Sekali Lagi

4K 208 24
                                    

Memasuki Bulan Ke sembilan, Perut Prilly Semakin membesar, membuatnya sedikit lebih sulit bergerak dan Selama itu Pula mereka Tetap Berada di rumah sakit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Memasuki Bulan Ke sembilan, Perut Prilly Semakin membesar, membuatnya sedikit lebih sulit bergerak dan Selama itu Pula mereka Tetap Berada di rumah sakit. Terhitung sudah Bulan ke tiga Ali dan Prilly menghabiskan waktunya di rumah sakit..

Seperti kebanyakan Orang sakit Pada Umumnya, Prilly lebih sering drop sekarang. Semuanya di picu oleh pergerakan Bayi di dalam kandungannya. Belum Lagi Jika Bayi itu Bergerak Lebih kencang, maka seketika Itu Prilly tak sadarkan Diri.

Pernah beberapa kali Dokter Andin Meminta Untuk Melakukan operasi Saja, agar Beliau bisa Fokus pada Pengobatan sakit Ginjal Prilly, tapi Prilly Menolak sampai memohon pada Ali, dan Akhirnya Ali kembali Menyerah dan Mengikuti Kemauan Prilly..

Pernah beberapa kali Dokter Andin Meminta Untuk Melakukan operasi Saja, agar Beliau bisa Fokus pada Pengobatan sakit Ginjal Prilly, tapi Prilly Menolak sampai memohon pada Ali, dan Akhirnya Ali kembali Menyerah dan Mengikuti Kemauan Prilly

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

kesehatan Prilly semakin Hari semakin Menurun, bahkan Saat Ini Rambutnya mulai Rontok tak Tersisa, wajahnya semakin Pucat, bahkan Tubuhnya yang semakin Mengurus. Tiga Bulan Berada di rumah sakit Membuatnya agak Jenuh dan Sempat Ingin Menyerah, tapi sekali lagi, keyakinan akan kekuatan Cinta Membuatnya kembali Bertahan, meski kecil Harapan akan Kesembuhannya..

"Sayang Maaf."
Prilly Memperhatikan Ali yang berbaring di Sofa, Memainkan Ponselnya. Bukan untuk Bermain-main saja, tapi Untuk Bekerja.

setiap melihat Ali, prilly memang selalu Menangis, Selalu Merasa Bodoh, dan Tak pernah Lupa Mengutuk dirinya yang Tidak pernah bisa membahagiakan Suaminya.

Ali tetap Fokus, sampai Prilly Kembali ke Brangkarnya, berbaring dengan Air mata Mengaliri Pipinya.

Sempat Ia Mengutuk Takdir, Menyesali semua yang telah Ia Iyakan sebelum di lahirkan dulu, tapi Kembali pada Takdir, Dia Hanya Bisa Mengikuti, Tidak Bisa Merubah Alur atau melawannya.

"Sayang. Kamu Nangis?"
Ali beranjak setelah Mengirimkan Email Laporan pada Rasya di kantornya.

Buru-buru Prilly menghapus Air matanya Lalu tersenyum Manis pada Ali. Tapi Ali, sudah Hafal dengan perubahan wajah Istrinya.

"Hey, Kok Nangis Sih?"
Ali mengusap air mata Prilly yang Jatuh Berguguran.

"Aku takut.." prilly sudah Mulai Terisak. "Aku takut kamu gak sayang lagi sama aku. Aku udah gak Cantik Lagi. Aku udah Gak semanis dulu lagi, gak Bisa Nemenin kamu Jalan-jalan Lagi. Aku takut kamu berubah."
Prilly sesunggukan, menarik Bandana yang menghiasi kepalanya yang sudah mulai tak berambut.

Menjemput Hati (Selesai)Where stories live. Discover now