"Aku harus pergi" ucap Arina.

"Selesai kelas nanti, lo ada waktu?" Varo menahan pergelangan tangan Arina.

Arina tampak berfikir sebelum akhirnya mengiyakan permintaan cowok itu. Varo tersenyum senang sampai mengecup punggung tangan Arina.

~~BOB~~

Tok

Tok

Tok

Tok

Bukan ketukan melainkan gedoran sebuah pintu cowok terlihat sangat frustasi sekarang. Kesalah pahaman ini harus di luruskan, tidak boleh di biarkan berlarut-larut.

"Mel, buka pintunya! Aku bisa jelasin semuanya!" teriak Devan frustasi.

Amel menutup kedua telinganya. Kejadian yang di lihatnya dengan matanya sendiri. Ia tidak menyangka Devan melakukan itu. Marah, kecewa, sakit bercampur menjadi satu. Devan sangat menyayangi nya tega melakuan itu.

"Mel, semuanya gak seperti yang kamu lihat!" teriak Devan sekian kalinya.

"Cukup, Dev! Cukup! " isak Amel.

"Ini cuma salah faham. Sayang, buka pintunya!" ucap Devan dengan suara parau.

Flashback on

Devan berjalan menuruni tangga satu persatu. Hari ini ia sudah berjanji untuk mengajak gadisnya jalan-jalan. Setelah beberapa hari Amel mengalami depresi dan Devan mengajak nya hanya membantu Amel tidak memikirkan kejadian itu lagi.

"Dev, kamu mau kemana?" tanya Dita.

Cowok itu mendekat lalu mengecup punggung tangan mamanya.

"Devan, izin keluar sebentar"

"Hmm....kamu mau ngedate ya" goda Dita.

Devan memutar bola matanya. "Keadaan Amel kurang baik saat ini Devan mengajaknya jalan-jalan supaya Amel melupakan kejadian itu" tutur Devan.

Dita tersenyum mendengarnya. Devan sudah tumbuh menjadi pria yang dewasa dan penurut seperti sekarang meski terkadang suka menghabiskan waktu di club bersama teman-temannya. Menurut Dita itu hal yang wajar untuk seorang anak remaja seusia Devan. Asal tidak melewati batas saja.

"Jangan sakitin Amel, Dev. Dia cewek yang baik," ucap Dita.

"Kenapa mama ngomong kaya gitu? Devan sayang Amel" ucap Devan sewot.

Dita tersenyum. "Mama tau, Dev. Mama hanya ingetin kamu aja" ucapnya. "Sudah, buruan! Amel udah nunggu kamu"

Devan mengangguk "Devan pamit, Ma"

"Hati-hati! Jangan ngebut di jalan" pesan Dita sedikit berteriak.

Tiba-tiba hujan turun membasahi jalanan. Rintikan hujan semakin lama semakin membesar. Banyak kendaraan beroda dua menepi di permukaan jalan untuk sekedar berteduh. Dari kejauhan Devan melihat cewek duduk di halte. Sendirian.

"Farah!" panggil Devan sedikit kencang.

Farah mengernyit"Devan?"

"Masuk" titah Devan.

Farah menurut, Devan melepaskan jacket lalu memakaikan nya kepada Farah.

"Baju lo basah, pake ini untuk sementara. Gue gak mau lo masuk angin" ucap Devan.

Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅Where stories live. Discover now