Ice Cream

703 65 2
                                    

"Wuahhhh...lihat si Mark. Apa yang ia lakukan tadi malam sampai ia tertidur di sini?" ujar Michael sambil mengamati Mark yang terlelap di ruang santai.

"Sudahlah Chel.
Jangan ganggu dia.
Dia pasti kelelahan." kataku yang melangkah melewati mereka menuju dapur yang terletak tak jauh dari ruangan itu.

Hari ini aku sedang bosan di rumah dan memutuskan bermain di rumah Michael.

"Cih...anak kayak gini aja punya rasa lelah." cibir Michael sambil beranjak dan melangkah mengikutiku.

Aku duduk di sebuah kursi bar yang terletak di dekat dapur.
Michael melangkah ke dapur dan menghampiri sebuah kulkas hitam lalu membukanya sambil berpikir dengan apa yang akan ia ambil.
Michael mengambil dua cup ice cream rasa cokelat lalu ia langsung duduk di sampingku.

"Kau suka ice cream?" tanyaku sambil menikmati ice cream cokelat yang diberikan Michael padaku.

"Aku suka semua yang manis." ujar Michael sambil melahap ice cream cokelatnya.

"Aku juga manis." ujarku sambil terkekeh.

"Cih...manis apaan." celetuk Mark dingin tanpa membuka matanya.

"Kau sudah bangun Mark?" tanya Michael.

"Kalian berisik sih. Makanya aku bangun." ujar Mark sinis tanpa mengubah posisinya sedikitpun.

"Apa suaraku terlalu keras?" tanyaku pelan pada Michael.

"Tidak.
Suaramu pelan sekali kok.
Telinga Mark saja yang terlalu peka.
Jadi jika kamu mau membicarakan suatu rahasia sama aku, pastiin saja Mark gak ada di sekelilingmu." ujar Michael sambil terkekeh.

"Aissshhh...kalian itu sungguh berisik banget sih.
Aku jadi gak bisa tidur jadinya." ujar Mark kesal sambil beranjak dari sofa.

Ia berjalan melewati kami hendak melangkah menuju kamarnya.

"Hei...bukannya hari ini kau ada janji dengan Boy?" tanya Michael.

Mark terhenti lalu berbalik perlahan menghampiri kami.

"Bagaimana kau bisa ingat? Sedangkan aku lupa?" tanya Mark sinis sambil mengamati kami berdua yang sedang menikmati ice cream cokelat.

"Tentu saja.
Bukannya kemarin kau yang bilang padaku?" ujar Michael.

"Benarkah? Itu juga aku lupa? Hmmbbb...okelah kalau begitu." ujar Mark sambil merebut cepat cup ice cream dari tanganku yang isinya masih banyak.

"Hei! Itu punya Chiellyn!" tegas Michael.

"Hahhh...apa? Aku tak bisa mendengarmu?" ujar Mark sambil terus melangkah menjauhi kami dan menikmati ice cream itu.

Michael hanya menggelengkan kepala.
Aku menatap Michael dengan kerjapan mata yang pelan dan tegas.

"Tenang. Aku masih punya banyak kok." ujar Michael sambil kembali menghampiri kulkas dan mengambil sebuah ice cream lagi untukku.

"Habis ini kita langsung berangkat ya." ujar Michael sambil meletakkan ice cream cokelat itu di hadapanku.

"Oke." jawabku sambil membuka ice cream itu dan melahapnya nikmat.

Sesaat Michael mengamatiku yang sedang menikmati es krim layaknya anak kecil.

"Kau semanis ice cream." ujar Michael sambil tersenyum geli.

"Benarkah? Mungkin aku terlalu banyak makan ice cream sampai manis seperti ice cream. Hahahaha..." ujarku sambil tertawa kecil.

"Kalo gitu boleh aku makan dong kamu?" ujar Michael jahil.

"Aissshhh...dalam mimpimu!
Emangnya kamu Zombie mau makan aku?" ujarku santai.

"Hahaha...ngomong-ngomong Zombie itu apa?" tanya Michael polos.

"Hahahaha...Kamu gak tahu Zombie?" tanyaku.

"Enggak." jawab Michael.

Aku sempat berpikiran jahil.

"Zombie itu boneka imut mirip kak Mark." jawabku jahil

"Oh...terus kok makan manusia?" tanya Michael.

"Oh...itu maksudnya kalo liat boneka itu bawaannya pengen makan melulu sampek-sampek ngeliat manusia aja kayak paha ayam goreng." ujarku sambil terkekeh.

"Oh gitu." jawab Michael polos.

...

Malamnya,

Mark baru pulang dari acaranya dengan Boy.
Michael menunggunya di ruang keluarga.

"Nungguin nich?" tanya Mark jahil.

"Ya begitulah.
Aku gak bisa tidur Mark." ujar Michael.

"Kalo gitu nonton film aja.
Aku juga belum ngantuk." ajak Mark.

"Liat film apa emangnya? Oh ya apa kamu tahu apa itu Zombie?" tanya Michael.

"Kamu mau nonton film Zombie? Serius?" tanya Mark.

"Iya.
Kata Chiellyn Zombie itu boneka imut yang mirip kamu." jawab Michael santai.

"Hhh...Chi..Chiellyn bilang gitu?" tanya Mark tak percaya.

"Iya.
Emangnya seperti apa sih dia bilang kok mirip kamu." ujar Michael.

"Awas kau Chiellyn!" pekik Mark dalam hati.

Michael (The End)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora