Menyerah Pada Hati

4.4K 290 1
                                    

Ali Perlahan Berjalan Menuju Grand Piano Di tengah2 Ruangan.. Setelah duduk, Ali Mulai Menekan Tuts Hitam Putih Itu Bersamaan dengan Mengatupnya Kelopak Matanya, Berusaha masuk ke dalam alunan Musik dan Nada Yang Ia Ciptakan, guna Untuk Menenangkan Hatinya Yang sedang Kacau... sekacau Hati Pangeran Saat di Tinggal Cinderella Tepat Jam 12 malam...
Lantunan Nada Ini Kembali Menguak cerita lama Yang sudah Sangat Dalam Ali Kubur Rapat.. Dentingan Nada Ini Seakan Kembali Melempar Ali pada Masa Lalu Kelam Yang Sempat Mematikan Hatinya Dari sesuatu Bernama Cinta.. Alunan Nada Itu Membuat Ali Kembali Mengingat Semua Hal Tentang Dia, Cinta; Perjuangan, Pengorbanan dan arti dari Sesuatu Bernama Menunggu...
Menunggu Seorang Cinderella Yang Telah Menggoreskan Luka Di Hati Pangeran..

"Di sini aku masih sendiri
Merenungi hari-hari sepi
Aku tanpamu
Masih tanpamu"

Perlahan Suara Ali Terdengar mengalun Indah, Untuk yang Pertama Kalinya Setelah Sekian Lama, Ali Kembali Menyanyikan Lagu Ini.. Lagu Kenangan Yang Tepat Mengartikan Keadaannya kala itu..

"Bila esok hari datang lagi
Ku coba untuk hadapi semua ini
Meski tanpamu meski tanpamu
Bila aku dapat bintang yang berpijar
Mentari yang tenang bersamaku di sini
Ku dapat tertawa menangis merenung
Di tempat ini aku bertahan"

"Suara dengarkanlah aku
Apa kabarnya pujaan hatiku
Aku di sini menunggunya
Masih berharap di dalam hatinya
Suara dengarkanlah aku
Apakah aku slalu di hatinya
Aku di sini menunggunya
Masih berharap di dalam hatinya"

Ali Masih setia Dengan Matanya Yang Terpejam, Menikmati Lagu dan Irama musik Dari Tangan Kokohnya...

"Kalau ku masih tetap di sini
Ku lewati semua yang terjadi
Aku menunggumu Aku menunggumu.."

Selalu Kata kata Ini Yang Ali Ucapkan Berulang-Ulang Sampai Rasa Di hatinya Benar2 Terobati Sehingga Ia Kembali Bisa Beraktifitas...

Bukan Salah Ali Jika Sikapnya Berubah, Juga Bukan Salah Prilly Yang Menangis jika Di Kasarin Ali Namun Waktu Yang Enggan Untuk Menerangkan Lebih Awal Sebelum Mempertemukan Mereka Kembali....

Di Sisi Lain Apartement Ini, Sebuah Ruangan Yang Jelas Terpampang di Pintunya Ada Sebuah Gambar Bonekan kartun Yang anak-anak Namakan Doraemon Sedang Menjadi Saksi Kepiluan Pemiliknya... Kepalanya Ia Tenggelamkan Diantara Lekukan Bantal Lalu Ia Menangis Sejadinya Di sana.. Tak Perduli apapun Karena Saat Ini Yang Ia Tau hanyalah Mencari Kenyamanan Untuk Hati dan Perasaannya...
Prilly Masih Setia dalam Tangisannya, Sudah Satu Jam Berlalu Sejak Pertengkarannya Bersama Ali Tadi, Namun Hati Prilly Masih Belum Bisa Menerima Semua Pengakuan Ali Tentang Dirinya.. tentang semua Tuduhan Ali Kepadanya Dan Ketidak Percayaan Ali Selama ini..

"mama Prilly Mau Pulang" Teriaknya Keras Namun Tak ada Yang dengar, Hanya Dirinya Dan Queen Size Yang Menyaksikan Keterpurukannya saat ini..

Mata Bengkak, Hidung Memerah Dan Wajahnya Berantakan.. Prilly Bangun Dari Tidur Tengkurapnya Lalu Duduk di Tepi Queen Sizenya, Ia menghelah Nafas Panjang Lantas Menahannya Beberapa Saat lalu Menghembuskannya Sampai Perasaannya agak sedikit Lega, Begitu Seterusnya... Ia kembali Mengingat Bagaimana Sikap Ali padanya, yang Sepertinya Memang Benar, ini adalag Kesalahannya. bahkan Tercatat dalam Sejarah Bahwa Ali Yang ia Kenal Dulu Adalah Ali yang Tengil, Baik, Ramah, Penyayang Dan Siap Berkorban Apapun Untuknya Namun Saat Ini, Ali Yang Ia Temui adalah Ali Yg dingin, Tidak Peka, Kasar, dan Cuek... berbanding Terbalik Dari Sebelumnya...

Prilly Kembali Mengingat Dulu, Saat Bagaimana Ia Berjuang Untuk Bisa Kembali Datang Ke sini, semua Tentang Apa Yang Ia Lakukan Sampai Ia Bisa Kembali dan Bertemu Ali Yang Nyatanya Tidak Lebih Dari seorang Monster Berdarah dingin...

"Ai maafin ii" Gumamnya Pelan Kemudian Kembali Menangis lantas Menjatuhkan Badannya lagi Ke Atas Queen sizenya...

"Menjemput Hati Penuh Luka butuh Kesabaran Luar Biasa.. Semangat Prilly"
Prilly Perlu Waktu Untuk Bisa Menerima Semuanya...

***

Rasya Jenuh, Ia Bosan Di Dalam Kamar Ali, Berpikir tentang Semuanya, Tentang Ali, Tentang Prilly dan Masa lalunya, Bukan Haya Itu Rasya Juga Memikirkan Tentang Dua Orang Sahabat Cinta Yang Menamakan dirinya 'Ai dan Ii', Rasya Rindu Semua Itu..

"Ini Tidak Bisa Di Biarin Terlalu Lama Berlarut.. Mereka Hanya Salah Paham, Tapi gue..? Gue Bisa Apa kalau Ali gak Mau Dengerin Gue ataupun Penjelasan dari Prilly.. Aargghhh" Ujar Rasya Lalu Melangkah Ke arah Pintu Yang Menyambungkannya Ke ruangan Musik...

Di Sana, Ali duduk Di depan Grand piano Seraya Memandang Lurus Keluar Jendela... tatapannya Kosong Namun Sorot mata Senduh Itu Menyiratkan Bahwa Ia Sangat Sedih Bahkan Lebih Dari Kesedihan Rama Saat Shintanya Di Culik Rahwana...

"Li.." Desis Rasya

"Gue Siap Dengar Semuanya Sya.. Gue siap Dengan Apapun Yang akan Lo katakan.."

"Lo Yakin..??"

"Iya. Gue Yakin... Gue sudah Terlalu Lama Membohongu Hati Gue sendiri di Balik Topeng Ke pura-puraan Gue"

"Gue Tau Dan Gue Salut Sama Lo Bang"

"Sekarang Katakan Apa Yang Mau lo katakan Lima Tahun Lalu" ujar Ali..

Rasya Menghelah Nafas Lantas memejamkan Matanya Bersiap Menceritakan Semua Yang Ali Tidak Ketahui, Semua Hal Yang Menjadi sumber ke salah pahaman Antara Ali Dan Prilly...

Tbc

Menjemput Hati (Selesai)Where stories live. Discover now