Empat Belas

84.9K 6.3K 169
                                    

Ini alur waktunya pas Arsen dan Arsel belum menikah. Pas Alesha udah balik ke Malang. Jadi jangan heran kalau mereka masih jomblo wkwk

Part ini bahas pernikahan, jangan baper! Dah itu aja ehehe

-.-

Semoga yang baik segera dipertemukan dengan yang baik pula, dan semoga yang tidak baik segera dipertemukan dengan yang pandai memperbaiki.

***

Ayu menatap selidik pada kedua anak sulungnya.

"Kalian lagi berantem?" tanya Ayu. Akhirnya ia bisa menyuarakan apa yang ada di pikirannya sembari menyantap makanan di hadapannya.

Keduanya tidak menjawab. Sedangkan Abram, Arsen, dan Arsel yang mulai menangkap maksud Ayu, ikut melirik ke arah Arvan dan Arvin yang tampak tidak terganggu dengan suasana sekelilingnya.

"Kak Arvin?" panggil Ayu meminta penjelasan.

Arvin terdiam, mengedikkan bahunya dan mengambil semangka tanpa isi untuk kesekian kalinya yang kali ini tersisa satu buah di meja makan. Sedangkan Arvan yang sedari tadi belum menikmati semangka tersebut, berniat mengambil dan bertepatan dengan Arvin yang menjulurkan tangannya.

Arvin menatap sengit ke arah Arvan ketika punggung tangannya tidak sengaja disentuh oleh kembarannya itu.

"Kak Arvin ambil lagi aja di kulkas, itu buat Kak Arvan dari tadi belum makan, atau Kak Arvin mau umi ambilkan?" tawar Ayu.

Dengan muka bersungut-sungut Arvin menyingkirkan tangan Arvan di atas punggung tangannya. "Enggak perlu, Mi."

"Kalian lagi berantem ya?" tanya Ayu sekali lagi. "Kak Arvan?"

"Enggak kok," jawab Arvan santai.

"Nggak kecil sampai dewasa gini masih aja berantem," ucap Ayu terkekeh.

"Kenapa? Rebutan apa lagi kali ini?" Abram ikut menimpali. "Mainan? Udah bisa beli sendiri 'kan? Atau mau dibelikan?"

"Minta dianterin sekalian ke pasar malam, Bi," celetuk Arsel.

Arvin melotot menatap Arsel yang dibalas dengan juluran lidah.

"Nggak baik musuhan, apalagi kalau udah lebih dari tiga hari," nasihat Arbam. "Kalian udah berapa hari?"

"Baru juga tadi pagi, Bi," ceplos Arvin. Sedetik kemudian ia menyesali ucapannya.

"Nah 'kan, kenapa coba berantem?" Ayu menatap Arvin dan Arvan di seberangnya, padahal keduanya duduk berdampingan, tetapi tidak saling menatap satu sama lain sedari tadi.

Tidak bertegur sapa atau memutuskan hubungan dengan sesama muslim tidak diperbolehkan, karena Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda:

"Tidak halal bagi seseorang apabila ia memutuskan hubungan dengan saudaranya sesama muslim melebihi tiga hari, keduanya saling bertemu namun saling mengacuhkan satu sama lain dan yang terbaik dari keduanya adalah yang memulai menegur dengan mengucapkan salam." (HR. Al-Bukhari No. 5727 dan Muslim No. 2560)

Apalagi saudara yang diputuskan hubungannya ini merupakan seorang mukmin yang sangat dekat seperti saudara kandung, keponakan, paman, sepupu yang justru akan membawa dalam dosa sangat besar.

Kecuali jika mereka memang dalam kondisi bermaksiat kepada Allah, maka memutuskan hubungan yang sekiranya bertujuan untuk menghentikan kemaksiatan tersebut diperbolehkan karena masuk dalam kategori menghilangkan kemungkaran.

SEQUEL HAIFA ON PROCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang