"Kalian cepat sekali ya mengorganisir pengikut tersendiri--mirip--Delhart."

Aku menoleh dengan penuh keterkejutan padanya.

Seriuskah dia menyamakan si arogan Delhart dengan kami?!

"Maaf, tapi apa sih maksudmu?!"
Bantahku segera.
"Kakakku pergi memancing karena ceritaku tentang perkiraan stok makanan kapal ini yang menipis!"

Ampun!

Archibald ini sungguh sedang dilanda krisis percaya pada orang disekelilingnya.

Bisa kau salahkan dirinya jadi seperti itu?

"Jadi bukan untuk-"
Aku terbata-bata sendiri.
"Tentu jauh sekali dari niatan-"

"Hampir satu ton lagi ya berat hiunya?"

Bibirku mengerucut.
"Ya perkiraannya, sekitar segitu."

"Itu bukan jenis Hiu biasa, sekali tombak lagi yang kudengar-

"Kakakku memang jika melakukan sesuatu, selalu tak tanggung-tanggung. Walau terkadang dengan cara agak ekstrim-"

"Ya tentu kau benar."
Archibald mengangguk-angguk penuh.
"Bahkan kesan pertemuan pertama kita juga bisa dikategorikan sangat ekstrim, bukan? Hahahah-"

Oh God.

Aku tak bermaksud membawa pembicaraan ini mengarah kesana.

"Apa kau hanya akan bersantai disana saja Luce?"

Suara panggilan Regi membuat pembahasanku dan Archibald otomatis terhenti.

"Tahu sih ini hadiah, tapi apa kau tak penasaran proses potongnya?"
alisnya mengangkat.
"Sekalian belajar."

Tanpa ada melirik lagi ke Archibald aku segera maju bergabung. Kuambil posisi berjongkok diantaranya dan Vincent, berhadapan langsung dengan punggung lebar hiu.

Aku sedang mengikuti Vincent merabai kulit sirip licin hiu yang terasa dingin kaku ditangan ketika Regi bergumam dengan bahasa nativ kami sendiri.

"Kau oke? Kau terlihat seperti tertekan berdiri dengan dia disana, ada apa?"

"Ah tidak ada apa-apa. Dia hanya mengutarakan ketidak-setujuannya tentang perburuan hiu ini."

Pandangan Regi jatuh pada Archie.

"Hiih jangan tatap dia seperti itu Reg-"

"Apa? Ada apa boss?"
Salah satu tentara melihat kami ikutan nimbrung.

Aku ingin menepuk jidat rasanya.

"Ada apa?"
Tanyanya lagi ulang ketika tatapan Regi dari Archibald berpindah padaku.

"Tak ada apa-apa."
Sangkalku cepat.
Benar-benar aku tak mau terkesan seperti tukang ngadu.

"Archie kenapa--"

"Ssht!"
Aku mendesis.
"Sungguh tak apa-apa. Dia hanya kurang menyetujui perburuan hiu karena ada hukum yang melarangnya. Dan kurasa dia memang benar-"

"Ah biarkan saja! Archie memang agak kaku dengan aturan-"
Sahut salah satu tentara yang memegang golok.
"Ayo boss! Beritahu kami segera cara potongnya!"

Aku menghembuskan napas lega atas perubahan topik ini.

"Mudah saja sebenarnya,"
Mulai Regi dengan memandang mengitar kesemua, terakhir padaku.

"Pertama kita bersihkan isi perutnya terlebih dulu. Gores tekan pisau pada kulitnya dalam bentuk sembilan puluh derajat. Dimulai dengan pinggir insang kiri ini,"
Ia mencondongkan badannya maju.

RED CITY : ANNIHILATION Where stories live. Discover now