Perkenalan

1.7K 141 0
                                    

Ada seorang pemuda tampan yang berdiri berjarak dua meter tepat di hadapanku.
Ia terus menjatuhkan pandangannya padaku dan tersenyum.

Aku terhenyak seketika.
Sempat terpesona karena ketampanan sempurna yang dimiliki oleh pemuda itu namun dalam hitungan waktu aku mampu menyadarkan diriku.

Dalam kesadaran yang sesadar-sadarnya aku pun menoleh ke arah kiri yang hanya ada dinding kaca yang terhampar luas di sampingku.
Aku menoleh ke kanan juga tak satupun orang yang sedang lalu lalang melewatiku.
Ku coba lagi menoleh ke belakang dan hanya ada segelintir orang yang sedang duduk manis bersama kawan-kawannya yang lain.
Tak ada satupun dari mereka yang menoleh ke arahku.

Aku kembali menatap pemuda itu yang melihatku dengan tatapan heran.
Aku tudingkan jari telunjukku sendiri ke hadapan wajahku sambil menunjukkan ekspresi heran.

Ia tampak sedikit bingung lalu ia mengangukkan kepala sambil terkekeh pelan.
Aku menundukkan kepalaku dan mencoba melangkah perlahan melewatinya.

"Mengerikan.
Jangan-jangan dia pria mesum," bisikku dalam hati.

Michael nampak heran melihatku melangkah diam-diam hendak menjauhinya.
Ia segera menarik tanganku cepat.

"Hei tunggu!" katanya.

"Aku?" tanyaku tak percaya.

"Iya kamu," ujarnya lembut.

"Kenal aku?" tanyaku lagi.

"Sepertinya begitu," jawab Michael.

"Memangnya kamu siapa? Kenal aku darimana?" tanyaku penasaran.

"Hmm.. aku tahu kau suka kopi.
Gimana kalau kita bicara di cafe?" tanya Michael.

"Bagaimana kau tahu? Hmmm.. (sambil berpikir), hmm.. bagaimana ya?" tanyaku bingung dan sedikit takut dengan orang asing.

"Aku janji tak akan menyakitimu.
Apa aku tampak seperti orang jahat di hadapanmu?" tanya Michael dengan wajah memelasnya.

"Enggak sih, tapi aku kan tak mengenalmu?" jawabku pelan.

"Maka dari itu mari kita minum kopi bersama.
Ada hal penting yang harus aku bicarakan denganmu.
Percayalah aku bukan orang yang punya niatan buruk terhadapmu," ujar Michael meyakinkan.

Setelah mempertimbangkan beberapa saat lamanya aku pun menyetujuinya.

Aku berjalan bersamanya menuju sebuah cafe favoritku.
Kami duduk di luar ruangan sambil menikmati angin sepoi-sepoi yang menemani kami saat itu.
Setelah pesan minuman kami pun saling bertatap pandang.

"Jadi kamu siapa?" tanyaku pelan.

"Namaku Michael," jawabnya singkat.

"Bagaimana kau mengenalku?" tanyaku.

"Aku belum mengenalmu dan akan mengenalmu," ujar Michael sambil tersenyum.

"Hah? Maksudmu? Aku masih gak paham?" tanyaku bingung.

"Aku ada di sini untuk mengenalmu lebih dalam, Chiellyn," ujar Michael.

"A.. a.. apa? Tapi darimana kamu tahu namaku?" tanyaku bingung.

"Masa sekarang kan teknologi memberikan banyak informasi yang ingin kita ketahui," jawab Michael sok tahu.

"I.. iya sih.
Maksudku, kenapa aku?" tanyaku.

"Entahlah.
Aku juga tidak tahu kenapa harus kamu.
Tetapi pertama kali aku melihatmu, aku yakin kamu adalah manusia yang harus aku jaga," ujar Michael yakin.

"Manusia? Emang dia apaan? Setan?" pikirku dalam hati.

"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Michael.

"Hhh.. kepo banget sih.
Aku cuma berpikir jangan-jangan kamu... " ujarku mengira-ngira.

"Jangan-jangan apa?" tanya Michael penasaran.

"Apa dia tahu bahwa aku malaikat?" pikir Michael dalam hati.

"Jangan-jangan kamu itu penggemar rahasiaku ya?" tanyaku narsis.

Michael menjatuhkan tatapan heran padaku.
Aku jadi merasa salah tingkah saat cowok setampan dia menatapku seperti itu.

"Apa dia suka aku? Bagaimana cowok seganteng dia suka sama aku? Siapa aku coba? Apa jangan-jangan nih cowok ngerjain aku kali ya?" pikirku.

"Kau berpikir apa lagi tentangku? Tenanglah aku bukan orang jahat kok.
Apa kau masih bersedih akan sepeninggalnya pamanmu?" tanya Michael.

"Ba.. ba.. bagaimana kau tahu? Jangan-jangan kamu stalker ya?" tanyaku panik.

" Hahaha.. apaan tuh stalker?" tanya Michael penasaran.

"Kau tak tahu stalker? Akh.. sudahlah, kembali pada topik utama.
Siapa sebenarnya kau ini?" tanyaku serius.

"Jika aku bilang sesungguhnya apa kamu mau percaya?" tanya Michael.

"Coba saja," jawabku.

"Aku malaikat penjagamu," ujar Michael sambil tersenyum manis.

Aku memincingkan sebuah senyuman dingin lalu tertawa kecut.

"What? Apa kau sedang bercanda denganku?" tanya ku sambil menatapnya tajam.

"Aku rasa cowok ini benar-benar playboy kelas atas dengan ranking super tinggi dan berharap aku luluh saat ia mencoba merayuku dengan bilang bahwa ia adalah malaikat penjagaku.
Hahahaha.. mimpi cowok ini kayaknya ketinggian deh?" bisikku dalam hati.

Michael (The End)Where stories live. Discover now