Masih Cinta

4.7K 241 1
                                    

Semilir Angin Menerpa Wajah Ayunya, Menelisik Berbisik Ke relung hati, Menerjemahkan seluruh Berita yang Di bawa Angin dan Menyimpulkannya Menjadi Satu Kayakinan Bahwa Kabar itu adalah Cinta... Satu kata Sejuta Makna..

Berdirilah Prilly Sekarang di Balkon Apartement Ali, Memandang Lurus di antara Bangunan-bangunan yang Menjulang Tinggi ke Langit Bangunan Yang Entah Ada Banyak apa di Sana. Pikirannya Jauh Melayang Ke Masa Lalu, Saat Masa Putih Abu-Abu Baru Di Mulai. dimana Kala Itu Yang ia kenal Hanyalah Belajar, tertawa, Tanpa Dendam, Tanpa Kenangan... Prilly Rindu Saat Itu.. Rindu saat di mana Ia Masih Bebas Bermain tanpa Harus Mengingat resiko yang Harus Ia Terima, Prilly Rindu Saat Di mana Ia Masih Bebas Berlarian Tanpa Takut Sesuatu Hal Buruk Menimpanya.. Prilly Juga Rindu, Sosok Lembut yang selalu Menjaganya, Melindungi Bahkan Memenuhi Semua Keinginannya, Sosok Yang Ia Tau Bernama Aliando Revand..

Helaan Nafas Panjang Bersamaan Dengan Riuhnya Gemuruh Angin Menyadarkan Lamunan Prilly tentang Masa Lalu Yang Tidak akan Pernah Bisa Terulang... Perlahan Ia Memejamkan Mata berharap semuanya Hilang, masa Lalu adalah Kenangan Yang Hanya Bisa Di jadikan Pelajaran di Masa Sekarang, Bukan Untuk Mengurung Jiwa Dan Terpenjara di dalamnya...

"I" Desis Ali; Seseorang Yang Baru saja Ada Dalam Lamunan Prilly...
Prilly Menoleh Lantas Tersenyum.. "Apa Yang Kau Lakukan Di sini..? Di sini Terlalu dingin.."

Prilly Yang tadinya Berpegang pada Besi pembatas Balkon Akhirnya Membalik badannya dan bersandar pada Besi itu.. Ia Tersenyum, Manis sekali pada Ali..

"Aku Hanya Ingin Menikmati sore Ini Li"

"Aku Kangen kamu I" Ujar Ali lalu Melangkah Perlahan Ke tempat di mana Prilly Berdiri.. "Bohong Jika aku Kuat selama ini, Bohong Jika aku Bencii Padamu, Bohong Jika aku MelupakanMu, Bohong Jika Aku Sudah Tak Lagi perduli padamu, Bohong Jika Aku tidak Merindukanmu.. Semua itu Bohong I, Karena Nyatanya Aku Kangen.. Aku Gak Kuat Tanpa Kamu" ujar Ali seraya Menggenggam Tangan kanan Prilly...

Prilly Tersenyum Kemudian Menatap Tangannya Yang di Pegang Ali.. Tatapan yang sulit di artikan.. Lima Tahun Berlalu Namun Gengaman Itu masih Tetap Sama, Masih Menyalurkan Rasa Hangat Yang menjalar sampai ke dasar Hati..

"Apa aku Boleh Nanya Satu Hal..??" Tanya Prilly Dengan Binar Indah pada Hazel matanya..

"Apapun Akan Ku Jawab.." Ujar Ali... Prilly Melepas Genggaman Tangan Ali Lantas kembali Membelakangi Ali, Kembali pada Posisi Sebelumnya..

"Bagaimana Dengan Wanita Itu...?" Tanya Prilly Tanpa Menatap Ali sedikitpun... Ali Tak Menjawab, Ia Justru terlihat Bingung...

"Jangan Sakiti Hatinya Li" ujar Prilly Lagi lalu Menghelah Nafas.

"Dia Bukan Siapa-siapa Pril..."

prilly Tersenyum lagi dan Lagii.. Senyum sehangat Mentari Pagi.. "Dia Bukan apa-apa Bagimu tapi Baginya..? Kamu adalah Sesuatu Paling Berharga Li.."

"Kamu Harus Tau I, Setelah Kamu, Tidak ada Lagi seorang Wanita Manapun Yang berani mendekatiku apalagi Menjadi Penggantimu.. Gak Ada I; Dan Tidak akan Pernah Ada.."

"Tapi Di antara Kita Sudah Tidak ada Apa-apa lagi Li, Ai Bukan milik Ii lagi" Prilly Berucap Demikian di hadapan Ali Membuat Lelaki Itu Menahan Nafasnya.. Prilly Memberi Sedikit Jeda sebelum Akhirnya melanjutkan Ucapannya.. "Tapi Ii akan Selalu Jadi Milik Ai" Ujar Prilly Lantas Menarik Langkah Meninggalkan Ali Yang diam Membisu di Tempatnya...

"Lo Harus Tau Pril, Kalau Apa Yang Ali katakan Itu Benar...?? Wanita mana Yang Kamu Maksud..?? wanita mana Yang Kamu Pertanyakan..?? Akan Tetap Sama dan Selamanya akan Tetap Begitu.. Ai masih Milik Ii" Ujar Rasya Tiba-Tiba Yang Entah Datangnya dari mana.. "Sorry, Gue Nguping pembicaraan kalian Dari dalam Ruang Musik.. gue takut Hal Ini Terjadi Dan Dugaan Gue Benar.."

Tak Ada Suara.. Prilly Tetap Berdiri di Tempat Membelakangi Ali yang Masih di Samping Besi Pembatas, Baru saja Mereka Mempertanyakan Status, Baru saja Mereka Mempertanyakan Soal Hati dan Kedudukan Namanya di Singgasananya; Namun Sepertinya Masih Sama Dan Akan Selalu Sama.. Tapii, Kepercayaan yang ada di Hati Masing-masing Sepertinya terkikis oleh panjangnya Waktu yang Mereka Lalui Tanpa satu sama Lain...

"Aku Yakin Kamu Tidak akan Semudah Ini Untuk Percaya I; tapi Aku Janji akan Membuktikannya..." Ujar Ali..

Prilly Menutup Matanya Kuat Lantas Kembali Melangkah Meninggalkan Balkon...

"Sabar Bro...! Waktu Berbalik... Saatnya Sekarang Lo Yang Jemput Hati Dia dan bawa Ke tempat Ternyamannya.. Semangat Abang..!" ujar Rasya Lantas Menepuk Pundak Ali beberapa Kali..

"Menjemput Hati Yang Tak lagi Percaya Butuh Perjuangan Ekstra Sya; Doain Gue Sanggup" Ujar Ali lantas Tersenyum.. Setidaknya, Saat Ini Ia Tau Kalau Prilly Masih Menyimpan Rasa Untuknya, Yg Jelas Ali Tau Kalu Saat Ini Prilly Masih Sayang Namun Kurang Percaya... Tapi Satu Yang Pasti; Ali Cukup Tau Kalau Mereka Sudah Berbaikan Dan Waktunya bagi Ali Untuk menjemput Hati Prilly, Sama Seperti yang Prilly Lakukan Dulu...

***

Prilly Kembali Ke kamarnya dengan Segudang Rasa Yang entah Apa Maknanya, Prilly Tak Tahu, Prilly Tak paham Dan Selamanya Prilly tidak pernah akan Tau Jika Ia Tak Mencari tahunya, Rasa Itu Tentang Dua orang Pelaku Cinta Yang Sama Berjuang Untuk cinta Mereka.. Rasa Itu Tentang Sebuah keyakinan Dalam Diri yang Mencuat Ke Permukaan dan Memenuhi Relung Hati... Rasa itu Tentang Hati...

Dalam Lamunanya, Prilly di Kagetkan Oleh Bunyi Ponselnya.. adaa Nama 'mama' Yang Tertera di layarnya.. Buru-Buru Prilly Menjawab panggilan itu...

"Ya Halo Mah"

"............"

"Prilly Baik Mah.."

"............."

"Ali..??? Dia Baik Mah.. Aku Udah Baikan Sama Dia.. dan mama Tau, Ali Masih Sayang Sama Aku mam" Ujarnya Antusias

"......."

"Iya... Prilly Tahu.. Prilly paham dan Prilly tidak akan Lupa"

"............"

"Udah Gak Lagi.. Lagian Aku Udah Merasa Baikan Kok Mah"

".........."

"Gak Usah mah.. Prilly Betah kok Sama Ali.. dan Prilly Gak papa"

".........."

"Yaudah yah Mah... Bye"

".........."

"Iya mama Iyaa .. Prilly Gak akan Lupa"

"..........."

"Yaudah Bye"

Prilly Menghelah Nafas lelahnya lantas Membanting badannya ke Belakang; Jatuh di atas Queen Size lantas Memejamkan mata.. Sepertinya ia Tidak akan Pernah Lepas Dari Benda Kecil Menyebalkan Itu..

***

Tobe continued

Menjemput Hati (Selesai)Where stories live. Discover now