Daily 37 D'Rick

26 1 0
                                    

"Sabtu sore, hari yang menurutku tugas sekolah tak lagi menumpuk. Hari yang sedikit lebih menenangkan dari hari yang lainnya karena besok adalah hari libur. Hari dimana tekanan akan tugas yang bahkan sebenarnya tak begitu menekan menjadi terasa lebih ringan.
Aku akui saat itu, aku merasakan lebih banyak kesenangan dan kebahagiaan."

Semenjak sering memainkan gitar ketika pelajaran seni musik disekolah membuat sebagian temanku beberapa kali datang ke rumahku untuk bermain gitar bersama. Ini adalah hal yang baru bagiku. Kini teman mulai datang kepadaku bukan hanya dari sepakbola atau sekolah juga. Tapi ia ada dan tampak nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Meski sebenarnya kebersamaan itu tak berlangsung lama.
Semua berawal ketika seorang anak pindahan bernama Koko mengajakku untuk bergabung dengan grup bandnya. Atau lebih tepatnya grup band kelas kami, kelas 9c.

Dia adalah seorang anak yang sangat ahli dalam bermain gitar terutama melody. Aku banyak belajar darinya meskipun ia terkadang tak cukup jelas ketika menjelaskan tetapi dari situlah timbul keinginanku untuk semakin jauh belajar tentang musik khususnya bermain gitar.

Ia tinggal di daerah Baturraden yang cukup jauh dan mungkin menjadi siswa dengan rumah terjauh di sekolahku saat itu karena rumahnya yang sering berpindah-pindah. Sehingga dia pun sering berpindah sekolah.

Dari situlah tercipta banyak cerita di akhir masa SMP.
Setiap hari Sabtu sepulang sekolah aku biasa pergi ke sebuah tempat studio musik di Daerah Rejasari untuk berlatih band dengan grup band pertamaku ini. Awalnya grup band itu beranggotakan Arif sebagai gitaris, Koko di melody, Ismi di drum dan aku di bassis + vocal.

Itu berlangsung cukup lama dan menurutku sudah cukup baik untuk sebuah band yang personilnya anak SMP meski sebenarnya aku tidak menguasai baik vocal maupun bass. Tapi mau bagaimana lagi yang perlu aku lakukan hanyalah mencobanya.

Dan akhirnya serpihan itu mulai lengkap ketika Riyan juga bergabung sebagai Vocalis. Dan lengkap sudah 5 personil dari grup band ini.

Setelah itu Ismi memberikan sebuah nama band ini yakni D'raick yang merupakan singkatan dari kami berlima (Riyan, Arif, Ismi, Cahyo, Koko)

Tapi, tak berlangsung lama karena kesibukan atau ada hal lainnya. Arif tidak bisa melanjutkan menjadi bagian dari band ini. Sehingga dengan keluarnya Arif nama band itupun berubah menjadi D'rick tanpa ada huruf A lagi.

Untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Arif. Riyan mengambil alih dengan selain menjadi Vocalis dia juga sebagai gitaris. Karena sebenarnya dia juga memiliki skill bermain gitar yang jauh lebih baik dariku saat itu.

Semenjak hari itu aku mulai menikmati hari-hari bersama mereka. Hingga anak-anak kelas yang lain juga terkadang ikut bergabung meski tidak menjadi personil resmi.
Aku ingat betul tentang lagu berjudul "Kepompong" milik Sindentosca yang sering kami mainkan saat itu.

"Persahabatan bagai kepompong"
"Merubah ulat menjadi kupu-kupu"
"Persahabatan bagai kepompong"
"Hal yang tak mudah berubah menjadi indah"

Kurang lebih seperti itulah lirik lagu yang sangat identik dengan kami saat itu. Meskipun kami masih tergolong anak bau kencur Karena masih berusia belasan tahun atau lebih tepatnya baru menginjak kelas 3 SMP. Namun bisa membentuk sebuah band dengan memainkan lagu yang cukup baik tanpa adanya guru.

Ismi yang menjadi leader sangat berperan baik dalam membangun kekompakan kami. Meskipun juga saat itu kami baru mengenal karena berasal dari kelas yang berbeda beda. Ismi berasal dari kelas 8B, Riyan 8D Koko 8H dan aku 8C. Terkhusus Riyan sebelumnya kami sudah mengenal karena pernah berada di kelas yang sama sewaktu kelas 7.

Dan disinilah di kelas ini, kelas 9c. Kelas yang akhirnya menyatukan kami. Aku tak tahu sampai kapan cerita ini akan berakhir. Tetapi setidaknya aku akan menikmati cerita ini.

Sabtu sore, hari yang menurutku tugas sekolah tak lagi menumpuk. Hari yang sedikit lebih menenangkan dari hari yang lainnya karena besok adalah hari libur. Hari dimana tekanan akan tugas yang bahkan sebenarnya tak begitu menekan menjadi terasa lebih ringan.
Aku akui saat itu, aku merasakan lebih banyak kesenangan dan kebahagiaan.

Aku sangat menikmati hari-hari itu meskipun saat itu sebenarnya aku hidup jauh dengan serba kekurangan. Tanpa sedikitpun maksud membanding-bandingkan hidupku dengan orang lain secara material, tetapi aku lebih memilih dengan memiliki lebih banyak waktu luang daripada memiliki lebih banyak kekayaan materil tapi dengan sedikit waktu.

Kala itu kami biasa berlatih di salah satu Studio Musik di Daerah Rejasari, Purwokerto barat, namanya Legos Studio Musik. Sebuah tempat dimana cerita itu dimulai.
Kami rutin berlatih di studio itu karena selain alatnya yang cukup bagus juga merupakan yang terdekat atau berada di lokasi yang bisa dijangkau mengingat saat itu kami masih SMP dan kendaraan menjadikan hambatan tersendiri karena tak banyak dari kami yang di perkenankan untuk membawa motor oleh orang tua masing-masing.

Maka dari itu kami berjalan kaki dari sekolah kami di daerah Karanglewas menuju Rejasari. Meskipun sebenarnya bukanlah jarak yang dekat tetapi saat itu lingkungan didaerah tersebut masih cukup sejuk sehingga tak menjadi masalah buat kami meskipun harus berjalan kaki cukup jauh di siang hari daripada harus mengeluarkan uang lebih untuk ongkos naik angkot dengan rentang jarak Karanglewas - Rejasari.

Ya setidaknya aku bisa menikmati perjalanannya. Tentang hari-hari yang takan terulang kembali.

Di sepanjang jalan terkadang kami juga bertemu beberapa teman yang memang juga pulang sekolah jalan kaki melewati daerah tersebut. Mungkin pemandangan seperti inilah yang juga sudah tak ada di masa kini. Seiring dengan lingkungan yang mulai berubah.

Perjalanan itu sebenarnya memanglah tak cukup dekat. Kami beberapa kali melewati jembatan lalu perrsawahan hingga pemakaman yang cukup mencekam. Terkadang aku merindukan jalanan itu. Sudah lama sekali aku tak lagi menjejakkan kaki di tempat itu. Aku tak ingin ingatan itu terlupakan begitu saja.

Setelah sampai di studio rasa lelah selama perjalanan sedikit terobati. Kami berlatih dengan baik dan selalu mencoba melakukan yang lebih baik.

Meski pada dasarnya. Tak ada tekad lebih selain mengisi waktu dan menghibur diri sebenarnya.

1 jam berlalu, lagu 21 guns milik grup band Greenday menutup latihan di hari itu. Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan untuk pergi ke rumah koko dengan menaiki angkutan pedesaan yang menuju ke arah Baturaden.

Disana kami biasanya hanya sekedar berisitirahat dan bermain PS. Menikmati sejuknya baturaden dan pulang kembali. Ketika tak terasa hari akan segera menuju senja.

Aku teringat sore nanti ada sebuah pertandingan Sepakbola antar kampung di didesaku. Itu adalah waktu yang tak mudah untuk dilewatkan. Meskipun pada saat itu aku yang sedang dalam fase penyembuhan cedera sudah pasti tidak masuk dalam skema tim. Tapi tetap saja aku menantikan setiap pertandingan-pertandingan itu.

Setelah sholat ashar Koko mengantarku pulang kerumah dengan motornya. Aku merasa hari ini cukup panjang. Tetapi setidaknya malamnya aku bisa berisitirahat cepat karena malam ini (Sabtu malam Ahad) tak ada pembelajaran di madrasah.

Kurang lebih seperti itulah bagaimana kisah D'rick. Sebuah band yang berdiri tanpa direncanakan dan hingga akhirnya lenyap begitu saja termakan waktu.

Selaras dengan nada, sejalan dengan irama. Perlahan cerita itu mulai berakhir. Terkadang aku merasa ada penghalang yang membatasi diantara aku dan mereka. Ada sesuatu yang selalu terasa mengganjal. Hingga benar saja, aku dapati pertemanan itu memanglah tak berlangsung lama.

Menjelang akhir semester. Kesibukan dan jam tambahan sekolah membuat kami sangat sulit untuk berkumpul. Ditambah lagi kesibukan kehidupan pribadi masing-masing.
Karena memang Ujian Nasional dan kelulusan telah begitu dekat. Kami tak ingin ada ending yang tak mengenakan dalam perjalanan kami di SMP. Sehingga kita semua akhirnya bersependapat untuk fokus ke Sekolah. Karena memang sepertinya takdir akan membuat kami benar-benar terpisah.

Hari yang dinantikan akhirnya telah tiba. Kamipun lulus dan berpisah. Setelah itu semua berakhir dan tak pernah berkumpul kembali. Aku melanjutkan ke sekolah yang berbeda dengan yang lainnya. Bahkan sampai sekarang aku tak pernah lagi mengetahui kemana lagi Koko berada. Teman yang cukup dekat denganku saat itu.

Lanjut ke bagian 38

Make A Better Place (Autobiografi Triocahyo Utomo)Where stories live. Discover now