Suara

379 29 0
                                    

Pagi itu saat fajar masih menyingsing rendah, serta angin dingin berhembus lirih.
Suara siulan merdu terdengar bersama kicauan burung-burung kecil yang membangunkan Michael dari pulas tidurnya.

Ia mengerjapkan mata sesaat lalu mencoba menyadarkan diri dengan keadaan.
Ia pun terbangun lalu memutuskan beranjak dari ranjang putihnya dan melangkah perlahan ke pintu kaca untuk melihat siapakah gerangan orang yang bersiul indah pagi itu.

Ia membuka pintu kaca lalu berjalan ke arah balkon yang berada tepat di atas taman.
Ia melihat Mark yang sedang duduk-duduk manis di taman sambil bersiul riang sambil melihat ke arahnya.
Tiba-tiba Mark menghentikan siulannya dan tertawa renyah ke arah Michael.

"Kau sudah bangun Captain?" tanya Mark riang.

"Aisssshhhh....dasar gila!
Siulanmu itu berisik banget tahu!" ujar Michael marah sambil berbalik dan kembali lagi ke dalam kamar.

Michael memutuskan untuk kembali berbaring damai di atas ranjang empuknya karena rasa kantuk yang masih sangat berat dirasakannya.
Ia pun membalut tubuhnya dengan selimut tebal yang hangat.

Beberapa saat kemudian ia merasakan sebuah tangan memeluk perutnya dari belakang.
Ia menyentuh tangan itu dan langsung sontak membuka mata terkejut.
Ia langsung menghempaskan selimut tebalnya bersama tangan seseorang itu seketika.

Ia lalu menoleh dan melihat Mark sedang berbaring menghadap ke arahnya sambil tersenyum manja.

"What! Hei kau gila ya?
Bagaimana kau bisa masuk kamarku?" tanya Michael bingung.

"Apa kau lupa?
Pemilik rumah ini kan aku.
Jelaslah aku punya kunci cadangan untuk semua ruangan ini.
Kalau kau masih ingin malas-malasan pagi ini dan tak mau bangun jadi aku akan menemanimu.
Gimana?" tanya Mark sambil mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum nakal.

"Aiisssshhhh....bisa gila sendiri aku karena ini anak.
Dasar mesum gila!
Cepat pergi dari kamarku!" bentak Michael marah.

"Tidak akan, sampai kau bangun dan menemaniku." ujar Mark tegas.

"Menemani kemana?" tanya Michael.

"Menemani aku mandi." ujar Mark sambil terkekeh geli.

"Hiyaaaaa!!!!!
Dasar mesum sinting!
Keluar sekarang gak!
Apa kau mau aku buang dari balkon hah! Tingkahmu buat aku geli tahu!!" ujar Michael histeris.

"Hahaha....coba aja kalo bisa." ujar Mark menantang.

"Seriusan?" tanya Michael.

"Enggak lah! Enak aja.
Cepatlah bangun, aku ingin kau menemaniku ke suatu tempat!" ujar Mark sambil beranjak dari ranjang Michael.

"Kemana?" tanya Michael penasaran.

"Ke sebuah resort baru yang sedang aku urus.
Aku ingin meminta saranmu juga Chiellyn tentang segala interior dan pelayanan di sana." ujar Mark.

"Chiellyn ikut?" tanya Michael senang.

"Iya.
Tadi pagi sekali aku sudah menghubunginya dan dia mengiyakan.
Mungkin saat ini ia sudah bersiap-siap dan tinggal menunggunmu saja." ujar Mark.

"Dasar geblek!
Kenapa gak bilang dari tadi aku harus jemput Chiellyn!
Kan kasihan kalo dia nunggu aku terlalu lama.
Aku mandi dulu." ujar Michael tergesa-gesa namun ia sempatkan melempar sebuah bantal tepat ke arah Mark karena sedikit kesal.

"Hahahaha...aku hanya senang saja mengerjaimu.
Aku tunggu di meja makan untuk sarapan." ujar Mark sambil melangkah keluar dari kamar Michael.

Michael pun segera mandi dan bersiap.
Sweater putih serta celana jeans hitam jadi pilihannya hari ini.
Ia pun bergegas ke meja makan sambil mencomot sebuah roti gandum dan mengambil kunci mobil.

"Aku duluan!" ujar Michael sambil berlari cepat menuju garasi.

"Cih...dasar tuh anak.
Kalau masalah Chiellyn aja selalu tak bisa ditunda-tunda bahkan untuk sarapan sekalipun." desis Mark sambil melahap roti gandum yang berlapis selai cokelat di dalamnya.

Michael (The End)Where stories live. Discover now