[25]

5.2K 272 7
                                    

Rachel POV

Mulai hari ini hidup gue kerasa lebih baru gak ada lagi berantem sama Eda,dan rasa sayang gue terhadap Calvin terbayar,dia nembak gue pas ingus gue keluar dari hidung karna gue nangis,dia nembak gue dengan cara paling tidak romantis,dia bikin gue bahagia padahal di satu sisi gue lagi sedih.

Setelah Calvin bilang kalau dia sayang sama gue,gue jadi kepikiran dia sayang sama gue tulus atau sekedar bercanda?
Tapi setelah gue liat dia yang selalu ada buat gue,dia yang peluk gue waktu sedih,dia yang support gue terus,gue yakin kalo dia sayang sama gue tulus.

Gue bingung kenapa rasa ini muncul sama Calvin,bahkan sebelumnya gue sama Calvin gak akur,kita ketemu karna orang tua kita yang berteman,dia yang di awal pertemuan gue kira maling malah sekarang jadi pacar gue.

"Chel kantin yuk"ajak Kezia.

"Ayo,gue juga laper nih"

Gue dan Kezia berjalan menuju kantin,di kantin gue melihat Axel yang sedang duduk sendirian sambil memainkan handphonenya,dasar jomblo lapuk.

"Xel"panggil gue.

"Eh kalian"Axel melihat ke arah kami.

"Mana yang lain?"tanya Kezia

"Tadi Edgar ngeline gue katanya ada kelas,mungkin bentar lagi kelasnya selesai.Kalo Calvin otw kesini"balas Axel.

"Xel lo gak bosen apa jomblo mulu?"tanya gue.Axel pun memandang gue dengan tatapan tak bisa diartikan.

"Pas! Ganti pertanyaan"jawab Axel,dia kira ini kuis.

"Xel serius! Ya maksud gue lo tuh ga mau apa punya pacar?"

"Chel siapa yang mau jomblo sih? Ya kecuali mereka yang gak mau punya pacar yaa"Gue memutar mata.

"Sebenernya yang deket ada cuma belum jadi aja"sambung Axel.

"Lagian lo nih,mentang-mentang udah punya pacar"ujar Axel.

"Ya makanya gue prihatin sama lo Xel"gue tertawa.

"Prihatin? berasa ngenes banget gitu gue"Axel memutar mata sedangkan gue dan Kezia tertawa kencang.

"Hai!"sapa Calvin yang tiba-tiba datang.

"Hai"balas gue.

"Lagi ngomongin apa sih? Sampe ketawanya kenceng banget gitu?"Calvin mengambil posisi di sebelah gue.

"Udah gak usah dibahas kesel gue"balas Axel cemberut,gue dan Kezia pun semakin tertawa.

"Lah? Pms nih Axel?"tanya Calvin terkekeh,Axel pun semakin kesal.

"Sama Eda gak berantem lagi kan?"tanya Calvin pada gue.

Gue menggeleng. "Enggak,kita udah kaya biasa kok"

"Gue pengen ketemu sama calon kakak ipar"ucap Calvin.

"Lah? Kakak ipar?"Kezia kaget,gue juga.

"Iya lah,nanti kan kita nikah otomatis Eda jadi kakak ipar gue"

Axel dan Kezia tertawa kencang mendengar jawaban calvin.

"Alah Vin pikiran lo jauh banget HAHA"

"Dih gue mah sama Rachel serius Xel"

Serius banget nih?

"Yaudah nanti kerumah aja Vin,bawa makanan yaa"ujar gue terkekeh.

"Sip,nanti aku McD buat kamu seorang"

Lalu kami pun terlarut dalam obrolan bersama sambil menunggu Edgar datang.

⚫⚫⚫

Author POV

"Rachel dicari cowok tuh"ujar Eda didepan pintu kamar Rachel.

"Siapa?"tanya Rachel.

"Gatau"Eda mengindikan bahunya.

"Ohh jangan-jangan--"Rachel langsung berlari turun menuju ruang tamu.

"Hai"sapa Rachel senang.

"Hai"Calvin berjalan menghampiri Rachel.

"Udah lama?"tanya Rachel.

"Gak kok,nih McD buat lo"Calvin memberi bungkusan McD pada Rachel,Rachel terlihat sangat senang menerimanya.

Tiba-tiba Eda datang dari arah tangga.

"Kak ini Calvin pacar gue"Rachel memperkenalkan Calvin pada Eda.

"Gue Calvin"

"Gue Eda"

"Yaudah aku ke dapur dulu yaa,kalian ngobrol-ngobrol aja dulu"Rachel pergi sambil membawa bungkusannya.

"Duduk dulu"Eda mempersilakan Calvin.

"Jadi lo pacarnya Rachel?"

"Iya"

"Kenapa mau jadi pacar Rachel?"tanya Eda. "Namanya juga cinta emang harus beralasan?"ucap Calvin menaikan sebelah alisnya,Eda terdiam dengan jawaban Calvin.

"Sejak kapan pacaran sama Rachel?"tanya Eda lagi.

"Waktu dimana lo pulang dengan keadaan mabuk,maaf kalo gue cerita kaya gini,sebelum lo pulang gue kesini nenangin Rachel karna dia shock waktu lo nampar dia,dia cerita semuanya sama gue,dia cerita kalo dia sayang sama lo dan kangen lo yang dulu,dia nangis dipelukan gue karna sikap lo,dan saat itu gue nembak dia,gue sedih liat Rachel yang putus asa apalagi waktu lo berantem sama dia,Rachel keliatan hancur banget"jelas Calvin,Eda mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Calvin.Rasa bersalah kembali menghampiri Eda ketika mendengar cerita Calvin.

"Gue nyesel pernah bersikap kaya gitu sama Rachel,gue tau gue kakak yang bego,sampe sekarang gue masih gak bisa maafin diri gue sendiri,gue lebih bela jalang itu daripada adek kandung gue sendiri,gue nyesel"ujar Eda dengan wajah yang berubah sedih.

"Gue minta lo jaga Rachel,buat dia bahagia,jangan bikin dia sedih sama kaya apa yang gue lakuin ke dia,gue tau lo sayang sama dia"sambung Eda.

"Pasti.Gue bakal jaga Rachel dengan semampu gue,gue sayang sama rachel"Calvin tersenyum pada Eda.

"Bagus,Rachel itu baik walau kadang ngeselin"balas Eda terkekeh mengingat ulah Rachel yang menyebalkan.

"Iya dia ngeselin,dan karna sikapnya yang ngeselin gue jadi tambah sayang sama dia"Calvin juga terkekeh.

Tiba-tiba Rachel datang. "Eh-eh pada ngomongin apa? Ngomongin gue yaaa"

"Ge-er udah ah gue ke kamar dulu yaa,urusan kantor.Calvin inget pesan gue yaa"

"Sip!"Calvin mengacungkan jempolnya,lalu Eda pergi ke kamarnya.

Rachel duduk disebelah Calvin. "Vin ngomongin apa? Kasih tau dong"ujar Rachel.

"Kepo"balas Calvin meledek.

"Ih ngeselin"Rachel bersedekap dada.

"Biarin"Calvin menarik hidung Rachel gemas.

"Aa-aww sakit tau!"

How about my story?
I hope you enjoy it;)
Thx for reading:)

Blondy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang