[48]

3.4K 158 16
                                    

Rachel POV

Gue menerjapkan mata ini perlahan,rasanya seperti tidur lama sekali.Tapi gue gak bisa menggerakan badan ini sama sekali,rasanya tubuh ini mati rasa.

"Cal--vin"panggil gue pelan saat melihat Calvin yang tertidur.

"Rachel? Sayang kamu udah sadar?"ujar Calvin.

Disini gue melihat semuanya berkumpul.
Mama dan papa,Eda dan Riska,Tante Vina dan om Radit,Axel dan Calsey,Edgar dan Kezia,Silvia dan Tio.

"Hai semua"sapa gue pelan sambil berusaha tersenyum.

"Mah,pah maafin Rachel kalo selama ini sering nyusahin kalian"ujar gue pada mama dan papa.

"Rachel sayang kamu itu anak mama,kamu gak pernah nyusahin mama dan papa nak"mama menangis sambil memegang lembut kepala Rachel.

"Buat Axel,Edgar,Calsey sama Kezia makasih yaa,kalian tuh sahabat terbaik gue.Maafin gue kalo suka bikin kalian kesel,suka bertingkah idiot"ujar gue pelan sambil tersenyum.

"Buat Silvia,Tio,om Radit dan tante Vina makasih ya semuanya"

"Buat kak Eda dan kak Riska,semoga kalian cepet punya baby yaa.Aku beruntung punya kakak kaya kak Eda"ujar gue.

"Chel,gue juga beruntung banget punya adek kaya lo"kak Eda memeluk gue sambil menangis,ini ketiga kalinya gue liat kak Eda nangis.

"Aku boleh bicara berdua sama Calvin?"tanya gue,dan yang lain pun keluar.

"Rachel? Sayang aku kangen sama kamu" Calvin menangis sambil mengelus pipi gue.

"Calvin aku juga sayang banget sama kamu"balas gue menangis juga.

"Kamu jangan tinggalin aku"

Gue langsung mencium bibir Calvin,gue merasakan kembali bibir manis itu,gue selalu suka rasa bibir ini,gue akan rindu bibir ini.

Calvin mencium setiap centi diwajah gue.

"Aku sayang kamu" Calvin menitikan air matanya lagi"

Author POV

Calvin terus mencium wajah Rachel.

"Calvin Juliano Anthony,aku sayang sekali sama kamu.Janji kamu bakal cari pengganti aku nanti,aku gak mau liat kamu sedih.Maaf aku belum bisa jadi istri kamu dan beri anak yang lucu untuk kamu,aku minta maaf"ujar Rachel pelan.

"Aku mohon kamu jangan sedih,aku mau lihat kamu bahagia sama perempuan lagi.Maaf aku sering nyusahin kamu,maaf kalo aku sering bikin kamu kesel.Aku cinta kamu Calvin"ujar Rachel sangat pelan,setelah itu Rachel menutup matanya.

Calvin mencoba membangunkan Rachel sambil menangis.

"Rachel! Rachel sayang bangun"panggil Calvin menggoyangkan tubuh Rachel,tapi Rachel tak kunjung bangun.Saat Calvin melihat monitor Electrocardiograph (alat perekam detak jantung (?)) Hanya terdapat garis disana.

"RACHEL!!"teriak Calvin keras.

Semua yang diluar pun langsung masuk ke dalam.

"Rachel sayang bangun!!! Jangan tinggalin aku"teriak Calvin.

"Calvin tenang!"ujar Silvia menenangkan adiknya tersebut.

"Rachel bangun"teriak Eda pula.

"Her gone"lirih Calvin.

Para medis pun langsung berdatangan menangani Rachel.

"Maaf"dokter menggeleng kepada semuanya.

Disini semua terpukul atas kepergian Rachel yang begitu cepat,dan tadi adalah salam perpisahan dari Rachel.

"Gue pergi dulu"ujar Calvin mencium puncak kepala Rachel sedikit lama lalu keluar dari ruangan.

Calvin pergi ke taman yang ada dirumah sakit itu dan duduk di sebuah bangku taman.

"Rachel kenapa kamu pergi?"

"Rachel"lirih Calvin dan menangis lagi,ia belum siap untuk kehilangan Rachel untuk selamanya.

"Calvin?"panggil seseorang yang ternyata adalah Revan.

"Om Revan?"

"Saya tau kamu pasti kehilangan Rachel,saya juga kehilangan Rachel.Rachel itu anak perempuan saya,saya sayang sekali sama dia.Kamu harus kuat,kamu harus relain Rachel pergi"ucap Revan.

Calvin tidak menjawab pandangannya lurus pada kolam ikan didepan sana.

Memorinya kembali terputar kenangannya bersama Rachel tunangannya.

"Aku cinta kamu Rachel Revanda"ujar Calvin dalam hati.

How about my story?
I hope you enjoy it;)
Thx for reading:)

Blondy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang