32. Rumah sakit dan kepulangan Sandra

2.1K 78 0
                                    

Randy mengalihkan pandangannya dari Rania dan merogoh ponselnya ketika merasa ada sesuatu yang bergetar dari saku celana.

Rosela :
Aku balik ke Indo hari ini. Kamu dimana?, kita harus ketemu.

Randy :
Aku lagi di RS. Kenapa gak bilang-bilang dulu kalau mau pulang?

Rosela :
Maaf tapi aku sibuk. Tapi kenapa kamu di RS, kamu sakit?

Randy :
Masih khawatir juga kamu. Bukan aku, tapi adik aku.

Rosela :
Aku mau bicara sama kamu. Kamu di RS mana?

Randy :
Siloam Hopital.

Rosela :
Aku udah di bandara. Mau langsung ke RS, kamu tungguin aku di luar RS.

Randy :
Lama lagi?

Rosela :
Gak. Kurang lebih 15 menit.

Randy :
Oke.

Randy memasukan kembali ponselnya ke dalam saku. Lalu kembali menatap adiknya yang masih tertidur di atas ranjang. Randy juga masih khawatir melihat Rania yang pingsan sambil memeluk ibunya tadi. Apa yang terjadi dengan adiknya itu?, tidak biasanya Rania seperti ini.

"Belum siuman juga?," tanya ibu dari kedua orang itu. Randy mengangguk tanpa menoleh pada ibunya. "Gimana kata dokter?," tanya Randy.

Ibu Rania mendekati ranjang dan duduk ditepi ranjang itu. Sambil mengusap lembut rambut anak ceweknya itu, "Dokter belum bisa mendiaknosis sakit Rania. Katanya nanti kalau sudah siuman baru akan di ambil darah. Kata dokter sekarang ini Rania cuma pingsan biasa" jelas wanita paru bayah itu pada Randy.
Setidaknya perasaan Randy bisa lega karena kata Dokter, Rania hanya pingsan biasa saat ini.

Randy melirik arlojinya, sudah 15 menit. "O ya bu, aku keluar dulu ya, gak lama" ucap Randy lalu direspon anggukan pelan dari ibunya.
Randy segera keluar dari ruangan dan berjalan gontai sampai keluar dari gedung Rumah Sakit. Di carinya orang yang sudah dua tahun tidak dia jumpai. Ah, dia sangat merindukan orang itu.

Randy masih mencari orang itu, sejauh mata memandang tidak lihat orang yang sedang di carinya, atau mungkin penampilan orang itu sudah berubah sehingga Randy sudah tidak mengenalnya lagi?. Tapi tidak mungkin, sejauh apapun orang itu berubah, Randy tentu masih sangat mengenali gadis-Nya. Mungkin tidak ada yang tahu jika Randy memiliki pacar, tapi kenyataan berkata lain, bahwa Randy memiliki pacar. Walaupun mereka menjalaninya dengan LDR. Awalnya Randy tidak terima dengan keputusan Sandra Rosela--pacarnya untuk menjalani LDR dengannya, tetapi mau bagaimana?, Rosela harus membantu pekerjaan perusahaan ayahnya yang ada di luar negeri.

Jadi pilihan yang di berikan Rosela adalah.

- ingin menjalani LDR, atau;
- PUTUS

Dan tentu saja Randy memilih pilihan pertama.

"Randy," panggil seseorang membuat Randy menoleh ke belakang, Dia kenal betul suara itu. Randy mengerjapkan matanya beberapa kali, apakah cewek di depannya ini adalah gadis-Nya?, wajahnya masih sama, hanya penampilan cewek itu yang membuat Randy ragu.

"Ini aku Rosela," Rosela dapat menebak keraguan Randy.

Rosela segera melangkah sampai ke hadapan Randy. Ada bongkahan rasa yang tidak dapat dia ungkapkan dengan kata-kata, rindu yang membuatnya menggigil setiap malam akibat jarak yang membentang. "Gimana kabar kamu?," tanya cewek itu tanpa ada rasa canggung sama sekali.

"Aku kangen kamu, Rosela" perkataan Randy bukanlah jawaban atas Rosela.

"Sudah ku katakan kalau aku tidak suka di panggil dengan nama itu. Panggil aku Sandra!" Protes Rosela, eh ralat, Sandra maksudnya.

"Jadi, apa yang mau omongin?" Tanya Patrick membuat Sandra tersenyum kikuk, "sebelum aku ngejawab, boleh gak aku nanya?" Tanya Sandra membuat Randy mengangguk pelan.

"Kita boleh cari tempat duduk dulu gak?, aku cape" keluh Sandra.

Randy terkekeh, "Gak bilang dari tadi sih!."

***

LDR membuatku tak mengerti mengapa aku bisa mencintaimu hanya dengan ketikan😂

Just Not Mine (Selesai)Where stories live. Discover now