Part 29 (chapter 3)

3.1K 159 15
                                    

Rasa pegal menjalar ke seluruh tubuh. Puncaknya saat pintu apartemen ada di ujung pandangan. Rasanya pengen cepet2 rebahan. Ya, setidaknya mencium kening windi lalu duduk sebentar di ruang TV sambil ngobrol. Gue capek kerja sendirian. Penderitaan yang cukup adil buat kami.

Begitu berada di dalam apartemen, sambutan hangat windi sedikit meredakan rasa lelah ini. Bibir gue bertemu keningnya, sesuai yang direncanakan tadi, lalu kami menonton TV. Entah apalah gak peduli acaranya yang penting sekarang gue bisa melepas penat seharian bersama pacar. 😓 (merinding pas ngetik pacarnya)

"Bentar ya" katanya lalu menjauh. Gue alihkan lagi perhatian ke TV.

Tak lama windi datang lagi membawa cemilan dan sesuatu ditangan lainnya. Dia datang membawa undangan, entah undangan apa dan dari siapa, semoga itu bukan undangan pernikahan windi dengan selingkuhannya. Tapi tunggu, itu terlalu sederhana untuk dijadikan undangan pernikahan. Ah, mungkin undangan acara pesta. 

"Nih ada undangan buat elu" dia meletakan undangan itu di atas meja.

"Hah?" gue pasti cengo nih sekarang. "Undangan kawinan? Khitanan?".

"Baca aja." windi mencoba fokus menonton TV membiarkan gue membaca undangan.

Undangan buat gue? segera gue sambar karena gak sabar pengen tau undangan apa itu. Undangannya dibuat dengan cover yang kacau, keliatan banget minim dana. Setelah membuka dan membacanya dengan perlahan, gue tau undangan apa itu.

"Undangan reuni." kata gue.

Gue merangkul pundak windi dan ikut hanyut dalam dunia tv. Bisa dibilang cuddle. Mengambil cemilan yang dipangku di pahanya, enak. Sambil iseng mengusap2 kepala windi di tengah suara kunyahan kami berdua. Ngomong2 reuni,  gue selalu gak dateng. Reuni SD, SMP, SMA. Soalnya males aja, lagi pula masa ninggalin kerjaan yang harus diurus demi perkumpulan gak penting itu. Melepas rindu? Gue gak rindu sama mereka. Amel juga masih kadang suka chatting. Siapa yang gue kangenin? Tiba2 gue teringat sesuatu...

"APA? REUNI KULIAHHHHHH!!!!"

suara hening dikagetkan oleh teriakan gue, windi sampe terlonjat. jangan kan windi, maling yang sedang mengendap pun pasti latah.

"Kaget tau!" kata windi.

Gue menghiraukan windi dan segera kembali mengambil undangan dengan kasar. Di sana tertera reuni fakultas angkatan 2010-2017. Wow! Gak salah lagi di sana kemungkinan ada dia. Dia yang dulu bertamu di hati gue. Iya, ini kesempatan gue buat ketemu lagi sama dia.

Deg!

Jantung gue serasa mau copot. Doa yang dulu gue inginkan ternyata tercapai sekarang. Gue berharap dia datang dan kita bisa ketemu lagi. Sekedar melihat dia versi sekarang dan tau kabarnya itu lebih dari cukup. Selama ini gue bener2 lost contact. Rindu yang selama ini tersisihkan kembali terkumpul lebih banyak dari yang gue rasakan dulu. Bayangan sosoknya menyeruak dan berkecamuk di dalam pikiran gue. Harapan yang sudah terkubur kini dibongkar.

Tina... Please semoga lu masih idup dan kita ketemu di acara reuni nanti. I can't wait.

"Heh! Bengong dari tadi! Mikirin apaan sih? Mau ketemu mantan ya? Iya lah namanya reuni pasti ada aja. Kalo gak mantan ya mantan gebetan. Girang banget mau ketemu mantan." Omelan windi menarik gue dari pikiran semu. Dia cemburu? Hahaha.

"Cieee!" dia ngegoda tapi mukanya bete. Cemburu udah jelas itu. 😂

"Cemburu ya?" gue balik goda dengan senyum tanpa dosa, halis yang naik turun memperjelas kalo gue emang lagi teasing sama dia, diakhiri dengan kedipan mata. 😉

Tak ada jawaban darinya, yang ada malah makan cemilan sambil pura2 fokus nonton TV. Godain lagi asik keknya ya? Wkwk. Gue tarik lagi badannya mendekat, peluk pelukan sambil belai kepala. Belai selembut mungkin. Saat emosinya mulai stabil, goda lagi.

Kamu Kamu (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang