[49]

4.2K 177 7
                                    

Author POV

Sudah 4 tahun berlalu sejak kepergian Rachel,Calvin berubah drastis.Ia hanya bicara seperlunya,ia menjadi CEO yang terkesan angkuh padahal tidak seperti itu,ia menjadi dingin pada semua orang.

"Calvin?"panggil Edgar.Calvin hanya membalas berdehem.

"Lo tuh kenapa sih? Lo berubah" Axel menggelengkan kepalanya karena sikap Calvin.

"Apaan sih,gue gapapa"balas Calvin cuek.

"Semenjak Rachel pergi lo berubah Vin,lo gak banyak omong padahal gue inget banget dulu lo paling gak bisa diem"ujar Edgar.

"Itu kan dulu,manusia juga butuh perubahan"

"Tapi gue tau alasan kita tau alasan lo berubah,dan kita gak suka perubahan lo itu Vin!"sentak Axel.

Calvin menundukan kepalanya,ia benci jika orang terdekatnya seperti ini.

"Tapi gue harus gimana? Gue sayang sama Rachel! Dan itu gak berubah,lo gak tau rasanya"balas Calvin.

"Tapi lo harus lupain Rachel,dia juga gak akan suka kalo lo kaya gini Vin" Edgar merangkul sahabatnya itu.

"Gue belum sanggup,gue sayang banget sama Rachel"lirih Calvin.Edgar dan Axel menatap iba sahabatnya.

"Vin,gue ngerti,gue paham apa yang lo rasain tapi dengan cara ini lo gak akan bisa buat Rachel bahagia di surga"ujar Axel.

"Lo gak pernah kehilangan Calsey,lo gak tau apa yang gue rasain!"sentak Calvin kemudian pergi meninggalkan cafe milik Edgar.

Edgar dan Axel saling memandang,mereka hanya ingin Calvin yang dulu kembali.

"Xel harus gimana? Gue gak suka liat Calvin kaya gini"tanya Edgar frustasi.

"Gue juga gak tau,dia terlalu sayang sama Rachel dan belum rela kalo Rachel pergi"

"Dia jadi pendiem,bahkan sama keluarganya pun dia begitu"ujar Axel.

"Kemaren Via telfon gue,dia bilang Calvin jadi pendiem bahkan dia jadi jarang main sama Lauren.Ngomong juga cuma seperlunya,bahkan dulu dia tuh gak kaya gitu"sambung Axel.

"Gue ada ide sih"usul Edgar.

"Terakhir gue denger ide lo yaitu lo nyuruh gue ke kantor jalan kaki yang jauhnya lebih dari 50 Km"

"Ah enggak beda lagi,yang kali ini pasti lo setuju"balas Edgar.

"Yaudah ide lo apaan?"tanya Axel.

"Gimana kalo kita jodohin Calvin? Ya sama temen-temen kuliah kita aja dulu yang masih jomblo,biar Calvin sedikit-dikit bisa lupain Rachel dan move on"ujar Edgar.

Axel ingin sekali membagi-bagikan nasi kuning pada seluruh tetangganya karena ucapan Edgar yang kelewat cerdas menurutnya.

"Ahk! Ide yang bagus" Axel langsung memukul kepala Edgar karena terlalu senang.

"Sakit njir" Edgar mengaduh kesakitan.

"Ntar lo bantuin cari cewek buat Calvin yaa,tapi yang bener"ucap Axel.

"Gimana kalo si Neri yang dulu anak fisip?"usul Edgar.Dan langsung mendapat jitakan gratis dari Axel.

"Lo yang bener aja mau jodohin Calvin sama Neri,bisa-bisa tiap hari si Calvin bonyok"balas Axel memutar matanya.

Fyi,Neri adalah anak fisip yang berbadan kekar,selalu memakai sepatu boots,selalu membawa motor gede,pernah menonjok salah satu cowok di fakultasnya,dan katanya tidak ada yang pernah mendekatinya selama 3 tahun terakhir.

"Cari yang lain kek"

Edgar berusaha berfikir,tapi apadaya otaknya tidak sampai.

"Ah bodo ah ntar aja,gak bisa mikir gue"ujar Edgar pasrah.

"Tiap hari emang gitu lo mah"umpat Axel.

How about my story?
I hope you enjoy it;)
Thx for reading:)

Bingung akutu sama kaliaaaaaan,di beberapa chapt sebelumnya aku udh tanya ke kalian mau sad ending atau happy ending,ternyata kalian gak ada yang jawab *iya udh biasa dikacangin kalian.

Yaudah terus aku bikin sad ending kalian protes,aku kudu piye? :(

Blondy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang