Sumber Rujukan

59.9K 2.5K 115
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Iya, ini memang bukan up. Tapi nanti malam insyaAllaah akan up lagi.

Semoga masih ada yang bersedia membaca, sebentar saja karena ini bahkan tidak lebih panjang daripada ceritanya sendiri.

Sesekali bahkan seharusnya kita harus lebih banyak mempelajari ilmu agama 'kan?

Jangan sampai hanya karena cerita fiksi menjadikan kita lalai.

____



Mengingat cerita yang saya tulis, banyak sekali hadits yang saya cantumkan, kemungkinan sebagian atau banyak di antaranya kadang kala berbeda dengan yang diketahui oleh pembaca sebelumnya. Jadi, izinkan saya membagi sumber yang saya selalu gunakan agar tidak terjadi kesalahpahaman apalagi terkesan menggurui.

Karena ada beberapa yang sudah mengatakan, nanti akan saya share pada bagian yang paling bawah.

Meskipun ini hanya cerita fiksi, tetapi jika sudah menyangkut hadits, dan lain-lain tentu tidak boleh fiksi pula 'kan? Jadi sebelum saya bagikan, tentu akan saya pelajari terlebih dahulu kebenarannya. Karena setiap apa yang kita bagikan akan dimintai pertanggung jawaban.

Saya mengambil sumber berdasarkan manhaj salaf. Manhaj adalah metode, tata cara, atau sebuah jalan yang lurus.

Syaikh Doktor Nashir bin Abdul Karim Al 'Aql mengatakan, "Salaf adalah generasi awal umat ini, yaitu para sahabat, tabi'in dan para imam pembawa petunjuk pada tiga kurun yang mendapatkan keutamaan (sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in, -red). Dan setiap orang yang meneladani dan berjalan di atas manhaj mereka di sepanjang masa disebut sebagai salafi sebagai bentuk penisbatan terhadap mereka." (Mujmal Ushul Ahlis Sunnah wal Jama'ah fil 'Aqidah, hal. 5-6).

Tentunya berdasar pada Al-Qur'an dan Sunnah menurut pemahaman salafush shalih. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Al Qalsyani dalam kitabnya Tahrirul Maqalah min Syarhih Risalah, "Adapun Salafush shalih, mereka itu adalah generasi awal (Islam) yang mendalam ilmunya serta meniti jalan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan senantiasa menjaga Sunnah beliau. Allah ta'ala telah memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya dan menegakkan agama-Nya.

Para imam umat ini pun merasa ridha kepada mereka. Mereka telah berjihad di jalan Allah dengan penuh kesungguhan. Mereka kerahkan daya upaya mereka untuk menasihati umat dan memberikan kemanfaatan bagi mereka. Mereka juga mengorbankan diri demi menggapai keridhaan Allah..."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sebaik-baik orang adalah di jamanku (sahabat), kemudian orang sesudah mereka (tabi'in) dan kemudian orang sesudah mereka (tabi'ut tabi'in)." (HR. Bukhari dan Muslim)


  وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ  

"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. At Taubah: 100).

SEQUEL HAIFA ON PROCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang