36. Rania, Randy, dan Sandra

2.1K 84 0
                                    

Rania mengangguk pelan karena sedikit kebingungan. Pasalnya mengapa cewek di depannya ini bisa tahu namanya, sedangkan mereka belum pernah bertemu.

"Lho?, kamu kok tau nama adek aku?." Tanya Randy bingung. Sandra kemudian mengangguk. "Iya, aku tau adek kamu dari sepupu aku Merry. Merry pernah kirim foto Rania ke aku, waktu aku masih di Amrik."

"Merry sepupunya Patrick?." Tanya Rania.

Sandra mengangguk. "Iya. kamu teman kelasnya Patrick kan?." Tanya Sandra memastikan.

Rania mengangguk ragu-ragu. "Kamu tau dari mana?"

Sandra tersenyum kikuk di tempatnya. "Aku kakak Patrick." Jawab Sandra spontan membuat mata Rania melotot. Rania bodoh!. kakak mantu sendiri masa tidak tahu. Rania segera tersenyum semanis mungkin. "Oh kakak Patrick?, aku baru tau soalnya Patrick gak pernah cerita kalau dia punya kakak. Jadi aku taunya dia cuma punya sepupunya Merry." dari tutur kata Rania, Sandra yakin sekali kalau karakter Rania adalah seseorang yang luguh. Dari cara bicaranya, Sandra juga dapat menebak bagaimana sikap Rania pada Patrick selama ini.

"Patrick yang pernah datang ke rumah?." Tanya Randy pada Rania. "Iya kak, emang Patrick yang mana lagi?." Tanya balik Rania. "Kalian pacaran?." Tanya Rania lagi.

Sandra terlihat malu-malu di tempatnya. "Iya. kenapa emang?, nyesel lo ledek gue jones?!." Ketus Randy membuat Rania memasang raut wajah kesal, "lagian lo emang kelihatan jones sih!." Ucap Rania spontan.

Rania memandangi Sandra penuh kagum, jadi ini kakak Patrick, cantik. Tapi setelah di pikir-pikir semuanya seperti mimpi, Rania pacaran dengan Patrick, dan Randy pacaran dengan Sandra, sempurna.

"Nama kakak, apa?." Tanya Rania pada Sandra. "Sandra." Ucapnya membuat Rania mengangguk paham.

"Namanya cantik, orangnya juga!." Seru Rania dengan senyum yang mengembang.

Randy menggeleng. "Giliran sama orang lain malah sok manis. Dasar kedondong!."

"Gak usah denger dia kak Sandra, dia emang gitu orangnya." Ucap Rania yang masih memandangi Sandra.

Sandra hanya tertawa melihat kelakuan Randy dan Rania, hubungan kakak-beradik yang hangat.

Seketika Rania teringat sesuatu. Patrick belum menemuinya sampai sekarang. Dimana Patrick?, apakah dia sedang sibuk?, mungkin Patrick belum membaca sms Rania. "Kak Sandra, Patrick dimana ya?" Tanya Rania sedikit canggung.

Sandra baru ingat kalau Patrick memang tidak keluar rumah sepanjang hari ini. Tetapi Sandra tidak mungkin mengatakan pada Rania kalau Patrick sedang mengurung diri dikamar karena mengetahui kepergian Bunga. Tidak boleh, Sandra tidak boleh mengatakan hal itu. Itu akan menyakiti hati Rania. Sandra terkekeh pelan, "oh Patrick, dia lagi gak enak badan makanya pas aku datang kemari dia lagi istirahat di kamar." Jelas Sandra.

Rania mengangguk paham, pantas saja Patrick belum membalas sms nya. Seharusnya Rania tidak boleh terlalu mengkhawatirkan Patrick seperti ini.

Tiba-tiba pintu kembali terbuka, menampilkan Reno dan Elsa yang membawa macam-macam buah ditangan mereka. "Reno, Elsa, sini!" Panggil Rania girang. Baru saja tidak bertemu beberapa jam, tapi Rania sudah sangat merindukan dua orang itu.

Sandra dan Randy langsung menoleh. "Teman Patrick juga?" Tanya Sandra ketika Reno dan Elsa sudah berdiri dekat ranjang Rania.

"Iya. Mereka juga teman Patrick." Jawab Rania sambil menatap Sandra meyakinkan. Kemudian dia beralih menatap Elsa dan Reno. "Sa, Ren, kenalin ini kakak Patrick." Ucap Rania ramah. "Sekaligus pacar kakak gue." Tambah Rania lagi.

Elsa dan Reno tampak sedikit terkejut. Mereka masih mencoba mencerna ucapan Rania. Namun setelah beberapa detik kemudian mereka tersenyum pada Sandra.

"Ya udah kalau gitu, kita keluar dulu ya. Rania, get well soon yaa!" Pamit Sandra semakin membuat hati Rania senang. "Iya kak San, makasih."

Elsa meletakkan buah-buahan yang dibawahnya dengan Reno di atas meja. "Amazing Ran!" Seru Elsa ketika Sandra dan Randy sudah keluar.

Rania menyergit di tempatnya. "Hah?, amazing apanya?"

Reno menyentil dahi Rania. "Bukan apa-apa."

Rania mengusap dahinya. "Sakit bego!"

Elsa memutar kedua bola matanya dengan malas. Lalu duduk dipinggir ranjang Rania menatap Rania dengan tatapan menggoda. "Bosen naksir cowok, Sa?" Tanya Rania penuh selidik.

Reno hanya duduk di sofa memperhatikan dua cewek itu. "Gak laku-laku makanya pengen gebet cewek." Celetuk Reno membuat Elsa menghela nafas. "Belum juga satu hari dirumah sakit, otak lo udah gesrek kayak gini Ran. Belum kalau udah seminggu, dua minggu." Ucap Elsa lesu.

Rania cengengesan. "Ya maaf lagian kenapa lo natap gue kayak gitu. Kan merinding Sa, sekarang juga lagi top cewek sama cewek, cowok sama cowok. Yakan?" Ucap Rania menjelaskan.

Elsa menghela nafasnya lagi. "Sebenarnya gue tadi mau bilang gini, 'ciee di jenguk kakak mantu'." Jelas Elsa.

Rania mengangguk. Lalu menyengir, "Ooo gitu Sa. eh iya gue seneng banget tauk! pas tau kalau dia kakak Patrick." Ucap Rania antusias.

"Patrick udah datang kemari?" Tanya Reno.

Elsa juga baru sadar kalau dia belum bilang pada Rania jika Patrick tidak Sekolah hari ini. "Eh iya Ran, Patrick gak Sekolah hari ini."

Perasaan khawatir Rania lagi-lagi muncul ketika Elsa mengatakan bahwa Patrick tidak sekolah hari ini. Rania memainkan jari tangannya. "Tadi sih kakak Patrick bilang kalau Patrick lagi gak enak badan." Ucap Rania tidak semangat.

Reno berdecak kesal di tempatnya. Mana sih tuh kunyuk!. Batin Reno. Dia lalu mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan mengetik sesuatu di atas benda bidang datar itu.

Reno :
Nyuk! Lo dimana? Buru datang ke RS.SILOAM HOSPITAL! cewek lo sakit, lo malah nganggur dirumah!.

***

Setiap orang punya definisi yang berbeda tentang cinta. Cinta bagi seseorang adalah melepaskan meski terasa menyakitkan.

Just Not Mine (Selesai)Where stories live. Discover now