Angga mencubit pipi kanan Amel gemas. "Calon tunangan gue gemesin banget sih!"

Dia tidak salah dengar barusan?

Calon tunangan?

"Hm...ngelamun lagi kan, ngelamunin apa sih lo? Pasti gue kan? Ngaku!" desak Angga menyempitkan matanya.

Amel mendorong wajah Angga kerena jarak mereka terlalu dekat, ia hanya takut menimbulkan kesalah pahaman nantinya. "Sinting!"

"Dan satu lagi, lo bukan calon atau tunangan gue! Sampai kapanpun gue gak akan mau tunangan sama lo atau siapa pun!" tegas Amel dan memilih menyibukan diri dengan ponselnya.

"Iya iya terserah lo, yang penting cepet atau lambat lo bakal jadi tunangan gue." ucap Angga tenang.

What?! Tunangan?

Tunangan dengan orang lain sama sekali tidak terfikirkan olehnya.

"Shut up!" seru Amel dengan nada kesal.

"Oke, tapi lo gak bisa jauh-jauh dari gue." Angga memperlihatkan kemeja yang ia pakai.

Sial!

Kemeja itu sama persis dengan yang dia pakai.

Jangan bilang––

"Gue pindah ke sini," seolah tahu apa yanh di fikirkan oleh Amel dan itu membuat terkejut sekaligus takut.

Itu akan mempersulit semuanya.

Lalu bagaimana jika Devan tahu?

Amel seperti kekasih yang takut pacarnya tahu bahwa dirinya selingkuh.

No! Dia tidak selingkuh.

Dia harus segera menemukan jalan keluar dari masalah ini.

Jalan satu-satunya; bicara baik-baik dengan Nathan.

Ya, itu jalan terbaik.

Semoga saja Nathan masih memiliki belas kasih kepada anak kesayangan nya ini.

"L-lo sekolah di sini, maksud gue, kenapa lo harus pindah ke sini?" masih dalam keterkejutannya dengan cepat ia menyembunyikan itu.

"Mau jagain calon tunangan gue, " jawab Angga asal, saking asalnya membuat Amel ingin mengetuk kepala Angga.

"Astaga! Udah berapa kali gue bilang! Gue bukan CALON TUNANGAN lo." seru Amel sengaja menaikan suaranya,kesal.

"Lo makin ganas aja ya Ren, tapi gak apa-apa gue tetep sayang." Angga mengelus tangan Amel lembut.

"Lo harus tahu walaupun lo galak gini tapi lo tetap cantik di mata gue." goda Angga.

Sayangnya tidak mempan bagi seorang Renata Amelia.

Amel berdecih lalu menarik tangannya. "Basi, "

"Lo kira makanan basi," canda Angga.

Amel tak hiraukan gurauan Angga sama sekali tidak penting itu.

"Sekarang lo mau apa? Gue gak ada waktu buat ladenin omong kosong lo," ucap Amel to the point.

"Good! Gitu kek dari tadi masa harus di kasih kode dulu baru paham, " Angga berdeham lalu berkata. "Jadi om Nathan suruh gue masuk sini supaya bisa ngawasin lo 24 jam."

Amel memejamkan matanya, kesal tentu saja. Mengapa Nathan jadi seperti ini? Mengawasinya takut dirinya melakukan sesuatu di luar nalar.

Amel tidak tahu pasti apa yang membuat Nathan tiba-tiba menjodohkan dirinya dengan laki-laki sama sekali tidak ia cintai.
.
Well, Angga baik, memang. Tetapi tetap saja namanya hati tidak ada yang tahu dan tidak ada yang bisa memilih.

Tapi apa alasannya?

Ini semua pasti memiliki alasan kan?

Nathan tidak bisa memaksakan kehendaknya!

Amel berhak bahagia dengan pilihannya.

Dia harus segera pulang dan membicarakan ini semua dengan Nathan.

Menghela nafas kini menatap Angga tajam. "Inget ya, gue bukan bocah yang harus di jagain! Selama ini ayah gak pernah mempermasalahin ini, dan sekarang? Semenjak ada lo gue ngerasa kaya anak manja! Gue gak masalah kalau lo pindah ke sini, tapi gue mohon jangan pernah lo bilang ke siapapun tentang perjodohan konyol ini! Kerena apa? Gue gak mau tunangan sama lo!

"O iya, lo gak perlu bela-belain pindah ke sini cuman buat jagain gue, itu sia-sia aja! Jadi jangan salahkan gue jika gue gak pernah anggap lo ada, karena itu kenyataan. Lo di sini cuman suruhan bokap gue, ngerti?"

"Ah, gue lupa." Amel semakin menajamkan pandangannya. "Jangan pernah manggil gue Renata nama sialan itu, dia udah mati! Dan lo tahu kan orang sudah mati tidak akan bisa bangkit lagi. Jadi jangan harap lo bisa bangkit lagi setelah ini!"

"Lebih baik lo pulang sekarang kerena kedatangan lo gak ada gunanya, sia-sia!" setelah mengeluarkan unek-unek nya Amel segera membereskan bukunya dengan cepat dan keluar dari tempat menyiksa itu.

Tubuhnya tiba-tiba membeku seketika.

"Lo gak bisa gini terus! Lo harus berdamai dengan masa lalu Ren!"

Amel memejamkan mata sambil mengeratkan pegangan pada bukunya kemudian ia berbalik. "Bukan urusan lo!" melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

"Lo berubah Ren," lirih Angga menatap kepergian Amel kian menjauh.

••••

Udah lama draft baru sempet update sekarang hehe, btw udah selesai UAS ya nih? Aku baru ada waktu setelah selesai hehe

Moga suka ya, vote dan komen juga yukkk!

Doain ya, semoga cerita ini cepet-cepet selesai jadi aku gak punya utang lagi wkwk

Tbc💛

Melvan💛

Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora