[39]

3.7K 210 6
                                    

Narendra POV

"Mah ayo dong buruan,nanti telat nih"ujar gue frustasi,daritadi mama dandan gak kelar-kelar.Semua cewek kaya gini kali yaa eh wait kecuali Rachel,Rachel mana pernah dandan lama banget dia tuh lama karena bingung milih sneakers.

"Aduh sabar dong Da,gak sabar yaa mau ketemu sama Riska"ujar mama terkekeh.

"Sabar dong kak,pengen cepet-cepet pasang cincin tuh mah"Rachel tertawa.

"Kalian nih ngeledekin aja"balas gue cemberut.

"Yuk berangkat,udah pada siap kan"ajak papa.Huft semoga semuanya lancar.

Diperjalanan gue gugup bukan main,Rachel sampe melihat gue aneh.

"Kak,santai lo dateng ke rumah manusia bukan ke kandang macan"ujar Rachel yang sekarang mengipasi gue dengan majalah yang ada dimobil.

"Santai aja Eda,papa juga waktu dulu pernah gemeteran kaya kamu gini waktu mau lamar mama kamu"ujar papa yang menyetir.

"Ah beneran pah? Kaya kak Eda gini? Wow"ujar Rachel terkagum.

"Terus papa ngilangin gugupnya gimana?"kini pertanyaan mama mewakili gue.

"Ya papa berdoa aja sih,semua yang awalnya niat baik pasti akan berhasil"balas papa.

Akhirnya kami pun sampai dirumah keluarga pak Iskandar.

"Selamat pagi"ucap papa menjabat tangan pak Iskandar,papanya Riska.

"Mari silakan masuk"keluarganya mempersilakan kami masuk.

"Kedatangan kami kemari ingin melamar anak bapak yang bernama Riska dengan anak saya Narendra"ujar papa.

"Ya pak,saya tau niat baik bapak.Semua terserah anak saya Riska,karena nantinya yang akan menjalani rumah tangga adalah Riska.Gimana Riska?"

Gue menatap Riska penuh arti.

"Riska Sabella Iskandar will you marry me?"ucap gue sambil menyerahkan kotak merah berisi cincin.

"I will Narendra Adrian Revanda"balas Riska tersenyum.

Akhirnya proses lamaran ini berjalan dengan lancar.Gue dan Riska pun saling bertukar cincin.

"Akhirnya kegugupan kak Eda berakhir"ujar Rachel,dia malah buka kartu.

"Jadi kapan kalian akan melangsungkan pernikahan?"tanya mama.

"Bagaimana kalo 2 bulan lagi? Lebih cepat lebih baik"balas mama Riska.

"Iya betul"timpal mama.

"Gimana? Kalian setuju kalo pernikahan kalian 2 bulan lagi?"tanya papa Riska.

"Setuju kok,iya kan Ris?"ujar gue pada Riska.

Riska mengangguk "Iya aku setuju kok"

"Nanti kalo butuh bantuan,aku siap bantu kok"ucap Rachel.

"Yahh,nanti aku bantuin apa yaa? Aku bantu doa aja deh buat kak Riska sama Kak Naren"ujar Aldi adiknya Riska.Lalu kita semua tertawa.

Kezia POV

"Edgar astaga"ucap gue menepuk dahi.Bayangkan aja Edgar pake kacamata hitam,tapi dikerah bajunya juga ada kacamata lagi.Betapa malunya gue sekarang.

"Eh kok aku pake kacamata dua sih? Kaya orang idiot"ucap Edgar melepas satu kacamatanya.Baru sadar dia,selama ini kemana aja.

"Nih satunya buat kamu,biar gak kena sinar ultraviolet"Edgar memasangkan kacamatanya pada gue.Yaa walaupun dia idiot tapi gue tetep sayang sama dia.

"Ayo kita pergi,kita main yaaa"ajak Edgar.

"Eh main apa dulu nih?"tanya gue.

Saat ini kami berdua ada di salah satu tempat bermain untuk Quality time berdua gitu.

"Main itu aja,pemanasan dulu"ucap Edgar sambil menunjuk salah satu wahana.

"Huh,ini udah panas gak perlu lagi pake pemanasan segala.Nanti hangus"balas gue memutar mata.

Akhirnya kita menaiki wahana tersebut,semacam perahu yang maju mundur cantik [idk apa namanya itu lah,intinya perahu yang goyang2 itu lohh]

"Huaa,Edgar takut.Stop pliss mual nih"teriak gue saat beberapa menit wahana itu bergerak.

"Mama tolong Kezia!!!!"pekik gue.

"Whoaaa Kez,ini seru banget"teriak Edgar yang tertawa.

Setelah beberapa menit akhirnya benda laknat itu berhenti,mungkin sekarang lambung dan ginjal gue udah bertukar posisi saking terombang-ambingnya dalam wahana itu.

"Omg,aku mual"ujar gue sambil memegangi perut.

"Hah,tadi tuh seru banget lagi Kez"ujar Edgar semangat,dasar tidak berperi kemanusiaan.

"Ahh bodo,aku mau cari minum dulu!"ujar gue kesal dan meninggalkan Edgar.

"Ehh mau kemana babe? Ayo coba yang wahana yang lain"

"Kez,Kezia"panggil Edgar.

"Can you shut up?! Kalo mau main sendiri aja sana! Gak ngerti banget sih,gue tuh mual tau! Sana main sendiri,kalo perlu sewa aja sana tante-tante buat nemenin lo"ucap gue kesal lalu meninggalkan Edgar.

"Kez maafin aku yaa,aku tau aku salah gak ngertiin kamu.Aku sayang kamu"ujar Edgar yang langsung memeluk gue dari belakang.

"Abisnya sih kamu ngeselin banget"balas gue.

"Iya maaf yaa,yaudah sekarang kamu mau apa?"

"Aku mau minum,duduk sebentar yaa.Nanti baru lanjut main lagi"Ucap gue.

Akhirnya mualnya hilang juga,gue juga kasian sih sama Edgar yang harusnya dia sekarang lagi naik wahana malah harus nungguin gue.

"Gar,ayo kamu mau naik wahana yang mana lagi?"tanya gue.

"Kamu masih mual kan? Nanti aja deh tunggu mual kamu hilang dulu.Nanti malah sakit deh kamu"balas Edgar memgelus rambut gue.

"Engga kok,udah gak mual lagi.Ayo dong kita kan mau havefun! Kita sekarang ke istana boneka itu yaa"ajak gue.

Setelah antri membeli tiket gue dan Edgar pun langsung duduk di perahu yang muat untuk 2 orang.Dan mulai mengelilingi terowongannya.

"Wow bagus ya Gar"ujar gue sambil melihat boneka yang bergerak.

"Iya,kamu suka?"tanya Edgar.

Gue mengangguk "Suka banget"balas gue.

⚫⚫⚫

"Gar makasih yaa tadi udah ajak aku jalan-jalan.Maaf yaa aku tadi malah bikin repot kamu"ucap gue saat sampai didepan rumah.

"Gapapa Kez,harusnya aku yang minta maaf karena tadi gak ngertiin kamu"

"Yaudah aku pamit dulu yaa,bye"Edgar mencium puncak kepala gue.

"Bye sayang,be careful"balas gue melambaikan tangan.Lalu mobil Edgar menghilang dari pandangan.

Thank for today Edgar💖

How about my story?
I hope you enjoy it;)
Thx for reading:)

Terimakasih yang sudah vote dan comment cerita sampah ini,makasih juga yang udah nunggu next cerita ini.Thankyou so muchhhhh :)

Blondy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang