61. Seperti Semula

2.1K 68 0
                                    

Dua bulan kemudian..

Suasana kantin yang ramai membuat Elsa kebingungan mencari tempat duduk yang ramai. Bersama Rania yang digandengnya, Elsa mengamati sekeliling kantin.

"Gak usah makan deh, kantin lagi ramai." Kata Rania namun tidak diindahkan oleh Elsa. "Gak boleh dong Ran, nanti kalo lo pingsan lagi kayak waktu-waktu lalu, gimana?"

Rania memutar kedua bola matanya, "gue pingsan bukan karena gak makan."

"Yang penting itu kita harus makan Ran," ucap Elsa lalu menarik tangan Rania menuju sebuah meja dimana Patrick dan Bunga sedang makan disitu. "Boleh gabung?"

Rania mencubit lengan Elsa karena menariknya ke meja Patrick dan Bunga. "Tenang Ran, Patrick gak bakal kebratan kok."
   Elsa kembali menatap Patrick dan Bunga. "Semua meja penuh, boleh gabung bareng kalian kan?"

Patrick melirik Rania yang hanya diam sedari tadi. Cowok itu langsung tersenyum, "boleh."

Elsa segera tersenyum girang lalu segera duduk disebelah Bunga. Rania melotot pada Elsa, seharusnya Rania yang duduk disitu dan Elsa lah yang duduk disebelah Patrick.

"Mau makan sambil berdiri?" Tanya Patrick membuat Rania kaget. Patrick sudah cukup lama tidak bercanda dengan Rania. Mungkin saja Patrick ingin membuat suasana cair agar Rania dapat merasa nyaman dengan keadaan. Rania tersenyum tipis lalu duduk disamping Patrick.

"Kalian belum pesan makan?" Tanya Elsa ketika melihat tidak ada makanan diatas meja.

"Udah tau masih aja nanya." Jawab Bunga cuek.

"Dih biasa aja sih!" Timpal Elsa tak terima.

Bunga menoleh pada Elsa, "lo mau gabung makan atau mau berantem sih?!"

"Lo aja yang sensi--"

"Woiii, stop!" Potong Patrick lalu menggeleng pelan. "Jangan berantem disini, malu banyak orang."

Bunga melototi Patrick, "kamu bela dia?!"

Patrick tertawa renyah, "mendingan kamu sama Elsa pesen makanan. Bentar lagi bel masuk, emang mau kita gak sempet makan?"

"Terus kamu sama Rania kenapa cuma disini?, mau pacaran?" Tanya Bunga jengkel.

Elsa segera menarik tangan Bunga, "gue udah laper, ya udah yuk pesen makan. Ran, lo bakso kan?"

Rania menggeleng, "gue manusia."

Patrick tersenyum arti pada Rania, gadis itu tetap sama seperti sebelumnya, punya cara sendiri untuk memikat hati Patrick.

"Gue juga bakso. Ya udah sana, hus, hus!" Usir Patrick lalu direspon tatapan kesal dari Bunga sebelum cewek itu pergi memesan makanan.

Setelah Elsa dan Bunga telah pergi, kini tinggalah Patrick dan Rania. Rania celingak-celinguk ditempatnya. Semejak kapan Rania jadi anti dengan Patrick. Huhh, Patrick selalu saja membuatnya gugup.

Patrick menaruh tangannya diatas meja sambil menopang dagunya mengamati Rania yang sudah salah tingkah. "Padahal udah banyak kali berduaan sama gue, tapi masih aja suka salting." Ucap Patrick membuat Rania tersenyum kikuk. "hehe"
   Patrick menaikkan alisnya, "gimana kabar lo? Semejak ulang tahun Putri, lo udah jarang gue lihat di sekolah. Lo kemana aja?" Tanya Patrick membuat Rania kini diam seribu bahasa.

Selama dua bulan ini Rania tidak tampak disekolah, bukan karena malas ke sekolah, tapi karena Rania mengurus hidupnya, mengurus dirinya agar tetap hidup.

"Hei, lagi-lagi melamun." Ucap Patrick membuat Rania mengedipkan matanya beberapa kali, mencoba menguasai dirinya untuk tidak mengatakan yang sebenarnya kalau Rania sedang menjalani kemoterapi saat ini mengingat kanker darah yanh dideritanya selama ini sudah stadium empat. Walau sebenarnya Rania tak tahu apa yang Patrick tahu.

"Gue liburan," ucap Rania sedikit menyengir.

Patrick memandangi raut wajah Rania, cowok itu tahu yang sebenarnya, tapi mungkin dia harus diam. Karena kadang diam adalah emas.

"Wkwk, liburan gak ngajak!"

"emang mau?"

"Iya dong! Apalagi bareng Rania."

"Liburan bareng Bunga aja,"

"haha Bunga udah punya gebetan baru."

Rania menyergit, "ah masa?!"

Patrick mengangguk dengan antusias, "iya, tapi gantengan gue sih."

"Dih geer lo!" Tuduh Rania sambil tersenyum simpul.

Patrick memandangi wajah Rania, "gue kangen lo."

Senyum Rania memudar berganti dengan tatapan heran, "maksudnya?"

"Harus diulang lagi ya?, gue kangen lo."

"Eh, bukan gitu maksud gue. Maksud gue--"

"Balikan yuk!"

Oke, Rania bisa menganggap bahwa Patrick tidak memikirkan detak jantung Rania yang terasa berhenti dan melompat dari tubuh Rania. Rania menelan ludahnya dengan susah payah, ini terlalu mengejutkan. Rania menggigit bibir bawahnya, dia ragu. "Gue, em,--"

"Ya gue tau mungkin lo pikir kalau gue gimana gitu, ya tapi jujur aja gue masih sayang sama lo. Walau gue udah coba buat lepasin lo, nyatanya gue gak bisa. Bahkan lo satu-satunya cewek yang bikin gue move on dari Bunga." Jelas Patrick membuat Rania semakin heran. "Lo udah move on dari Bunga?"

Patrick mengangguk pelan, "berkat lo."

"Tapi bukan berarti Bunga udah move on dari lo." Ucap Rania pelan.

Patrick tersenyum simpul, "hampir setahun lo ngejar gue dan akhirnya kita jadian. Bunga sayang gue karena kita udah lama bersama, tapi ternyata itu bukan perasaan cinta lagi. Tapi perasaan sedih kehilangan orang yang udah lama sama-sama bareng kita. Dan sebenarnya gue sadar kalau hati gue sekarang milik lo, Rania."

Kepala Rania kini sedikit menunduk, "selama ini Reno suka sama gue, dan sayangnya gue baru tau bulan lalu akan hal itu. Gue merasa aja kalau selama ini gue udah nyakitin banyak orang, dan sia-siain banyak orang. Setahun gue ngejar lo dan abaiin Reno yang selalu merhatiin gue, walau akhirnya kita jadian. Gue bikin Putri gak punya kesempatan buat deketin Reno karena Reno suka sama gue, walau gue suka sama lo. Bahkan tanpa gue sadarin, gue ambil Elsa dari Kinar. dan beberapa bulan lalu, Gue ambil lo dari Bunga. Andai aja gue bisa mengulang waktu, gue pengen ubah semuanya. Termasuk gue mau ngerubah perasaan sayang gue ke lo waktu itu, gue pengen semuanya kembali semula. Dimana lo sama Reno berantem akan hal-hal konyol. Gue kangen kita semua yang dulu selalu bersama. Lo, gue, Reno, Elsa, Dion, Merry, Putri, Kinar." Ucap Rania lalu di akhiri dengan senyuman tipis.

"Gak ada yang perlu disesalin, kadang lo mikir kalau lo salah. Tapi sebenarnya, Tuhan biarin itu semua terjadi demi suatu pelajaran." Kata Patrick yakin.

Rania mengangkat kepalanya, mendapatkan Patrick yang sedang menatapnya teduh. Makasih, buat semuanya, gue sayang banget sama lo, tapi maaf gue gak bisa sama lo lagi. Cinta gak harus memiliki kan?

***

Hai guys! Jumpa lagi haha akhirnya bisa nulis juga, semoga suka part ini ya guys!.

Btw gue mau bilang nih, ada cerita bagus judulnya 'Imposible'. Kategori Romance guys! Jadi siapa yang suka baca cerita Romance, kalian bisa singgah dicerita tersebut, siapa tau suka, sama jangan lupa vommentnya yaa!😘

See u💕

Just Not Mine (Selesai)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin