Dua Puluh Delapan

93.6K 7.7K 473
                                    

Sekiranya nilai sprititual yang saya sampaikan ada yang tidak sesuai, silahkan mengoreksi tetapi dengan tutur kata yang sopan juga disertai dengan dalil bukan hanya sekedar argumentasi.

★★★

MasyaAllaah karena respon chapter kemarin pecah banget ya hihihi jadi semangat upnya.

Terima kasih banyak yang sudah membaca ❤

⚠BAPER

⚠BAPER

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini aku dan kamu sudah menjadi kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kini aku dan kamu sudah menjadi kita. Jadi, jangan sungkan untuk menjadikanku sebagai tempat berlabuhmu.

***

"Nanti mendekati maghrib jadi dihapus dulu make upnya, Mbak?"

Haifa yang tengah memejamkan matanya mengangguk ketika mendengar pertanyaan dari perias di hadapannya. "Iya, Bu Wina."

Resepsi pernikahan dimulai pukul sembilan pagi sampai selesai. Tetapi jika tamu undangan datang sebelum dhuhur maka tidak akan mendapati pengantin di kuade, pasalnya Haifa mulai mengenakan riasan dan gaun pernikahannya setelah shalat dhuhur dengan alasan supaya tidak melalaikan waktu shalat. Setelahnya Haifa akan menjaga wudhunya sampai shalat ashar.

Kemudian Haifa akan menghapus make upnya menjelang shalat maghrib dan akan membenahi riasan setelah shalat. Setelahnya menjaga kembali wudhunya sampai shalat isya'. Tetapi dengan catatan bukan make up yang berlebihan atau terlalu mencolok serta bukan kosmetik dari bahan yang mengandung zat berbahaya yang dilarang dalam Islam.

Solusi lain bisa dengan memilih waktu yang tepat seperti saat tanggal menstruasi, sehingga tidak ada alasan lain untuk melalaikan shalat.

۞ يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

SEQUEL HAIFA ON PROCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang