Tapi satu hal yang dia tahu, Farel dan mamanya orang baik.

Saat baru membuka pintu dan menutupnya pelan Amel menemukan pemandangan yang tak pernah ia lihat sebelumnya, tidak ada selang yang menempel di tubuh Devan bahkan cowok itu terlihat lebih baik sekarang.

Amel berjalan mendekati Devan yang belum sadar kehadirannya.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Devan dingin, tanpa menatap dirinya.

Senyuman itu menyurut. Dugaannya salah, ia kira setelah melupakan kejadian kemarin Devan bersikap manis lagi seperti dulu tidak dingin dan menjelaskan semuanya, ternyata salah besar.

"Ini aku bawain roti panggang pakai selai kacang seperti biasa, kamu masih sakit jadi belum bisa makan yang berat jadi aku bawain roti buat sarapan kamu." mengabaikan ucapan Devan, Amel membuka kotak makanya yang sengaja di siapkan untuk Devan.

"Bawa pulang, gue gak mau makan." lagi lagi Depan berkata ketus.

"Tapi kamu belum sarapan kan?"

"Olivia lagi beli sarapan buat kami,"

Seketika tubuhnya membeku ia tidak menyangka jika Olivia berada di rumah sakit ini, ah bagaimana ia bisa lupa jika Devan rawat di sini sudah pasti cewek itu berada di sini.

"Oh..." menunduk lalu menutup kotak makan itu.

"Mendingan lo pulang, bentar lagi Olivia balik." ucap Devan ketus.

Amel mengangkat kepalanya menatap mata yang tajam itu kini berubah menjadi dingin, tatapan pertama kali mereka bertemu.

Tatapan itu tidak pernah lagi terlihat saat mereka pacaran, Devan selalu menatapnya penuh Cinta, kerinduan dan kasih sayang.

Kemana tatapan itu?

Semuanya hilang dalam waktu yang bersamaan.

Sekejap.

"Dev, a-aku––"

"Sayang, aku beliin kamu bubur kamu makan ya." suara seseorang ia kenal dari belakangnya. Dia Olivia.

"Aku suapin ya," Devan mengangguk. Olivia mengambil kursi yang berada di dekat ranjang Devan dan membantu cowok itu mengambil posisi duduk.

Devan membuka mulut, Olivia mulai menyuapkan Devan sedikit demi sedikit.

Semuanya terasa mati buat Amel, melangkah saja tidak bisa semuanya terasa berat jangan lupakan dadanya terasa sesak.

Yang paling ia merasa sedih ketika Devan sama sekali tidak melirik kearah nya, ralat tidak peduli keberadaan dirinya.

Cowok itu menatap Olivia sedang menyuapkan bubur ke mulutnya, tidak pernah lepas.

Tanpa Amel sadari, air matanya mulai turun. Katakanlah ia cengeng, Cinta membuatnya cengeng.

"Eh Amel lo di sini? Sorry gue gak liat abisnya lo cuma berdiri kaya patung. " sinis Olivia seraya menaruh mangkuk bubur yang telah kosong.

Dengan cepat ia menghapus air matanya, tidak mau terlihat lemah oleh orang lain.

"Enggak apa-apa, maaf udah ganggu waktu kalian tadinya gue bawa sarapan buat Devan karena dia kan masih sakit jadi belum bisa makan berat dulu, gue gak tau kalo lo ada di sini. " kekeh Amel.

"Lo bawa apaan?" Olivia melihat kotak makan yang di pegang Amel. "Roti?" tebaknya.

"Duh Mel, Devan mana kenyang cuma di kasih makan roti dia juga butuh makanan yang bergizi kali, " sinis Olivia.

"Maaf gue gak kepikiran sampai situ." Amel manatap Devan yang sama sekali tidak menatapnya. "Dev, aku taro ini di nakas ya kalo nanti siang tiba-tiba kamu laper bisa makan ini sebagai ganjelan, aku ada di sofa kalo kamu masih butuh aku." Amel berjalan cepat menuju sofa yang menghadap ke jendela, ia duduk di sofa itu.

Samar-samar ia mendengar percakapan keduanya membuat dirinya tidak bisa menahan sesaknya.

"Kamu istirahat lagi ya Dev, " ucap Olivia sambil membantu Devan untuk berbaring kembali.

"Kamu tidur di mana?"

"Di sofa,"

"Jangan! " cegat Devan saat Olivia ingin beranjak.

"Kenapa?" tanyanya bingung.

Devan menggeser tubuhnya kemudian menepuk ranjang di sebelahnya yang kosong. "Kamu tidur di sini" titahnya. Dengan senang hati Olivia menuruti kemauan cowok itu.

Sedangkan Amel hanya melihat mereka lewat pantulan cahaya di jendela, ia merasa jadi prang ketiga di sini tidak ada yang peduli dengan adanya dirinya atau tidak.

Ternyata tidak di anggap lebih menyakitkan melebihi apapun.

Dia berusaha keras supaya tangisan tidak terdengar oleh siapa pun meski ia tahu usaha itu tidak membuahkan hasil.

Setelah merasa puas menangis dalam diam, ia pun bangkit dari duduknya pinggangnya terasa pegal karena terlalu lama duduk, manahan nafasnya melihat kedua makhluk itu tidur saling berpelukan, ralat Devan memeluk Olivia dalam tidurnya.

Amel tersenyum kecut melangkah mendekat kearah sang kekasih seperti ia butuh udara segar sekarang berada di tempat itu membuatnya tidak bisa bernafas, semuanya semu.

"Dev, aku izin keluar ya kalo kamu butuh aku ada di kantin." bisiknya di telinga Devan.

Apaan ini?!

Butuh?

Devan tidak mungkin memakai dirinya, sudah jelas cowok itu lebih memilih Olivia di bandingkan dirinya.

Rasanya mustahil sekali!

Entahlah ia tidak mengerti letak kesalahannya di mana yang pasti ia akan terus berusaha memperbaiki semuanya.

"Mel lo mau ke mana?" ucap Olivia sedikit berteriak.

Amel berhenti sejenak tanpa menoleh ke arah mereka. "kantin,"

"Gue boleh titip makanan, gue gak bisa tinggalin Devan sendiri," tanya nya.

Amel menghela nafas kemudian mengangguk ragu.

"Oke, kamu mau apa sayang?" tanya Olivia pada Devan.

Panggilan itu!

Kakinya melemas seketika, rasanya berat sekali untuk melangkah, lidahnya kelu untuk berucap.

"Sayang, aku ga laper." rengek Devan—mencondongkan badan lalu mencium pipi Olivia.

Cewek itu tersenyum malu-malu. "Mel, beli sup ayam sama makanan berserat terserah lo apa aja! Tapi inget yang bergizi dan bersih! Kalau sampai nantinya Devan kenapa-kenapa, orang pertama yang gue salahin adalah lo!" tegas Olivia.

Sudah cukup semua!

Ia tidak bisa bertahan di tempat menyakitikan itu!

Lebih baik menyingkir saja!

••••

Devan jahat bangetttt WOIIIIII😭😭😭

Feelnya ga dapet samsek😥😭 aku sedih sekaligus takut, takit kalian kecewa sama hasilnya 😭😭😭,tp gpp deh udah berusaha ya kan😄

Berapa minggu belakang mood aku naik turun, jadi aku memutuskan untuk rehat sebentar dari pada aku terus paksain takut hasil ga gak maksimal.

Setelah chap ini aku cepetin, jadi langsung loncat sebulan biar ga terlalu lama dan kemungkinan besar akan berlanjut sampai ending wkwk

Biar gak terlalu lama ngantung, aku pengen cerita ini cepet-cepet selesai gitu supaya aku bisa lebih lega gak punya utang lagi sama kalian wkwk

Satu lagi! Aku udah tentuin endingnya dan ini udah FIX ya! Apapun hasilanya nanti kalian harus terima oke wkwk

Gimana? Lanjut?

Tbc❤

Melvan❤

Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅Where stories live. Discover now