Part 27

3.1K 137 1
                                    

Adel pov

Setelah makan siang sama windi gue masuk ke dalam ruangan, padahal masih belum jam 1. Melepas shawl karena gerah kemudian mengecek berkas dan beberapa laporan. Setelah lumayan lama berkutat dengan kertas2, Alex masuk tanpa ketuk pintu. Biarin, dia mah ayam bukan orang. Maklum.

Dia datang dengan laptopnya untuk membicarakan schedule bulan ini. rapat, meeting dengan mitra kerja dan undangan seminar di universitas. Belum lagi permintaan pertemuan tambahan dari investor maupun undangan konferensi, sedangkan undangan pesta pertemuan antar pengusaha di luar tanggung jawab perusahaan. Padat memang. Padat schedule, padat otak. Puyeng.

"Widihhhhhh! Pantesan lu make shawl, ternyata eh ternyata ada bekas cupang! Gokil gokilllll!!!" matanya melotot ke arah leher gue dengan senyum yang serem. Sedangkan gue cuek aja.

"Si windi juga sama ya? Hehe cerita dong! Dimana kalian? Hot gak dia? Kuat berapa ronde? Gaya apa aja? Desahannya seksi gak?" rentetan pertanyaan bodoh keluar dari mulutnya.

"Kepo dah lu!" gue nyengir2 gak jelas. Malu sama Alex. 😅

"Iya deh iya. Eh make bawang putih aja tuh leher."

"Enggak, sengaja biar lama hehe." gue ambil ponsel dan selfie dengan memperlihatkan warna merah di leher.

"Wkwkwk buset mau di upload?" tanyanya girang.

"Ya enggak lah! Udah lah kita kerja lagi, jadi gimana schedulenya?"

Dalam hitungan menit pikiran kita udah kembali ke pekerjaan. Tak lama kami berbicara dan dirasa udah jelas hasilnya, Alex kembali ke mejanya. menggoda gue ketika pantatnya sudah terangkat dari kursi.

Saat jam kerja berakhir, gue nunggu windi di depan kantor tapi tuh anak lama banget gak muncul2. Gue wa gak jawab2. Apa iya lagi lembur? Apa lagi maen sama temen2nya? Daripada bete mending gue beli bunga mawar ah.

Dengan buru2 gue menemukan penjual bunga dan kembali ke kantor. Ditaruh bunganya di atas kursi, pas dia masuk eh liat bunga hehehe. Sama hal yang gue lakukan sebelum2nya.

Saat kantor sepi, windi datang. Kita basa basi sebentar dan gue ajak dia masuk ke dalam mobil tapi yang ada dia diem aja. Curiga akan tingkahnya, gue tanya dan sungguh di luar dugaan. Gak ada angin, gak ada ujan, gak ada pengemis muda, tetiba windi nembak gue...? 😯

Siapa yang gak seneng orang yang ditaksir nembak kita?

Kenapa buru2 neng? Padahal gue nunggu waktu yang terbaik buat ngomongin ini. Tapi gak papa deh, kadung seneng gue. Semua yang ada di pikiran gue tak terucapkan, yang ada cuma tersenyum yang gue lakukan. Damai banget hati. Tapi senyuman gue sirna kala liat mary berdiri tepat dibelakang windi. Pandangan mary menusuk hati gue, meluluhkan hati yang ingin merima permintaan windi.

Sadar akan permintaan windi yang gak bisa gue kabulkan, mary menyusup masuk ke dalam kantor. Dan lagi lagi di luar dugaan. Ada apa dengan gue? Gue malah ngasih duit dan nyuruh windi pulang naik taksi. Jelas terlihat matanya berkaca2 meskipun hari sudah malam.

Gue teriak2 usai di dalam mobil sambil nyetir. Gue gak habis pikir. Tinggal selangkah lagi dan dia dengan mudahnya menggagalkan, menghancurkan harapan gue. Menampar seakan menyadarkan bahwa semua itu hanyalah angan2 semata. Dua kali gue jatuh cinta, apakah dua kali juga gue gagal? Tina, windi pun sama? 😫

"Aaarrrgghhhhh!!!! Bangsattttt!!!!"

"Kenapa harus ada lu di saat momen penting kek tadi? Kenapaaa? Gue gak bisa jadian sama windi di depan mata lu mary! Gak bisa!"

Sakit hati bila mengingat kejadian tadi. Windi pasti kecewa dan marah sama gue. Dia pasti menganggap serta memposisikan gue sebagai orang paling tegak sejagat raya sekaligus menyandang gelar musuh barunya. Dia pasti benci sama gue. Gue juga! Kenapa gue tegak? Bisa kan gue tolak dan anterin dia pulang? Kenapa nyuruh dia pulang sendiri? Jangan kan windi, gue juga kecewa sama diri gue sendiri.

Kamu Kamu (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang