Tentang Rasa

3.9K 232 0
                                    

"Pril Ini gak Seperti yang Kamu Lihat" Ujar Ali Setelah Beberapa Saat yang lalu Mendatangi meja Prilly bersama Rena di dekatnya..
Prilly Masih Dengan Senyum manis di bibirnya, pandangannya Tak lepas dari laptop di hadapannya, seakan ia tak Menghiraukan keberadaan Ali di dekatnya.. Prilly Masih dengan keteguhan Hatinya yang Belajar Melihat Ali Bersama Rena Apa dan bagaimanapun Keadaannya. Prilly Sudah Mengatakan Bahwa ia tak Pantas di perjuangkan..

Ali Mengepalkan Kuat tangannya Menyadari prilly Yang sama Sekali Tak menggubrisnya, Prilly Yang Ia Tahu masih Mencintainya Dengan Santainya Mengerjakan Skripsinya di depan Ali yang sedang Tersulut emosi.. Sedang Rasya Dan Rizzy hanya Bisa Menunggu Hal yang akan Waktu Bawa Untuk Keadaan selanjutnya.. Menyedihkan..!

"Prilly Liat Aku.." Ujar Ali seraya Menggenggam tangan Prilly Kuat agar wanita Itu Menatapnya...

Tatapan Hangat Yang Di berikan Prilly Menjalari sampai ke dasar hati Ali, Menghangatkan seluruh badan namun Seakan Pula Mematikan Syarafnya.. Senyum Itu Seperti tak terjadi apapun, Senyum Itu Seperti Tak ada Masalah di antara Mereka, Masalah Yang Kebanyakan oranh Alami.. Masalah Orang Ketiga Yang di anggap Perusak hubungan.. Namun Perlu di ketahui Bahwa Rena Bukanlah Seorang PHO seperti kebanyakan Sekertaris dalam Drama, Rena Hanya Wanita Yang Punya Cinta Tanpa Sedikitpun Niat Merusak Hubungan Orang Lain..

"Maaf Aku Gak Bermaksud Apa-apa.. Maaf Jika Kebiasaan Buruk ku Terbawa Sampai Gak Tau Tempat Seperti Ini.. Maaf aku Sama Sekali tak ada Niat apa-apa"

Mendengar Ucapan Rena, Rasya Bernafas Lega, Sepertinya Perasaan Rena Masih Tetap Sama, Rena Masih Sama seperti saat pertama Ia Mengenalnya, Gadis Lugu Yang akan Reflek Menunduk Jika Berbuat Salah..

"Pril please...."

"Li aku Gak papa.. everything Is Fine.. tidak ada yang perlu di khawatirkan.."

Ali Menutup Kuat Matanya Seraya Bergeleng Pelan.. Prilly seakan mengacuhkan Dirinya..
Ali menarik kursi di depan Prilly Lalu duduk seraya menutup Laptop di hadapan Prilly. tangannya Yang sedari tadi mengenggam tangan Prilly ia Tarik dan Ia Letakkan Di dadanya.. matanya Menatap prilly Tepat di manik matanya Menguncinya Dan tak memberinya sedikitpun celah untuk mengelak..

"Lihat aku Prilly.. Di sini hanya ada kamu.. Di hatiku hanya ada Nama mu dari Dulu hingga Saat Ini. Bahkan Saat Kau Meninggalkanku, saat Kita Bertemu Namun layaknya Orang Yang Tidak Saling Mengenal. Hanya ada Kamu Meski Waktu Itu Aku Selalu Membentakmu. Hanya ada Kamu meski Dengan Santainya Dunia Mempermainkan Takdir kita. sampai Selamanya Itu ada hanya Kamu Prilly.."

Mendengar Ucapan Ali Prilly Menghelah Nafas lega. Meski sulit untuk Bersatu Namun setidaknya Ali Kembali Memberinya bukti jika ia Sangat Mencintainya..

"Apa Yang bisa Lo buktiin dari kata-kata Lo...?" Rasya Bergumam di tengah Keheningan.

Ali Melepas Tangan Prilly lalu Beralih menatap Rasya..
"Untuk Sebuah Pembuktian, Gue gak Perlu Melakukan Apapun, Karena Cinta Itu Gak Butuh bukti ataupun sertifikat Untuk Mengesahkannya, Cinta Itu Dari Hati Sya. Dan Cinta Bagi gue adalah Dia. Cinderella yang Pernah Meninggalkan pangerannya yang sering Gue Sebut Prilly Nadira.."

Rasya Tak Berucap Apapun. Kata-kata Ali Membungkam Mulutnya.. sedang Rena Berpamitan Untuk Pulang Lebih awal. Sakit Rasanya Berada di posisinya Saat Ini, melihat orang yang di cintai mencintai Orang Lain dan Dengan Terang-terangan mengungkapkan Kata Cinta di hadapan kita.. terlalu..!

*

Tak Lama Setelah Kepergian Rena, Prilly Memasukkan Kembali Laptopnya Ke dalam Tas Lantas Berdiri hendak Berlalu..

"Mau kemana kau .?"

"aku ada Urusan" prilly Pergi Meninggalkan Mereka.

"Lo Terlalu Lemah jika Di hadapan Rena dan terlalu kasar jika Berhadapan dengan Prilly.." Cibir Rasya . setelahnya Ia Menarik Tangan Rizzy dan Pergi Meninggalkan Ali di tempatnya dengan Sekelebat pikiran Kacaunya Tentang Semua ini...

**

Prilly Berjalan Memasuki Pelataran Parkir Sebuah Bangunan Tinggi Menjulang.. Beberapa Orang Dengan pakaian Putihnya Berlalu Lalang di hadapannya, Prilly Berjalan Gontai. Hari ini adalah Hari pertama ia mengunjungi Tempat ini setelah berada di Indonesia..
Langkah Kaki Jenjangnya Mengantarkannya Pada sebuah ruangan bercat Putih Dengan Bau Khas yang menyeruak hingga ke cuping Hidung..

Klek

Pintu Terbuka, Menampilkan Seseorang yang Tak Asing Lagi Baginya. seseorang yang dulu pernah Menyelamatkan Hidupnya..
"Prilly..." Sapanya Ramah lalu Meminta Prilly Untuk Masuk Ke ruangannya..

"Dokter"

"Apa yang membawamu sehingga sampai kemari..?"

Prilly Menghelah Nafas.. Ia Tau Kelakuannya selama ini salah,Ia tau tindakannya selama ini Bodoh, Namun hal itu adalah Satu alasan bagi Prilly Untuk Terlihat Kuat Oleh orang Lain..

"Aku Butuh Pil Itu Dok..!"

"Untuk apa.? bukannya Kamu Tidak butuh lagi Dengan semua Pil sialan itu.."

"Tidak lagi Untuk sekarang..."

"Tapi Bukannya Kamu Selalu Benci..?"

"Sebuah Alasan sederhana yang membuatku Berpikir 100 Kali Lipat"

"Baiklah. aku akan Memberikannya Kepadamu Tapi Sebelum itu aku akan memeriksamu Terlebih Dahulu" prilly mengangguk Patuh lalu beralih ke ruangan pemeriksaan..

Prilly Telah Menemukan Alasan Jantungnya Untuk tetap berdetak, Nadinya Untuk Tetap berdenyut darah untuk Tetap Mengalir Dan fokusnya pada Satu Titik.. Pangeran yang di tinggal Pergi Oleh cinderellanya tanpa pamit sedikitpun dan Dia adalah Ali.. Aliando Revand..

Tbc

Menjemput Hati (Selesai)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें