Amel berani bersumpah ia mencintai Devan tulus. Tidak ada maksud tertentu.

Kenapa sulit sekali untuk bahagia...

'Gue benci hidup gue' 

~~BOB~~

Devan mengecak rambutnya frustasi, sejak keluar dari ruang Bk Devan memutari seluruh area sekolah. Dari mulai perpustakaan, taman belakang, kantin, gudang dan rooftop namun hasilnya nihil. Entah, mengapa firasatnya tidak enak.

Langkah nya terhenti saat melihat Citra baru saja keluar dari kelas. Tanpa berfikir panjang Devan berlari kecil untuk menyusul Citra.

"Lo liat Amel?" tanya Devan.

"Loh? Emangnya dia belum balik?" tanya Citra balik.

Devan mengernyit. "Gue tanya, harusnya lo jawab bukan tanya balik" ucap Devan sewot.

"Iya maaf deh, gue kira dia udah balik" ucap Citra.

"Emang dia kemana?" tanya Devan lagi.

Citra berfikir sejenak. "Tadi sih gue tinggalin dia di toilet terus sampai sekarang belum nonggol juga tuh anak" jelas Citra.

"Lo tinggalin dia ditoilet?" Citra mengangguk

Tanpa mengucapkan sepatah kata, Devan berlari menuju toilet cewek. Utung saja tidak ada yang melihatnya masuk kedalam. Dan benar saja Amel berada dalam toilet ini duduk dibagian ujung sambil memeluk lututnya.

"Kamu kenapa hm?" tanya Devan cemas.

Amel mendongak tatapan mereka bertemu beberapa saat sampai Amel memeluk tubuh kekasihnya, menyembunyikan kepalanya di dada bidang kekasihnya.

"Sttt...tenang disini ada aku" ucap Devan memenangkan.

Devan mengecup kepala Amel berkali-kali. Di kepalanya banyak pertanyaan yang membuat gadisnya menangis seperti ini. Jika ia tahu orang itu akan ia habisi orang itu sekarang juga.

Setelah Amel merasa tenang, Devan melepaskan pelukannya lalu mengecup dua kelopak mata gadisnya tangan kekarnya terulur mengelus pipi gadisnya.

"Kamu kenapa sayang?" tanya Devan lembut.

Amel terdiam. Apakah ia harus mengatakan yang sebenarnya kepada Devan? Ia hanya tidak mau masalahnya akan menjadi runyam.

Amel menggeleng. Jawaban yang paling tepat untuk saat ini.

Devan tidak percaya begitu saja dengan jawaban Amel. Devan menatap mata Amel ada luka di matanya. Ia yakin jika Amel belum bisa mengatakanya sekarang.

"Ya sudah, kalo kamu belum bisa cerita, gapapa aku ngerti." ucapan Devan membuat Amel semakin bersalah denganya.

"Kamu udah makan?" Amel menggeleng.

"Kenapa belum hm" ucap Devan. "Aku gak laper, Dev" jawab cewek itu.

"No! Kamu harus makan. Aku belikan makanan di kantin ya" baru Devan ingin bangkit lengannya ditahan oleh Amel.

"Kenapa?"

"Aku mau pulang" ucapnya pelan.

Devan menghela nafas kasar. "Kita ke apartemen dulu ya, aku buatkan makanan yang spesial buat kamu" ucap Devan sambil mencubit pipi Amel gemas.

"Aw!"

Seketika raut wajah Devan berubah cemas saat melihat pipi Amel sedkit memerah seperti bekas tamparan.

"Pipi kamu kenapa?" ucap Devan meninggi

Amel menelan saliva susah parah. Skakmat! Ia bingung harus menjawab apa. Sedangkan Devan menatap Amel penuh selidik.

Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin