Chapter 13

6.7K 366 823
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian (◕‿◕✿)


Happy Reading...
 

Kebahagiaan yang sesungguhnya
Ketika kita bisa menghabiskan waktu bersama orang yang kita sayang

Setelah kejadian itu banyak siswa yang membicarakan hubungan Devan dengan Amel. Ada yang mendukung, tidak suka, ada juga yang menentang hubungan mereka.

Devan sudah terbiasa dalam situasi seperti ini, tapi tidak dengan Amel ia merasa risih apalagi dengan perkataan yang terlontar dari para siswa yang tidak suka dengan hubungan mereka.

"Ciee yang udah public nih" goda Citra seraya menyenggol lengan Amel.

"Apaan sih!" ucap Amel tersipu malu.

Malu itulah yang ia rasakan sekarang apalagi saat mengingat kejadian di koridor tadi saat Devan menciumnya depan semua orang. Rasanya ia belum percaya kejadian tadi.

Citra menepuk jidatnya. "Dompet gue ketinggalan di kelas" ucap Citra panik.

"Yaudah buruan ambil sana" suruh Amel yang di angguki Citra.

Selepas kepergian Citra, Amel memasuki salah satu bilik toilet. Dadanya terasa sesak saat mendengar dua siswa itu ucapkan.

"Gila! Gue masih gak nyangka mereka pacaran. Padahal gue udah ngincer Devan dari lama" ucap salah satu dari mereka.

"Kok Devan mau ya sama Amel. Padahal gak cantik-cantik amat." ucap temen yang satunya.

"Kena pelet kali"

"Hush, jangan ngomong gitu entar ada yang danger" peringat temannya.

"Gue yakin hubungan mereka gak bertahan lama, secara saingan mereka banyak"

"Udah, jangan ngomongin orang dosa. Mending kita ke kantin"

"Kuy lah!"

Amel bersandar di dinding. Seperti ada beribu-ribu pisau yang menusuk dihatinya. Mendapat cemoohan dari orang yang tidak suka dengan hubunganya, sejak dulu ia dapatkan.

Ia belajar dari masa lalu bahwa kita tidak boleh memaksa orang lain untuk menyukai kita.

Air matanya jatuh namun dengan cepat ia menghapusnya. Menangis tidak akan menyelesaikan masalah. Ia harus tegar dan menerima yang orang lain bicarakan tentangnya. Ya, anggap saja mereka tidak pernah membicarakan tentang itu.

"Devan sudah berapa kali ibu bilang. Jangan buat ulah ini sekolah kalo kamu mau jadi berandalan diluar sana jangan di sini" omel bu Risma selaku kepala sekolah.

"Yaelah, bu. Namanya juga cowok adu jotos hal biasa, ibu kaya gak pernah muda aja" sahut Alan.

"Kamu diam! Saya tidak bicara sama kamu!!" bentak bu Risma.

"Yaelah sensi amat tuh guru" gumam Alan.

"Dan kamu Ardan. Kalian itu temenan kan, kenapa kalian bisa berantem kaya tadi"

"Pemanasan aja sih, Bu"

"Kalian nih gak ada bosan-bosannya keluar masuk ruang Bk. Ibu saja sudah bosan melihat muka kalian. Tiap hari kalian bolos pelajaran, selalu telat, pakaian tidak pernah rapi, merokok di area sekolah mau sampai kapan kalian seperti itu"

"Dan buat kamu Devan, jangan karna kamu anak pemilik yayasan ini, kamu dapat berbuat semau kamu. Sekolah ini punya aturan yang harus kalian ikuti"

"Nih guru kebanyakan ceramah, anjir," gumam Alan.

Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang