White Song

600 56 0
                                    

Kami sampai di sebuah hotel mewah dan disambut dengan hamparan karpet merah yang memanjang.

Aku melingkarkan tanganku pada lengan Michael.
Michael menatapku sambil tersenyum lembut.
Kami berjalan berdampingan menyusuri red carpet tersebut.

Banyak pasang mata memandang kami penuh kekaguman.
Aku menjadi gugup dan pipiku pun menghangat dan bersemu merah.

"Wahh...pasangan serasi."
"Lihat lihat cowok itu begitu tampannya."
"Wahhh....tampannya."
"Sayang udah punya pacar, cowok itu ganteng bangetttt..."

Berbagai macam bisikan berlalu melalui telinga kami.
Aku pun melihat ke arah Michael.
Ingin mengetahui seberapa tampan sampai orang-orang di sana tak berhenti untuk memandangnya.

Aku menoleh ke arahnya dan mengamati wajahnya.
Aku tak bisa mengatakan hal lain selain semua sudut wajahnya begitu sempurna.
Seakan memancarkan cahaya entah dari mana.
Aku akui ia memang sangat sangat tampan.

"Kenapa lihat aku terus? Aku sangat tampan ya? Hehehe..." ujar Michael sambil terkekeh pelan.

"Cih...sapa juga yang lihat kamu." kataku sambil mendengus sinis dan berbalik muka.

Kami berkumpul di taman hotel yang sudah didekor sedemikian rupa cantiknya.
Berbagai macam jenis bunga berwarna putih dan hiasan-hiasan yang lainnya membuat garden party malam ini terlihat begitu memukau.

Acara pun dimulai saat kedua mempelai telah hadir di sebuah panggung acara.
Panggung yang didirikan di atas kolam renang dengan helaian-helaian kain putih tergerai jatuh dari kedua sisi panggung.
Terkadang terkibar karena angin yang melaluinya.
Tak terlewatkan bunga-bunga cantik dan hiasan lain yang berkilau pun di tempatkan dengan apik pada sudut-sudut panggung.

Setelah sang pembawa acara mengucapkan kalimat-kalimat pembuka pencair suasana.
Diikuti acara tuang Champagne di gelas wine yang disusun sedikit tinggi.
Kemudian pemotongan wedding cake diikuti oleh ciuman manis dari sepasang pengantin sebagai penutup acara.

Setelah itu terdengar alunan musik yang begitu lembut didengungkan oleh pemain musik di panggung tersebut.
Para undangan pun menikmati sajian lezat yang sudah tersedia di berbagai macam tempat di taman itu.
Aku dan Michael pun melakukan hal yang sama yaitu menikmati sajian lezat yang ada.

"Sebentar ya." pamit Michael.

Belum sempat aku bertanya aku malah menganggukkan kepala begitu saja.
Meski ingin tahu ia pergi kemana.

"Palingan juga ke toilet." pikirku.

Tiba-tiba hentakan musik jazz yang berdentum sedari tadi berhenti begitu saja.
Sesaat kemudian terdengar suara lembut lantunan biola yang dimainkan oleh seorang gadis cantik bergaun biru langit.

Seorang pemuda mengambil sebuah Mic dan mulai membuka suara.
Ia mulai menyairkan beberapa nada lembut yang begitu hangat untuk didengar.

Suara yang begitu indah seirama dengan lantunan biola.
Lagu yang memiliki makna begitu romantis ia senandungkan saat itu.
Ia tak lain adalah Michael.

Sambil melihat ke arahku dan tersenyum lembut padaku seakan mempertegas bahwa ia menyanyikan lagu indah tersebut hanya untukku.
Para tamu undangan tak berhenti berdecak kagum pada suara dan paras indahnya.
Juga ada yang memandangku seakan begitu iri dengan apa yang kurasakan saat ini.

Wajahku menghangat sangat hangat.
Mungkin terlihat begitu merah kedua pipiku saat ini.
Tanpa aku sadari air mata sudah menggenang di kedua bola mataku.
Salah satunya berhasil terpecah dan mengalir pelan dari sudut mataku.

Aku begitu terharu.
Terharu dengan suara indahnya.
Terharu dengan keadaan yang aku rasakan saat ini.

Tiba-tiba ada seseorang yang menyodorkan sehelai tisu padaku.
Aku menoleh ke arahnya dan sesaat tertegun diam akan kecantikannya yang begitu menawan.
Seorang wanita berparas sangat cantik dengan rambut coklat ikal ditata sedemikian rupa.
Riasan wajah yang mempertegas kecantikannya.

Kulit putih yang terlihat begitu halus.
Ia menatapku sambil menyunggingkan senyuman manis dari bibir merahnya.

Aku tersadar dan mengambil tisu dari tangannya sambil membalas senyuman hangatnya.

"Terima kasih." ujarku.

"Sama-sama." jawab wanita itu.

Sesaat kemudian lantunan lagu berhenti dan kembali pada aliran musik jazz yang berdentum sedikit kencang.

"Oh ya siapa namamu?" tanya wanita itu sambil menjulurkan tangannya padaku.

"Oh...namaku Chiellyn." jawabku malu-malu sambil menjabat tangannya.

"Namaku Bella." jawab Bella sambil tersenyum sangat manis.

Senyumnya membuatku sangat gugup.
Ternyata ada ya wanita secantik ini di dunia ini.
Aku pikir cuma di negeri ginseng aja yang banyak cewek cantik kayak dia.
Aku merasa minder berada di dekatnya.

"Chiellyn." panggil Michael yang berjalan menghampiriku.

"Kak." jawabku pelan.

"Oh...jadi kalian ini pasangan atau saudara?" tanya Bella padaku.

"Saudara." jawabku.

"Siapa dia Lyn?" tanya Michael.

"Oh ya kak. Kenalin namanya Bella." ujarku.

"Aku Michael." jawab Michael.

"Bella." jawab Bella sambil tersenyum manis padanya.

Michael mengamati Bella dari atas ke bawah dan kembali ke atas lagi.
Ia terus mengamati wajah Bella yang sangat cantik.
Wajah Bella bersemu merah saat ia menyadari Michael terus menatapnya.
Aku pun memperhatikan tingkah Michael.

"Dasar laki-laki.
Liat cewek cantik dikit aja udah keluar aura buayanya." pikirku dalam hati.

Di sudut ruangan lain sepasang mata sedang mengawasi kami dengan tatapan dinginnya.

Michael (The End)Where stories live. Discover now