Matahari

337 29 0
                                    

Saat fajar hendak menyingsing aku putuskan menyusuri dek kapal dan berdiam diri di sana hendak melihat indahnya sang Surya bangun dari peristirahatannya.
Angin berhembus begitu lembut menimpaku.

Kilauan-kilauan cahaya nampak begitu menakjubkan saat sedikit sinar sang Surya membias di atas permukaan air laut.
Warna langit yang semula biru tua perlahan memudar dan menjadi biru muda karena cahaya sang fajar yang telah terbangun dari lelapnya.

"Wahhh....indahnya..." ujarku terkagum-kagum.

"Ternyata kau di sini.
Mau juga ku ajak lihat matahari terbit." ujar Michael yang tiba-tiba melangkah menghampiriku dari belakang.

"Itu sudah terbit." ujarku polos sambil menunjuk ke arah matahari yang sudah sedikit meninggi.

"Hhhh...gara-gara cari kamu aku jadi gak lihat mataharinya kan." ujar Michael sambil mendesah kesal.

"Indah banget tahu kak.
Emangnya kamu bangun jam berapa? Kenapa tadi aku gak ketemu kamu sama sekali?" tanyaku.

"Barusan.
Hahaha..." ujar Michael sambil tergelak.

"Cih...dasar! Gitu bilangnya cariin aku." ujarku kesal sambil terus memandang langit sambil bersandar di pembatas kapal.

"Hahaha...Mark juga baru bangun tuh." ujar Michael sambil melihat ke arah Mark yang sedang melangkah mendekat.

"Pagi kak Mark." sapaku riang.

"Pagi juga.
Kalian ngapain aja sih pagi-pagi udah berisik banget." ujar Mark sambil ikut bersandar dengan kami menikmati pemandangan hamparan samudera pagi itu.

"Lihat matahari terbit lah." ujar Michael.

"Lihat matahari terbit apanya? Cuma aku yang liat, orang kamu juga baru bangun." ujarku.

Michael hanya bisa tersenyum kecut.

"Cih...dasar Michael." ujar Mark.

"Hei lihat!" ujarku sambil menunjuk ke arah samping kapal.

"Apa?" tanya Mark dan Michael bersamaan.

Kami melihat sebuah ikan besar mengikuti kami.
Ikan berwarna abu-abu itu mencoba melompat dengan lincahnya.
Diikuti dengan kawan-kawannya yang lain berenang sambil melompat mengiringi yacht kami.

"LUMBA-LUMBA!" ujar kami bertiga bersamaan lalu tertawa bersama.

Kami mengamati mereka para ikan lucu yang seakan ingin mengikuti perjalanan kami mengarungi samudera biru ini.

"Lihat ada yang berusaha lompat!" ujar Mark sambil menunjuk ke salah satu lumba-lumba yang benar-benar melompat tinggi.

"YEEAAYYYY....!!!" teriak kami bersama saat lumba-lumba itu berhasil melancarkan aksinya dengan luar biasa.

Pagi yang luar biasa bagiku.
Suguhan pandangan matahari terbit di tengah-tengah lautan bersama angin sejuk yang selalu mempermainkan rambut panjangku.
Kawanan lumba-lumba yang begitu bersemangat mengikuti yacht ini.
Serta para malaikat yang tertawa riang bersamaku.
Ini bagaikan sebuah keajaiban yang tak terkata bagiku.
Aku benar-benar sangat berterima kasih pada Tuhan-ku.

Michael menoleh ke arahku lalu menatapku sambil tersenyum.
Seakan ia begitu senang melihat aku yang tertawa bahagia seperti ini.
Ia pun terus-terusan menatapku tanpa mengharapkan ada hal lain yang membuatnya beralih pandang.

Setelah itu kami pun memutuskan sarapan bersama.
Saat langit benar-benar cerah karena matahari yang sudah berada tepat di atas kepala, saat itulah kami pun sampai di sebuah dermaga di pulau Mallow.

Michael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang