Sebelas

102K 7.2K 310
                                    

Dia... mungkin yang sering berpapasan denganmu tanpa salam dan sapa. Dan dia... yang mungkin ternyata memiliki doa yang sama denganmu.

***

  الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ عَهِدَ إِلَيْنَا أَلَّا نُؤْمِنَ لِرَسُولٍ حَتَّىٰ يَأْتِيَنَا بِقُرْبَانٍ تَأْكُلُهُ النَّارُ ۗ قُلْ قَدْ جَاءَكُمْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِي بِالْبَيِّنَاتِ وَبِالَّذِي قُلْتُمْ فَلِمَ قَتَلْتُمُوهُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ  

"(Yaitu) orang-orang (Yahudi) yang mengatakan: 'Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kami, supaya kami jangan beriman kepada seseorang rasul, sebelum dia mendatangkan kepada kami korban yang dimakan api.' Katakanlah: 'Sesungguhnya telah datang kepada kamu beberapa orang rasul sebelumku membawa keterangan-keterangan yang nyata dan membawa apa yang kamu sebutkan, maka mengapa kamu membunuh mereka jika kamu adalah orang-orang yang benar'." (QS. Ali 'Imran: 183)

  فَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقَدْ كُذِّبَ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ جَاءُوا بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَالْكِتَابِ الْمُنِيرِ  

"Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna." (QS. Ali 'Imran: 184)

  كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ  

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (QS. Ali 'Imran: 185)

Haifa mengakhiri tilawahnya setelah mendengar suara adzan isya'. Ia memang terbiasa mengisi sela-sela antara shalat maghrib dan isya' dengan membaca Al-Qur'an. Dengan begitu Haifa bisa melanjutkan mengerjakakan urusan dunianya dengan nyaman.

Menjadi anak rantau yang jauh dari orangtua, membuat Haifa harus terbiasa melakukan segala sesuatunya dengan sendiri. Dan saat ini, ia benar-benar menikmati perannya mengatur kehidupannya sedemikian rupa.

Bukankah hal tersebut sudah menjadi bukti jika memang Haifa sudah siap untuk memulai hidup baru? Memikirkan hal itu, tiba-tiba ia malu sendiri karena bayangan Arvin langsung terlintas di benaknya.

Arvin lagi apa ya?

Sedetik kemudian Haifa menghilangkan senyumnya yang sedari tadi merekah sembari menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba untuk tersadar dari hayalannya yang mulai tidak karuan.

Haifa duduk di atas lantai sembari bersandar di pinggiran kasur. Entah kenapa tiba-tiba ia hanya ingin malas-malasan tanpa melakukan apapun. Padahal Haifa masih mengingat dengan jelas kalau beberapa menit yang lalu ia baru membanggakan dirinya mengatakan sudah siap untuk membangun keluarga.

Haifa menatap lurus ke depan sembari mengingat kembali proposal Arvin yang sudah ia baca untuk kesekian kalinya. Mungkin Haifa sudah menghapal dengan benar tiap kalimatnya karena terlalu sering dibaca. Biar bagaimanapun, ia masih tidak mempercayai bahwa akan sampai pada titik ini, di mana Arvin mulai mendekat ke arahnya.

SEQUEL HAIFA ON PROCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang