Kesalahan yang Adi lakukan beberapa tahun lalu kini kembali berputar layaknya kaset rusak di otaknya. Kesalahan kecil yang menyebabkan keluarganya hancur bukan hanya keluarganya saja tetapi masalah percintaan dengan Olivia pun kandas. Kenapa tuhan memberi masalah yang bertubi-tubi?

Dia mengambil ponselnya mengetikan suatu pesan.

Renata Amelia.

Goodnight by, sweet dream❤
I love you❤


Devan menatap langit-langit kamarnya tidak lama terlelap dalam alam bawah sadarnya.

~~BOB~~

Sinar matahari menyelinap masuk melewati jendela kamar. Seorang cewek bergelung di tempat tidur, waktu menunjukan pukul setengah tujuh. Bahkan ia tidak sadar seseorang memperhatikan dari jauh.

Devan memandangi wajah polos gadisnya itu, sudah setengah jam ia berada di kamar gadisnya. Lama kelamaan ia merasa bosan dan mendekatkan wajahnya dengan wajah kekasihnya, kini jarak wajah mereka hanya lima senti.

Amel mengerjapkan matanya seketika matanya terbuka lebar wajah Devan didepan wajah nya.

"Good morning, by"

Refleks Amel mendorong wajah Devan menjauh. Jarak yang begitu dekat membuat jantungnya hampir copot. Lebay.

"Sejak kapan kamu disitu?"

"Setengah jam yang lalu"

Amel membelalak matanya. Ia melihat jam menunjukkan pukul setengah tujuh. Dengan cepat ia berlari ke kamar mandi.

Devan dapat menggeleng-geleng kapala melihat tingkah sang kekasih.

"Devan bisa cepet dikit gak sih!?" omel Amel saat keduanya berada di motor.

"Pegangan" ucap Devan setengah berteriak.

"Hah?"

"Pegangan" Devan mengulangi perkataannya.
Amel menurut menggulung tangannya di perut sispex kekasihnya dan menaruh kepalanya di punggung Devan, menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.

Devan menggengam tangan Amel berada diperutnya, senyum tidak pernah luntur dari bibirnya.

"Pak Agus bukain pintunya, Pak!! " teriak Amel panik.

Pak Agus datang menghampiri keduanya. "Neng, Amel tumben telat?"

"Duh, panjang ceritanya! Bukain pintunya pak ini udah telat" pinta Amel.

"Tap-"

"Buka pak!!" Pak Agus hanya pasrah dan memberi jalan untuk keduanya.

Amel berjalan pelan melewati koridor matanya memperhatikan setiap ujung koridor berharap bu Risma tidak menemukan mereka. Devan? Tentu ia berjalan santai seperti biasanya. Toh, hukuman menjadi makanan sehari-hari.

"Dev, kok kamu santai banget sih" bisik Amel.

"Udah biasa"

"Ihh, kalo bu Risma liat kita gimana?"

"Tinggal di hukum doang" ucap Devan.

"Kamu tuh ya. Ngeremehin banget sih"

"DEVAN! AMEL! SINI KALIAN" teriak bu Risma.

Devan berjalan santai menghampiri bu Risman, sedangkan Amel menunduk takut percaya atau tidak ini yang pertama kalinya ia dihukum.

"SUDAH JAM BERAPA INI?"

Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang