Kabar Bahagia

3.6K 184 0
                                    

Hari Ini Ali kembali di buat Khawatir oleh Prilly, sejak kejadian di kantornya satu Minggu yang lalu, hati Prilly tak Pernah Tenang, ia seakan gelisah, gusar dan tidak baik-baik saja.. kadang Prilly Emosi sendiri, terkadang juga Prilly sangat Sensitif, apa-apa di tangisin, dan Pagi ini Ia mengurung Diri di kamar mandi, dan hal itu membuat Ali takut.

Sudah sejak 20 menit yang lalu Ali memohon agar di bukakan Pintu, Tapi prilly tak Bergeming, Hanya Suara kecil Prilly yang membuat Ali yakin kalau Istrinya itu masih sadar di dalam sana.

"Sayang, ayo dong di Buka Pintunya."
Ali kembali mengetuk Pintu kamar mandi, berharap Prilly mau untuk segera membuka pintu.

"Aku gak papa Li, aku hanya takut kAmu Jijik"
Teriak Prilly dari dalam.

"Gak akan Jijik Sayang, Please Buka Pintunya, aku khawatir."

"Sebentar.."
Ali menghelah nafas lalu kembali Menunggu, sementara di dalam sana, Prilly terdengar Mual, dan sepertinya itu sangat Menyiksanya. Bagaimana Ali Bisa tenang..

"Sayang, tolong buka pintunya, atau kalau tidak aku dobrak Yah Pril.." Ali sudah tidak Sabar, takut sesuatu terjadi pada Istrinya, takut prilly kenapa-napa di dalam sana,terlalu banyak ketakutan yang di Rasa Ali saat ini.. ia tahu betul bagaimana Kondisi Prilly.

"Jangan sayang, sebentar."
Prilly memutar kunci Pintunya lalu Menarik Knop dan membukanya.
Sedang Ali dengan Sigap menghampiri Prilly yang nampak sudah pucat sekali, masih dengan piama Pink yang di hadiahkan Oleh Rasya dan Rizzy waktu itu.

"Hey, kamu kenapa? Kok pucet Gini. Gak mau tau kita ke dokter sekarang."

"Aku gak papa, ini masuk angin doang Li, gak usah khawatir yah."

"Gak Yah sayang, kita harus cek kondisi kamu.."

"Gak perlu. Ini aja aku udah merasa enakan kok sayang." Kata prilly lalu berjalan ke arah King sizenya dan duduk di tepinya.

"Aku takut kamu kenapa-napa."
Ali berlutut di hadapan Prilly, Menggenggam Tangannya dn Mengecupnya berkali-kali.

Prilly tersenyum. Hatinya selalu menghangat saat mendapat perhatian lebih seperti ini. Jiwanya selalu siap, jika Nanti ia di panggil Untuk pulang, Ia tak akan ada beban Lagi, karena seluruh Cinta telah menjadi miliknya.

"Aku akan berusaha untuk tetap baik-baik saja untukmu sayang, aku tahu kamu takut, tapi selama ada kamu di Sisiku, aku akan pastikan kalau aku akan baik-baik saja Hingga Nafasku tak Bernyawa, Demi kamu"
Ali tersenyum, lalu menenggelamkan kepalanya di lekukan paha Prilly.

Merasa Nyaman berada di pangkuan Prilly hingga Ali terdorong ke belakang karena Prilly Berdiri Tiba-tiba. Kembali masuk ke kamar mandi, kali ini Tanpa di Kunci.

"Sayang. hey, kita ke rumah sakit Pokoknya."
Ali berteriak di dalam kamar mandi sehingga menimbulkan sura Gaduh, sedang Prilly memijat Pelipisnya karena Mual dan terasa agak sedikit Pusing.

"Ali, ada apa?" Pekik Resi di ujung Pintu kamarnya, Wanita paru baya Itu Melangkah cepat ke arah Kamar mandi lalu mengecek keadaan di sana.

"Prilly kenapa Li?"

"Gak tau mah, katanya Dia masuk angin, tapi Mual terus dari tadi, Kepalanya juga Nyut-nyut.."

Resi tersenyum penuh Arti, Ia menarik tangan Ali untuk keluar dari dalam kamar Mandinya dan Mengecek kondisi Prilly.

"Kenapa Mama Malah Senyum, Bukannya Khawatir?"

"Sebentar mama Harus pastikan Terlebih dahulu. Tunggu mama.." Resi Berlari keluar dari Kamar Ali dengan Binar Bahagia di wajahnya.

Menjemput Hati (Selesai)Where stories live. Discover now