[43] About Hurt

37.3K 3.3K 475
                                    

Jika memang hanya pedih yang di dapatkan, mengapa masih banyak saja orang yang bertahan ketika sudah disia-siakan?

Dua minggu berlalu, dua minggu pula Ravin melalui hari-harinya tanpa kehadiran Ara.

Dan hari ini SMA Melodi akan melakukan kegiatan akhir tahun ke Lombok. Lebih tepatnya lagi mereka akan berkunjung ke Pantai Senggigi yang terkenal dengan keindahannya.

Kini Ravin tengah berjalan seperti murid yang lainnya untuk segera memasuki pesawat. Entah rencana apa yang telah Tuhan buat, kini Ravin duduk bersebrangan dengan kursi Ara dan Chiko. Sehingga ia dapat melihat dengan jelas bagaimana bahagianya dua sejoli itu.

Setelah 30 menit pesawat mereka mengudara, Ravin mendengar suara yang tak asing baginya.

“Mau makan roti dong!” Ara mengambil sebungkus roti coklat yang berada di genggaman Chiko.

“Nggak boleh, nanti lo gendut!” Chiko tak mau memberikannya pada Ara.

Ara berdecak kesal. “Chik, gue tonjok lo ya lama-lama? Siniin nggak rotinya!”

Chiko justru tertawa meledek. “Emangnya lo bisa nonjok gue?”

“Bisa lah!”

Chiko lagi-lagi tertawa. “Gue kira, lo bisanya sayang sama gue doang.”

Ara tersenyum lalu mengambil sebungkus roti yang akhirnya Chiko berikan pada Ara. Ara memakan roti itu dengan sangat lahap sehingga menyisakan coklat di sudut bibirnya.

“Sayang.”

“Pelan-pelan dong makannya.”

Chiko mengelap sudut bibir Ara dengan tangannya lalu mengacak gemas rambut Ara.

“Emangnya lo sayang sama gue?”

“Ya sayang lah, Ra.”

Sedangkan diseberang sana, Ravin hanya tersenyum.

Jika pernyataan cinta tak harus memiliki benar, mengapa cinta bertepuk sebelah tangan rasanya begitu menyulitkan?

Mengapa rasanya sangat menyakitkan ketika melihat orang yang kau cintai bersama yang lain?

Jika cinta itu memang menyakitkan, tetapi mengapa melupakan sangat sulit untuk dilakukan?

Jika memang hanya pedih yang di dapatkan, mengapa masih banyak saja orang yang bertahan ketika sudah disia-siakan?

Apakah aku harus menitipkan jutaan perasaan dan rindu pada awan?

Agar suatu saat kau akan tahu dan mengerti tentang apa yang aku rasakan ketika hujan membawanya jatuh ke bumi.

Beberapa menit berlalu, kini Ara tampak terdiam karena Chiko yang berada di sebelahnya kini sudah tertidur pulas.

Ravin menatap gadis itu sekilas. Ketika Ravin menatapnya, gadis itu pun menatapnya sehingga mata mereka bertemu untuk beberapa saat. Sebelum pada akhirnya, keduanya saling mengalihkan pandangan kearah yang lain.

Setelah melakukan perjalanan yang melelahkan, akhirnya kini mereka tiba di Pantai Senggigi. Pihak sekolah memang sudah mengatur jadwal keberangkatan mereka agar mereka dapat langsung menikmati sunset yang ada di Pulau Lombok secara langsung.

Diam-diam, Ravin menatap Ara dan Chiko yang tengah berdua di pinggir pantai.

“Ra, lo tau kalo gue selalu berdoa sama tuhan kalau suatu saat gue kepengen banget ngeliat sunset bareng lo?”

Have a Nice Dream [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang