Satu Kekuatan

3.2K 188 0
                                    

Ali berjalan dengan Penuh semangat seolah tak ada kegelisahan, Kegundahan dan Kegalauan dalam Dirinya, menyusuri koridor Rumah Sakit Dengan Tampang Kerennya, Kedua tangannya di masukkan ke dalam kantong celana Slimfit yang ia gunakan, Headphone yang Mengalun di lehernya Serta tatapan teduhnya.. Ia siap Kembali ke ruangan Prilly, Jika Prilly mampu Bertahan dan Memperjuangkan Hidupnya Untuk Ali, Kenapa Ali tak Mampu Tetap berdiri Kokoh Layaknya karang yang Di terjang Ombak..? Meski Rapuh Ia tetap pada Posisinya.. Mungkin Seperti itu Ali saat Ini...



Bunyi daun pintu Bergesekan dengan Lantai keramik Rumah Sakit membuat Rasya, Rizzy dan Prilly Menoleh Ke sumber Suara, Ali dengan gagahnya Berdiri di sana, Di sambut senyum hangat Ia Melangkah mendekat, menggantikan Rizzy di posisinya.. sudah Hampir Dua Jam Berlalu, Prilly semakin Lemah Bahkan Terlihat Ketakuan, buktinya, Sejak Ali datang Ia meneteskan Air mata Entah Berarti apa, Ia Memegang Kuat Tangan Ali seolah mengatakan Untuk Jangan Pernah Meninggalkannya Lagi.. Prilly Takut..!



"Dia Belum makan Li.. Tadi Aku mau suapin tapi dianya Gak mau..!"


Ali menoleh lantas tersenyum hangat pada Rizzy, Ia Tau Sahabatnya Itu tulus Dan Penuh kasih terhadap kekasihnya..



Berangsur Ali duduk di sebelah Prilly lantas Mengusap Air matanya, Proses cuci darah ini Melelahkan Bahkan menguras seluruh tenaganya.


"Sayang maaf udah Ninggalin kamu..!" Prilly Mengangguk pelan lalu Berusaha menarik Ujung bibirnya Membentuk senyum.. "sekarang kita makan Yah..!"



"kamu juga...!" Lirih.. selirih bisikan Angin pada Daun sebelum Menjatuhkannya..



"Iya..." Ali tersenyum lalu Meraih Baki makanan Untuknya Dan Prilly yang di bawa Rasya Tadi..


"Sini sini.. Buka Mulutnya.. aaa"



Rizzy Dan Rasya Tersenyum seraya saling Merangkul, melihat Ali dan Prilly seperti itu Tentram rasanya perasaan mereka, dua orang yang saling menyayangi, saling menguatkan dan Berjuang demi hidup dan Kebahagiaannya..



"Udah Ai.."



"Sekali lagi I.. aa sayang..."



Rizzy menempelkan kepalanya oada Bahu Rasya, Moment seperti ini adalah Untuk yang pertama Kalinya Ia lihat selama mengenal Ali. tatapan teduhnya, Senyum hangatnya dan Perlakuan Romantisnya pada Prilly..



"beruntung banget jadi prilly... sayang banget Ali keknya sama Dia..!" Gumam Rizzy Pelan namun tak sadar apa yang ia ucapkan..



"Kamu Ngomong Apa Babe..?"



"ah..! enggak Sya... aku gak ngomong apa-apa.."



"jangan ngeles deh yank.. aku dengar kok..!"



"ah.. enggak sya.. aku gak ngomong apa-apa.."



Rasya Tersenyum lantas Meraih tangan Rizzy lalu Mengecupnya...


"Sayang.. aku Mencintaimu melebihi semua Cinta Yang ada Di sini.. Sama Seperti Bang Ali yang Mencintai Prilly tanpa Alasan,, Karena Kalian adalah Cinta Yang tak Butuh Alasan Untuk di perjuangkan.." Selepas Kata Itu Meluncur bebas di mulut Rasya, Rizzy Memeluknya Erat, menghilangkan jarak antara Keduanya karena bahagia, Ia memiliki Rasya Yang Penuh Cinta Kepadanya..



"Uhuuk..." Prilly Terbatuk Oleh Kelakuan Adik dan Sahabatnya, dengan Khawatir Ali membersihkan Sudut bibir prilly yang celemotan Sisa makanan...



"Pelan-pelan sayang... udah yah, sekarang Kamu tidur Aja.. istirahat. gak Udah Liat adegan romance di belakang kita.." cibir Ali lantas Terkekeh pelan..



"yee.. gara-gara lo juga Nih kita Romantisan.. Kita envy kali liat kalian Kek gitu" cerocos Rasya lantas Mendaratkan badannya di sofa di sudut ruangan Itu..



"Yaudah sekarang tidur Gih Pril, kita akan nemenin Lo kok di sini.."



Prilly Menggeleng Mendengar ucapan Ali dan Rizzy yang menyuruhnya Untuk Tidur.. "kenapa Sayang..??"



"Takut.." ujarnya Pelan..



Ali tersenyum hangat lalu melepas headphone yang menggantung di lehernya lalu ia pasangkan di telinga Prilly lantas Menyetel musik instrument kesukaannya,.



"sekarang tidur yah.. aku gak akan ninggalin kamu lagi.. genggam tangan Aku.. kamu harus istirahat yank..."


Prilly akhirnya mengangguk lantas Menutup matanya.. Tangannya Tetap mengenggam tangan Ali dan Headphone Menempel di telinganya.. Selama Proses ini berlangsung, prilly Tetap Harus Kuat..



Lama, Hingga Ali terkantuk-kantuk di tempat duduknya, Dan Ditengah Rasa Kantuknya asisten Dr. andin mengagetkannya, Ali di Minta Ke ruangan Dokter.. Sementara Itu, Genggaman pada Tangan Ali semakin Kuat membuat Ia Susah Untuk Bisa Lepas Dari Prilly.. namun pada Akhirnya Terlepas secara Perlahan..



"Riz, Gantiin Genggam Tangan Dia, gue Harus Ke ruang Dokter.." Rizzy Mengangguk lalu Segera Menggantikan posisi Ali..



"Gue Ikut Bang...!" Ali mengangguk Dan Rasya segera mengekor di belakangnya..



***



"Ali..."



"Dokter.."



Mereka Saling Menyapa Sebelum akhirnya Ali di Minta duduk di hadapan Dokter Andin..



"Apa Yang terjadi dok..?" Tanya Rasya Tanpa Basa Basi..



"Tenang...! Treatment yang kita Gunakan berjalan Lancar.. Ginjal Prilly Merespon dan hal itu Menandakan adanya perubahan pada Fungsi Ginjalnya.. sebentar lagi Proses Cuci darah akan Berakhir namun saya Harus katakan Bahwa Hal ini akan Kita Lakukan 2 kali seminggu selama 3 bulan ke depan sebagai percobaan Pertama.."



"Lalu, Apa Lagi yang akan Dokter lakukan Selama Jeda Cuci darah itu..??" tanya Ali kali Ini..



"Obat...! Pil Itu Harus tetap di konsumsi Oleh Prilly.. saya Harap kalian berdua Mengingatkan Tentang jadwalnya Meminum Obatnya"



"siap Dokter...!" Ujar Rasya Lantas Tersenyum..



"Sya.. Jaga Ginjalnya Baik-baik yah.. Jangan Bandel..!"



"siap dok...!" Rasya Memberi Tanda Hormat pada Dokter andin lalu Menyalaminya Lantas Berlalu dari Ruangannya



Dokter Andin Menghelah Nafas lantas Tersenyum.. selanjutnya Ia Memerintahkan Asistennya Untuk Melepas seluruh Alat Cuci darah Di Tubuh Prilly...



Percobaan Pertama Berhasil dan Ginjal prilly Merespon baik... Kalimat Itu akan Menjadi pegangan Bagi Ali untuk Menguatkan Hatinya, juga Sebagai obat penyembuh Ketakutan Yang selama Ini Mendera Bathinnya..



***



Tbc

Menjemput Hati (Selesai)Where stories live. Discover now