62. You Can Say This Ending

3.1K 78 0
                                    

Senja sore mulai berbentang dilangit yang luas. Mungkin Rania rugi karena sudah banyak menyia-nyiakan waktu untuk melihat senja di sore hari.

Seseorang menepuk pundak Rania dari belakang, membuat cewek itu menoleh. Raut wajah Rania berubah menjadi sedikit sedih ketika melihat Randy yang sedang memandanginya.

"Udah siap?" Tanya Randy sambil mengulas senyum di wajahnya. Randy tahu mungkin ini tidak akan membantu bagi Rania, tetapi dia ingin meyakinkan Rania kalau semua ini akan baik-baik saja.

Tangan Rania terlepas dari besi pembatas teras depan kamar cewek itu. Perlahan, Rania tersenyum. "Always,"

"Gue gak tau perasaan lo sekarang, tapi gue yakin kalau Tuhan selalu menyediakan rencana terbaik buat lo." Ucap Randy mencoba menguatkan Rania.

Rania kembali menoleh pada langit senja. Butuh waktu untuk meninggalkan semua ini. Kenangan yang mungkin akan menghilang seiring berjalannya waktu. Atau mungkin terus tergambar dalam ingatan dan menggores perasaan.

Patrick. Sebuah nama yang selalu terbentang dalam pikirannya. Seseorang yang sudah mengisi hatinya. Bagaiama jika Rania sudah tidak bisa lagi bertemu dengan Patrick?, bagaimana kalau Rania akan terjebak dengan perasaan yang dia tahan selama ini.

"Apa gue sanggup ninggalin semua kenangan disini?, apa mungkin gue bisa kembali lagi disini?," tanya Rania dengan sedikit tercekat.

Randy meremas bahu Rania memberikan cewek itu kekuatan untuk tetap tegar. "Come and go. That's life. Lo gak tau apa yang bakal terjadi di hari esok, tapi takdir lo ada di handle lo sendiri. So just do the best for your self and make God as your guide." Ucap Randy lalu kembali menarik tangannya. Randy lalu menghela nafasnya berat, "Elsa ada dibawah, temuin dia. Setidaknya beri kenangan berharga sebelum kita pergi."

Ucap Randy lalu pergi meninggalkan Rania yang masih termenung sambil menatap senja.

***

"Nak Elsa tau dari mana kalau Rania akan berangkat?" Tanya Ibu Rania yang sedari tadi duduk menemani Elsa karena Rania belum kunjung turun dari kamarnya.

Elsa tersenyum simpul, "dari Reno, tante. Rania udah cerita sama Reno, tapi sama aku belum. Ya tapi wajar aja sih soalnya Reno sahabat Rania dari kecil."

"Oh iya, memamg kemaren Reno datang ke rumah, tante juga cerita-cerita sama Reno. tentang keberangkatan Rania juga tante dan Randy. Rania sama Reno juga habisin waktu seharian sampai Renonya udah gak mau pulang. Ya tapi mau gimana lagi nak Elsa, semua ini juga demi pengobatan Rania. Kami pihak keluarga ingin sekali Rania cepat sembuh. Oma opa dan keluarga besar kami juga mendukung keputusan kami ini." Jelaa ibu Rania membuat Elsa mengangguk paham.

"Sorry kelamaan," ucap Rania yang baru saja turun dari tangga.

"Kamu sudah kemas barang-barang kamu kan?" Tanya ibu Rania lalu dijawab anggukan oleh Rania. "Emang kita berangkatnya jam berapa?"

Ibu Rania melirik jam di dinding. "Jam 09:30 malam. Kalian masih punya empat jam untuk menghabiskan waktu bersama." Ucapnya lalu meninggalkan Rania dan Elsa.

Elsa segera menghambur Rania dengan pelukan. Membuat Rania sempat terkejut tapi kemudian tersenyum. "Wkwk lo kenapa sih?" Tanya Rania sambil tertawa renyah.

"Lo jahat! Gak bilang-bilang kalo mau berangkat!. Lo pikir london itu deket apa?!, kenapa gak bilang ke gue kalo mau berangkat?, emang gue ini siapa?, lo gak anggep gue sebagai sahabat lo?, kalo Reno yang bilang ke gue tentang hal ini, gue mungkin bakal benci sama lo selamanya Ran!." Cerocos Elsa membuat hati Rania tersentuh.

Rania menarik tubuhnya dan memandangi wajah Elsa yang sudah sedikit basah. "Ah cengeng lo. Gue bukannya gak mau bilang ke lo tapi gue gak mau aja lo sedih sampai nangis tiga hari tiga malam. Kan serem Sa, nanti gue kayak udah mati dong." Ucap Rania santai.

"Kenapa lo tega sama gue Ran?" Tanya Elsa mulai serak. Kali ini Rania menatap Elsa serius, dia memegang kedua pundak Elsa dan tersenyum pada cewek itu. "Listen me. You are always in my mind. Although we too far but you always be my best friend, today, tomorrow, until forever." Ucap Rania lalu kembali memeluk Elsa. "Jangan cari sahabt baru ya,"

Elsa tersenyum sedih, dia mengusap benda bening yang jatuh dari matanya lalu tertawa hambar. "Lo juga!, jangan cari sahabat baru."

Rania kembali menarik tubuhnya, "of course!"

"Lo gak bakal balik lagi ke sini?" Tanya Elsa takut kalau-kalau Rania akan menjawab tidak sesuai dengan harapan Elsa.

Senyuman yang awalnya tergambar diwajah Rania, kini mulai memudar. "Cuma waktu yang bisa ngejawabnya Sa. Tapi yang pasti, gue selalu pengen balik ke sini. Disini gue nemuin apa arti persahabatan, gue belajar tolong menolong, disini gue ngerti apa arti kehidupan, dan bagaimana cinta yang sebenarnya. pelajaran berharga yang udah gue dapet gak bakal pernah luput dari benak gue, karena semua itu abadi. Walau gue jauh dari lo dan teman-teman, tapi lo semua selalu tersimpan dalam hati dan pikiran gue. Dan selamanya gak bakal pudar." Ucap Rania kalem sambil mengingat kembali semua pengalaman yang sudah dia dapat.

   Kisah yang mengajarkannya tentang berartinya hidup jika kita menggunakannya dengan baik. Jika kita membuka kebaikan pada orang lain, maka akan ada banyak pintu kebaikan yang terbuka untuk kita. Kita dapat belajar bahwa hidup kehabagiaan sesungguhnya adalah apa yang dapat kita bagikan dengan orang lain.

Bahwa hidup bukan tentang apa yang kita dapat tetapi apa yang sudah kita bagi. Virus kebahagiaan misalnya.

--cinta bagi seseorang, melepaskan meski terasa menyakitkan--

--The day ends and i can't do anything.
About that feeling of emptiness. You're knocking my heart. And like a miracle during darkest times. You make me shine once again--

Kisah Rania dan kawan-kawan belum selesai. Tapi saya rasa saya hanya dapat menceritakan kisah mereka sampai disini. Sebuah cerita boleh memiliki ending tetapi kehidupan tidak memiliki ending.

***

Hallo jumpa lagi dengan saya!😀 siapa yang mikir itu endingnya? Hayooo hands up gengss😅 menurut kalian ini happy ending or sad ending?. silakan berprotes riahhh saya tak peduli karena jujur saya puas dengan cerita ini dari part 1-62. Kalo ada yg punya saran buat epilognya silakan lontarkan lewat chat or komment. Geer ya mana ada yang mau komment😂 cerita saya ga ada apa2nya dibandingkan yang lain. Saya mau jujur aja kalo cerita ini emang udah ke pengen banget saya selesain soalnya saya udah mau masuk kuliah. *cie yg udh jdi mahasiswa wkwk*

So, i just wanna say thankyou for all my readers who reading this story!😊 lavyouuuu guys😘❤

Walaupun ceritanya abal-abal tapi gapapa lah, ini sekedar hobi aja. Iya kannnn. So why not😄 selagi membawa kebahagiaan bagi orang lain.

Oke see u on my other story guys!💋

[Sabtu, 06 Mei - Jumat, 28 Juli 2017]

Just Not Mine (Selesai)Where stories live. Discover now