Berubah

427 32 0
                                    

Deka berjalan gontai dengan perban membalut kepala dan tangannya menyusuri lorong rumah sakit.
Mark berjalan di sampingnya.
Michael dan Delli berjalan di belakangnya.

"Ada yang aneh dengan mereka Mark." ujar Michael.

"Siapa maksudmu?" tanya Mark.

"Anak-anak yang mengeroyok Deka.
Aku melihat sesuatu yang tak biasa dari mereka.
Seperti setengah jiwa mereka seakan berada dalam kendali kegelapan.
Aku bisa melihat jelas aura gelap di sekeliling mereka." ujar Michael.

"Benarkah? Kenapa aku tak bisa melihatnya?" tanya Mark.

"Kamu kan sudah terlalu lama bertugas di dunia sampai berhasil menjaga tiga Chrierist sekaligus.
Aku bisa melihatnya, karena belum lama ini aku pernah bertemu dengan Saaron di ujung neraka.
Ia memiliki aura gelap seperti anak-anak itu." ujar Michael.

"Jadi maksudmu Shaaron atau anak buahnya ada di dunia untuk membuat mereka seperti itu?" tanya Mark.

"Entahlah.
Tapi aura yang kulihat nampak sama.
Baiknya kita telusuri apa yang terjadi di kota ini juga para penduduknya.
Aku punya firasat buruk tentang kejadian ini." ujar Michael.

"Ehmm...Deka.
Mulai kapan anak-anak di kotamu ini menjadi kasar seperti mereka?" tanya Mark.

"Mereka biasanya tak seperti itu kak.
Tiba-tiba mereka berubah.
Sering mengganggu orang lain bahkan membunuh binatang peliharaan siapapun yang mereka temui.
Mereka seakan senang melakukan semua itu.
Aku mencoba menghindari mereka, namun tidak hari ini saat mereka mencoba mengganggu adikku." ujar Deka.

"Apa yang mereka lakukan pada adikmu?" tanya Michael.

"Mereka merusak boneka kesayangannya.
Mengatainya dengan kata-kata kasar sampai Delli menangis.
Aku langsung menghampiri mereka dan meminta mereka untuk berhenti.
Mereka malah mempermainkan Delli dengan menjambak rambutnya juga melukai tangannya.
Aku langsung memukul anak yang melukai Delli lalu aku lari berusaha menjauhkan mereka dari adikku." ucap Deka.

Michael melihat pergelangan tangan Delli yang memar-memar.

"Sejak kapan mereka menjadi seperti itu?" tanya Mark.

"Seminggu yang lalu.
Sejak ada orang asing datang ke taman sekolah kami dan membagikan banyak permen gratis untuk kami." ujar Deka.

"Permen? Orang asing?" tanya Michael.

"Iya kak.
Aku dan Delli waktu itu keburu pulang dan tak sempat mengambil permen yang mereka berikan.
Besoknya teman-temanku sudah seperti itu.
Setelah itu baru ku tahu kalau mereka tak membaginya di sekolahku saja." ujar Deka.

"Mereka?" tanya Mark.

"Berarti ada yang sedang direncanakan sekelompok orang ini kepada penduduk kota ini Mark.
Kita harus menyelidikinya sekarang juga." ujar Michael.

"Iya.
Kau benar.
Aku punya firasat bahwa ini adalah rencana Evil sebenarnya." ujar Mark.

Setelah mengantarkan Deka dan Delli pulang.
Mereka mencoba menyusuri kembali kota itu.
Beberapa saat kemudian mereka menemukan beberapa orang yang sedang memperebutkan sesuatu.
Mark mencoba melihat jelas apa yang sedang mereka perebutkan.

Ia melihat dua orang berpakaian serba hitam sedang membagikan sesuatu secara cuma-cuma kepada mereka.

"Itu dia Chel." ujar Mark.

Michael segera menghentikan mobilnya.
Mereka berdua pun segera menghampiri kedua orang berpakaian hitam itu.

"Oke oke aku juga akan membagikannya pada kalian.
Tidak usah berebut oke.
Ini semua gratis hanya untuk sepekan ini." ujar salah satu pria itu sambil memberikan sesuatu kepada Mark.

Bungkusan dari plastik transparan yang berisi beberapa pil bening.

"Apa ini?" tanya Mark.

"Tenang.
Ini adalah obat terbaru yang kami produksi.
Obat ini lebih ampuh dari obat lainnya.
Penyakit apapun bisa sembuh dalam sekejap mata.
Cobalah." ujar pria itu.

Michael langsung menarik keras kerah hitam pria itu sambil memandangnya dengan beringas.

"Dimana Evil?!" bentak Michael dengan keras di hadapan pria itu.

Pria yang terkejut itu pun menatap Michael dengan dingin.

"Sial! Mereka sudah ada di sini."

Michael (The End)Where stories live. Discover now