21. Ulang Tahun Merry

2.1K 94 0
                                    

Rania menatap kagum halaman belakang rumah Patrick. Halaman belakang rumah Patrick kini berubah menjadi halaman penuh lampu berwarna-warni. Tadi Patrick datang menjemput Rania, karena itu Rania tidak perlu repot-repot menyuruh Randy untuk mengantarnya.

"Rania, cantik banget malam ini." Ucap Merry yang tiba-tiba saja sudah berada dihadapan Rania.

Rania terkekeh pelan, "kamu bisa aja"

Rania memang sengaja berbicara sedikit formal dengan Merry karena memang umur mereka jauh berbeda. Merry yang tentu saja lebih tua dari Rania membuat Rania tidak nyaman untuk memakai bahasa 'lo-gue'.

"Di jemput Patrick kan?," tanya Merry sambil melirik Patrick yang sedang berdiri disampingnya.

Rania menatap Patrick lalu mengangguk dengan cepat. "Iya tadi dijemput Patrick."

Merry tersenyum centil, "wkwkk kemaren dia ngotot pengen undang kamu padahal aku udah bilang kalau kamu emang lagi gak enak badan gak usah di paksa." Ucap Merry membuat Rania berhura ria didalam hatinya.

Rania hanya mampu menahan senyumannya agar tidak semakin mengembang. "Oh iya, emang ini acara ultah siapa ya?," tanya Rania.

Mendengar pertanyaan Rania barusan, membuat Merry menatap Patrick penuh selidik. "Lo gak bilang kalau hari ini ultah gue?," tanya Merry pada Patrick.

Patrick terkekeh pelan. "Tanpa di bilang Rania juga bakal tau kok."

Merry mendesis kesal pada Patrick kemudian memasang senyuman kembali pada Rania. "Hari ini ultah aku makanya dibikin acara. Jadi sekalian aku undang teman-teman Patrick."

Rania mengangguk paham. Artinya hadiah yang kemarin di beli Patrick adalah untuk di berikan pada Merry. Bukan untuk orang lain. Huh, setidaknya hati Rania bisa lega. Tidak heran jika kemarin hari Patrick mengatakan hadiah itu untuk seseorang yang special, secara selama ini Merry lah yang mengganti posisi orang tua bahkan kakak Patrick.

"Pantas aja kemaren - "

Patrick membekap mulut Rania dan menggeleng pelan. Sepertinya Patrick tidak ingin Merry tahu kalau dia menyiapkan hadiah Merry.

"Apa?," tanya Merry tampak tidak begitu penasaran.

Patrick menarik tangannya dari mulut Rania. "Gak ada apa-apa," ucap Patrick santai.

Merry mengangguk, "yaudah silakan bergabung sama teman-teman kalian" Merry melirik Elsa, Dion, Putri dan Reno yang sedang mencicipi beberapa makanan. Merry membiarkan Rania dan Patrick untuk pergi dengan teman-teman mereka. Hatinya senang ketika melihat Patrick yang sepertinya sudah menyukai Rania.

"Di jemput siapa Ran?," tanya Elsa ketika Rania sudah duduk disampinya. Rania tampak kikuk, "sama Patrick."

Elsa mengangguk, "ohh, pantas aja lama. Palingan lo dandan dulu kan?," tanya Elsa dengan nada menggoda.

Rania langsung salah tingkah, "apaan sih Sa,"

Reno mendekatkan mulutnya pada telinga Patrick, "kenapa gak bilang ke gue kalau mau jemput Rania?,"

Patrick tersenyum sombong, "you no need to know, nyet." Bisiknya Patrick pada Reno.

"Bisik-bisik apa lo berdua?," tanya Dion kepada Patrick dan Reno.

Putri berdehem pelan. "Bisnis cinta segitiga,"

Elsa tertawa ringan lalu menyenggol lengan Rania, "bener Ran?"

Rania refleks menggeleng. "Mana gue tau" ucap Rania polos.

Suasana tiba-tiba saja tampak canggung, Rania yang sudah malu karena di tanyakan begitu hanya bisa diam di tempat duduknya. Sedangkan Reno yang masih menyembunyikan persaanya pada Rania hanya mampu berharap bahwa Rania akan peka. Dan Patrick?, dia sudah mencintai Rania hanya dia yang belum yakin akan perasaan yang dia miliki itu.

"Dari pada kalian bicara yang aneh-aneh, mendingan makan." Saran Merry yang tiba-tina sudah berdiri dibelakang kursi Patrick.

"Nahh seratus buat Merry!," seru Dion girang agar situasi yang canggung dapat di cairkan.

"Yaudah yuk makan, gue udah lapar dari tadi." Sambung Rania sambil mengambil pancake yang tersaji di meja.

Lalu di ikuti dengan yang lainnya mengambil makan.

"Aku tinggal dulu ya, makan yang banyak, jangan malu-malu. Oke?" ucap Merry lalu kembali meninggalkan mereka.

"Suka banget pancake cokelat ya Ran?," tanya Putri ketika melihat yang di ambil Rania hanyalah pancake cokelat.

"Iya, suka banget. Soalnya cokelat manis" ucap Rania terlihat bahagia.

"manis kayak orangnya" celetuk Reno.

Rania tersenyum bangga, "iya dong!"

Kemudian mereka tertawa. Tetapi tidak dengan Patrick. Cowok itu hanya diam. Dia tiba-tiba teringat dengan Bunga. Bunga juga sangat menyukai pancake cokelat. Setiap merayakan monthversary perbulannya, Patrick selalu membelikan pancake cokelat untuk Bunga. Pernah disaat perayaan monthversary ke 8 dan Patrick lupa membeli pancake. Bunga 'ngambek' dan tidak berbicara dengan Patrick selama sebulan. Patrick galau merana saat itu. Sifat Bunga yang keras kepala dan selalu ingin benar, membuat Patrick mencintai gadis itu dengan caranya sendiri. Akhirnya pada perayaan monthversary ke 9, Patrick membelikan Bunga pancake yang banyak. Bahkan Bunga dan Patrick tidak mampu menghabiskannya. Jadi mereka membagikan pancake tersebut pada Merry. Jangan heran kalau Merry ikutan suka makan pancake, karena setiap bulannya Merry selalu mendapat jatah pancake.

***

Minggu, 04 03 17

Just Not Mine (Selesai)Where stories live. Discover now