22. Bertemu Patrick pertama kali

2.2K 90 2
                                    

"Aduhh ini anak kenapa pakai acara mabuk segala!," ucap Merry jengkel sambil membuka pintu kamar Patrick. Tangan kiri Patrick di tumpukan pada bahu Merry sedangkan tangan kanan cowok itu di tumpukan pada bahu Rania.

Semua teman-teman Rania sudah pulang. Sebenarnya Rania sudah akan pulang tadi dengan diantar oleh Reno, tetapi Merry menahan Rania. Katanya urusan siapa yang mengantar Rania pulang, tinggal urusan Merry. Jadi Rania juga hanya mengikuti keinginan Merry.

Pintu terbuka, akhirnya Merry dan Rania dapat membaringkan Patrick diranjangnya.

"Ran, kamu tunggu disini dulu ya, jagain dia dulu. Aku mau samperin teman-teman aku." Ucap Merry lalu mendapat anggukan Rania. Setelah itu Merry meninggalkan Rania.

Rania menghembuskan nafasnya sedikit kasar. "Baru kali ini gue lihat Patrick mabuk. Lagian kenapa dia minum sebanyak itu sih?," gumam Rania heran. Rania menyelimuti tubuh Patrick. Ketika selimut yang Rania pegang sudah berhasil menyelimuti sampai di dada Patrick, tiba-tiba tangan Patrick memegang tangan Rania. Anehnya mata Patrick masih terpejam. Sepertinya Patrick sedang 'ngigok'.

"Bunga, jangan tinggalin aku" ucap Patrick membuat Rania bingung di tempatnya. Siapa Bunga?, pertanyaan itu tentu saja tergiang di kepala Rania. Apa mungkin Bunga adalah foto cewek yang Rania lihat di ruang tamu itu?. Melepas tangan Patrick dari tangannya dengan perlahan agar supaya tidak membangunkan Patrick.
Rania menatap sekeliling kamar Patrick. Bahkan Rania baru sadar bahwa semua fasilitas di dalam kamar Patrick berwarna biru mudah. Lemari belajar yang terletak dipojok kamar menarik perhatian Rania. Disana ada banyak bunga mawar putih yang ditaruh divas bening.
Sedang ditembok kamar terdapat lukisan laut biru yang memanjakan mata.

Bahkan kini mata Rania tidak berkedip ketika melihat bingkai foto besar yang didalamnya terpampang nyata Patrick yang memeluk gadis itu dengan erat. Ya, gadis yang sama dengan foto yang di lihatnya diruang tamu. Dibawah foto itu tertulis 'Patrick & Bunga'.

Bunga?. Rania bertanya dalam batinnya.

Rania tak sengaja menatap amplop biru langit yang tersusun rapi di atas meja samping ranjang. Karena di penuhi dengan rasa penasaran, Rania mencoba membuka salah satu amplop itu. Mata Rania terasa panas ketika membaca surat yang ternyata di tulis oleh Patrick untuk Bunga.

'Happy 14 monthversary Bunga sayang!, aku kangen kamu, kamu baik-baik aja kan?, aku janji bakal nemuin kamu. Aku sayang kamu♡.' begitu isi surat tersebut.

Rania merasakan matanya panas, air matanya tak mampu lagi terbendung. Tidak, Rania bukan sakit hati karena Patrick tidak bisa membalas cintanya. Hanya bagaimana bisa Rania memaksa Patrick untuk mencintai dirinya sedangkan Patrick sedang hati Patrick dimiliki oleh orang lain. Bahu Rania bergetar, tanpa disengaja surat yang dipegangnya tadi kini jatuh ke lantai. Rania menatap Patrick, dimenutup mulutnya agar tangisnya tidak pecah dan disitu.

Maafiin gue selama ini Pat, gue gak tau kalau hati lo udah dimilikin orang lain. Batin Rania.

"Bunga, jangan pergi, aku gak mau ditinggalin kamu,." Ucap Patrick parau.

Mendengar ucapan Patrick barusan, punggung Rania kembali bergetar. Mungkin Rania merasa dirinya terlalu egois selama ini.

Pintu tiba-tiba terbuka, menampilkan Merry yang kaget dengan wajah Rania yang sudah basah dengan air mata. Merry segera memeluk gadis itu. "Kamu udah tau semuanya?," tanya Merry sambil melepas pelukannya.

Rania mengusap air matanya dengan cepat, "Bunga itu?,."

Merry menganngguk, "Bunga adalah tunangan Patrick. Dari kecil kami sudah dekat karena awalnya Bunga adalah tetangga kami. Kepribadian Bunga yang keras kepala dan selalu melindungi orang yang disayanginya membuat Patrick jatuh hati pada Bunga. Kami sayang Bunga. Tetapi kecelakaan pesawat delapan tahun lalu membuat dunia Patrick hilang dengan sekejap. Bunga mengalami kecelakaan pesawat menuju ke Paris. Dan sampai sekarang bangkai pesawat maupun penumpang belum ditemukan. Gak ada yang tau gimana dan dimana Bunga sekarang. Tapi selama belum ada informasi yang pasti, Patrick selalu menganggap kalau Bunga masih hidup." Jelas Merry membuat Rania prihatin pada Patrick. jadi selama ini Patrick menderita. Selama ini Patrick menyembunyikan sebuah luka yang amat sangat dalam.

Delapan bulan yang lalu, Rania tiba-tiba teringat sesuatu. "Delapan bulan lalu, aku pernah lihat Patrick. Ternyata aku pernah melihat Patrick bahkan sebelum dia pindah ke Sekolah ku." Ucap Rania yakin.

"Maksud kamu?," tanya Merry.

"Waktu itu aku berada di diskotik tengah malam. waktu itu aku menangis panjang karena melihat ayahku bersama-sama dengan wanita lain. waktu itu jalanan sepi, termasuk jembatan dekat diskotik yang sampai sekarang ini ramai dikunjungi orang. Tapi anehnya waktu itu semua menjadi sepi termasuk jembatan itu. Dan sela-sela aku menangis, aku mendengar seseorang berteriak dan juga menangis. Aku pergi melihat ke jembatan, dan disana ada seorang cowok yang terlihat sedang kacau. Aku rasa itu Patrick. Dia menangis dan sesekali berteriak seperti membantah atas apa yang terjadi. Dia juga sempat meninju tembok jembatan." Jelas Rania dengan suara seraknya. Rania tidak sadar akan pertemuannya dengan Patrick waktu itu. Rania tidak tau bahwa dia akan menyukai Patrick seperti saat ini.

"Hari itu tepat waktu Patrick lihat berita kecelakaan pesawat di TV." Sambung Merry ketika menigingat-ngingat saat-saat itu. Dimana sebelumnya Merry belum pernah melihat Patrick sehancur itu.

Rania menatap Patrick yang masih tertidur. "aku gak nyangka kalau Patrick ngalamin hal ini. Selama ini dia selalu baik padaku, padahal dia dalam keadaan terpuruk." Ucap Rania tercekat.

Merry membawa Rania dalam pelukannya. "Aku udah mengikhlaskan Bunga. Dan aku juga ingin Patrick begitu. Aku yakin Bunga juga tidak ingin Patrick terus terjebak dalam kenangan masa lalunya. Patrick juga harus bangkit dan membuka lembaran baru. Mengiklaskan Bunga memang sulit bagiku, apa lagi bagi Patrick. Tapi, itu bukan alasan untuk terus hanyut dalam kesedihan. Aku harap kamu dapat membantu Patrick kembali menemukan dunianya. Dan tentang semua barang berwarna biru ini, Bunga suka biru langit. Posisi barang masih sama dengan posisi ketika Bunga masih ada. Karena itu Patrick tidak pernah mengijinkan siapapun masuk ke kamarnya."

Rania segera menarik tubuhnya. "Aku gak bisa Mer, ini mungkin gak buat aku, tapi gimana dengan Patrick?." Ucap Rania sambil menggeleng.

Merry memegang kedua bahu Rania. "Patrick hanya butuh seseorang yang dapat mengisi penuh kembali hatinya."

***

Jangan pernah datang lagi. Karena kamu gak tau gimana susahnya aku lupain kamu.

Just Not Mine (Selesai)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin