlambat. Aku tak bisa menjelaskan dengan pasti tetapi hari itu aku tak cukup tenang. Pikiranku seolah terus melayang-layang. Ketika keluar dari rumah aku mulai memikirkan apa yang akan terjadi sepulangnya nanti. Karena tanpa aku sadari aku sangat menantikan hari ini.

Apakah aku akan memenangkan pertandingan? Dan mempersembahkan kemenangan untuk teman-teman kelasku.
Atau aku pulang dengan kekalahan?
Kekecewaan dan penyesalan?
Ah sudahlah yang penting jalani dengan baik saja bukan?

Sesampainya disekolah suasana telah benar-benar sangat meriah.
Aku bersegera untuk mengganti pakaian karena pertandingan sebentar lagi akan dimulai.

Hampir seluruh murid di sekolah telah berkumpul di halaman-halaman depan kelas, pinggir lapangan sekolah dan juga tempat lain yang memungkinkan mereka bisa melihat pertandingan dengan jelas.

Seketika berbagai macam pikiran kembali memenuhi kepalaku.
"Kenapa aku harus gugup?"
"Kenapa aku cemas?"
"Bukankah situasi seperti ini harusnya sudah biasa untukku?"

Make A Better Place (Autobiografi Triocahyo Utomo)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن