13. Rania dan UKS

2.7K 111 0
                                    

Randy :
Kapan kamu pulang?

Randy :
Kenapa gak pernah balas line aku?

Randy :
Jangan cuma diread aja!

"Ciee yang lagi spam chat!." Celetuk Rania tiba-tiba.

"Jangan kebiasaan ngintip lo. Ntar gue colek mata lo baru tau rasa." Randy mulai mejauhkan wajah Rania dari layar ponselnya.

Rania meniru gaya mengomel Randy. "Bla, bla, bla, lagian siapa suruh gak ngurung diri dikamar tadi!. Kakak kampret!"

"Pengen gue jahit mulut lo?." Tawar Randy.

Rania mengambil remot televisi. "Gak. Perlu." Ucapnya penuh penegasan pada Randy.

"Gue bilang ibu lo, begadang dikamar!." Ancam Randy.

Rania menyekop kaki Randy, "kakak nyebelin banget sih!, siapa juga yang begadang. Bilang aja kalau sirik sama gue. Lo kan gak punya cewek."

"Sendirinya juga gak punya cowok." Sindir Randy tanpa menatap ke arah Rania.

***

Pagi yang cerah kembali menyapa Rania. Semejak enam bulan lalu Patrick pindah ke Sekolahnya, Rania sangat bersemangat untuk pergi ke Sekolah. Patrick itu seperti vitamin bagi Rania.

Kali ini dengan rambut yang dikucir setengah, Rania mulai melangkahkan kakinya memasuki gedung Sekolahnya. Seperti biasa, jam segini pasti sudah banyak siswa yang berkeliaran diSekolah.

"Raniaa!." Panggil seseorang membuat Rania menoleh. Tiba-tiba beberapa orang siswa berlari dengan arah berlawanan dengan posisi Rania sekarang. Sepertinya mereka sedang buru-buru. Tetapi tanpa sengaja seseorang menabrak bahu Rania kuat, sehingga gadis itu terjatuh ke lantai. Punggungnya juga ikut terbentur, punggungnya sakit, sehingga yang dilihatnya terakhir hanyalah pandangan yang kabur sampai akhirnya seluruh pandangan berubah menjadi gelap.

Reno yang melihat hal itu, langsung berlari ke arah Rania. Dilihatnya gadis itu yang sudah pingsan.

"Woyy kenapa cuma lihat?!, cepetan sini bantu gue bawa dia diUKS!." Pintah Reno tak sabaran.

Beberapa siswa cewek segera mengangguk dan ikut membawa Rania ke UKS.

Putri masuk ke dalam UKS. Membuat Reno menoleh. "Masih punya hati nurani juga lo." Ucap Reno menyindir.

"Sorry buat kelakuan gue ke Rania ataupun ke lo yang mungkin udah keterlaluan. Tapi gue pengen ngomong sesuatu sama lo." Putri menatap manik mata Reno.

"Gak ada yang perlu di omongin." ketus Reno.

Putri menelan ludahnya. "Ini tentang Rania."

Baru saja Reno berinisiatif untuk bertanya, tetapi Putri sudah terlanjur menarik tangannya untuk keluar dari ruang UKS. Putri tahu bahwa dia sudah berjanji untuk tidak akan menceritakan hal ini pada siapapun, tetapi Putri juga takut karena hal ini bisa membahayakan diri Rania jika dibiarkan terlalu lama.

Putri duduk dibangku depan ruang UKS, Reno juga ikut duduk disana.
tanpa menatap ke arah Reno sama sekali, Putri mulai berbicara.

"Jadi beberapa hari yang lalu, gue gak sengaja pergokin Angel cs lagi labrak Rania. Sebenarnya menurut gue itu bukan labrak lagi, tapi aniaya." Ralat Putri menyesal. Seharusnya dia datang ke toilet lebih cepat saat itu.

Reno berkutip. Pikirannya kacau karena memikirkan kondisi Rania sekarang.

"Waktu itu gue pergi ke toilet, tapi toiletnya dikunci dari luar. Sebenarnya gue gak jadi masuk tapi karena gue dengar suara kekacauan didalam, makanya gue paksa dobrak itu pintu."

"Jadi?, Angel cs yang lakuin semua ini?." Tanya Reno dengan rahang yang mengeras.

Putri mengangguk pelan, "iya. Pas gue masuk ke toilet, Angel cs langsung kabur. Gue bisa aja kejar mereka, tapi gue gak bisa karena lihat kondisi Rania waktu itu. Dia pingsan dan ada memar di sekujur tubuhnya. Bukan hanya itu, tetapi Angel juga potong rambut dia. Emang lo gak perhatiin rambut Rania sekarang lebih pendek dari sebelumnya?." Tanya Putri.

"Gue udah jarang ketemu dia makanya gue juga gak perhatiin dia. Tapi, apa alasan Angel lakuin ini?." Tanya Reno heran.

Putri memandang ke depan. "Menurut gue Angel cemburu sama Rania. Rania dan Patrick sekarang udah dekat banget. Lo tahu sendirikan?, gimana tergila-gilanya Angel sama Patrick." Jelas Putri yang memang benar adanya.

Reno mengepalkan kedua tangannya, menurutnya semua ini karena Patrick. Cowok itu memang pembawa bencana bagi Rania.

Diujung koridor, terlihat seorang Patrick yang sedang berlari ke arah mereka. Reno menatap Patrick dengan tatapan benci.

"Gimana keadaan Rania?," tanya Patrick yang masih ngos-ngosan.

"Jangan sok ekting lo!." Reno lalu melayangkan sebuah tinju pada pipi kanan Patrick. Langkah Patrick terundur. Dia menatap Reno tidak mengerti. Bukankah dia baru saja sampai lalu kenapa malah dipukul?.

"Lo pikir semua ini gak karena lo?!." Bentak Reno dengan emosi yang meluap.

Putri segera berdiri ditengah Reno dan Patrick. Kalau dibiarkan, hanya akan ada perang ke tiga disini. Maka lebih baik Putri harus berbicara pada kedua bocah ini supaya semuanya jelas.

"Daripada lo berdua berantem disini, mendingan jenguk Rania didalam!. Nanti gue ceritain semuanya." Ucap Putri seraya melipat kedua tangannya didepan dada.

"Lo kenapa nih kunyuk juga di ajak ke dalam?," protes Reno.

"Teman Rania bukan cuma lo doang, nyet!." Ucap Patrick lalu berjalan dibelakang Putri.

Putri segera berjalan ke arah ranjang Rania. Sedangkan Patrick dan juga Reno hanya memperhatikan apa yang sedang dilakukan Putri.

"Beberapa hari lalu, gue lupa kejadiannya kapan. Gue pergokin Rania lagi dilabrak sama Angel cs. Angel suka sama lo Pat, makanya dia gak terima kalau Rania dekat sama lo. Sebenarnya lebih tepat Rania itu dianiaya. Tapi waktu itu Rania mohon ke gue buat gak bilang kejadian ini ke siapa-siapa." Jelas Putri sukses membuat Patrick bungkam.

"Masih berani lo dekatin Rania?." Tanya Reno dengan nada ancaman.

Patrick mengangguk, "iya, seharusnya gue bisa jaga dia." Jawab Patrick spontan.

Reno meramas krah Patrick dan hendak melayangkan tinju, tetapi Putri menarik telinga Reno dengan kuat. "Kalau cuma mau ganggu Rania disini, mendingan lo keluar!."

Dengan terpaksa, Reno harus menunda tangannya untuk meninju Patrick. Didalam hatinya, dia mengomel.

Putri mengangkat kameja bagian belakang Rania, dan betapa tetkejutnya Patrick dan Reno ketika melihat seluruh punggung Rania yang dipenuhi memar.

"Dia hebat, bisa sembunyiin ini dari lo semua." Ucap Putri kagum.

"sebelum kenal Patrick, Rania gak pernah dilabrak, bahkan separah ini." Ucap Reno menyesal. Nyatanya dia belum bisa menjaga orang yang disayanginya.

Patrick merasakan sakit dihatinya. Hatinya seperti digores. Saking suka sama gue, Ran, lo sembunyiin semua ini. Bahkan nyawa lo gak lo peduliin.

***

Jumat 19 mei 2017

I can't say how thankful i am with words. But remember this, you're my love who make me smile.

Just Not Mine (Selesai)Where stories live. Discover now