"Eh Rachel lo ikut gue yaa"Calvin menarik tangan Rachel untuk masuk ke dalam rumah.

"E-eh mau ngapain?"tanya Rachel sambil berusaha melepaskan tangannya.

"Udah ikut gue aja"

"Siapa Vin?---loh Rachel ada apa kesini?"tanya Silvia yang sedang memotong sayuran.

"Ini Rachel kesini mau bantuin kita masak Via"jawab Calvin tersenyum tanpa rasa bersalah,dan ia langsung mendapat tatapan tajam dari Rachel.

"Waah,bagus dong kita bisa masak bareng-bareng"ujar Via exited.

"Hah?hahaha oke deh aku bantuin"Rachel tersenyum,sedangkan Calvin bersorak kegirangan dalam hati.

"Mana kak yang harus aku bantu?"tanya Via sambil menggulung lengan sweaternya.

"Gausah pake kak,panggil Via aja,ini potong wortel,brokoli,sama kentangnya"ujar Via tersenyum ramah pada Rachel,Rachel pun mengangguk dan melaksanakan tugasnya.

"Calvin ini kocok mentega sama telurnya"Via menyerahkan mixernya pada Calvin.Calvin pun mengocok adonannya dengan agak terpaksa.

"Gimana Chel,ngerepotin yah?maaf deh"ujar Via disebelah Rachel.

Rachel merasa makin dekat dengan Via,memang Rachel suka memasak,jadi ia merasa makin dekat dengan Via,yang gemar memasak juga.

"Ohh gapapa kok Via,lagian juga gue seneng masak,emangnya masak sebanyak ini buat apa?"

"Jadi keluarga tunangan gue mau dateng nanti malem,mama lagi ada urusan,jadinya gue yang masak deh"jawab Via.

"Ohh"

Via pun kembali pada Calvin yang sedang mengocok adonan kuenya dengan ogah-ogahan.

"Ihh,Calvin ngocoknya adonannya yang bener nanti kuenya bantet"Via menjewer telinga Calvin.

"A-adaw i-iya Via ini juga bener kok"Calvin meringis kesakitan.

"Bener dari mana?! Pokoknya yang bener yaa,awas lo!"Via menatap tajam Calvin dan kembali pada aktifitas memasaknya.

'Sial! Kalo begini mah sama aja gue tetep dimarahin sama Via,malah Rachel juga semangat masaknya,haduuh lagian setiap yang gue kerjaiin salah melulu sih,gue emang gaada bakat jadi koki!'Calvin mengumpat dalam hatinya.

Setelah melewati beberapa jam yang melelahkan akhirnya Calvin selesai juga menyelesaikan pekerjaannya.

"Huah,akhirnya selesai juga,eh lo belom selesai Chel?"tanya Calvin pada Rachel.

"Ini tinggal sedikit lagi kok"jawab Rachel yang masih fokus pada pekerjaannya.

"Aduh kasian banget sih Chel,sampe keringetan gitu masaknya"Calvin mengelap keringat yang hampir jatuh dari dahi Rachel,memang keadaan di dapur agak panas,ditambah lagi Rachel yang memakai sweater.

"Apaan sih Vin"Rachel yang berusaha menetralkan jantungnya yang berdebar gak karuan.

"Ah,bilang aja seneng digituin"Calvin tersenyum menyeringai.

"Dih,geer lo"balas rMRachel roll eyes.

"Hai,udah selesai?"tanya Via yang tiba-tiba dateng.

"Udah kok"jawab Rachel.

"Makasih ya Rachel udah ngebantuin gue masak"ujar Via tersenyum.

"Ah gapapa kok Via,gue juga seneng bantunya"

"Pasti nanti lo bakal jadi istri idaman deh"ujar Via.

"Haha,bisa aja lo Vi"Rachel tertawa hambar.

"Iya nanti dia bakal jadi istri gue"gumam Calvin tanpa ia sadari.

"Yaudah gue balik dulu yaa,tadi soalnya pamit sama mama cuma nganter brownies doang"

"Oh oke hati-hati ya Rachel,bye"Via melambaikan tangan ke arah Rachel,lalu Rachel pun melenggang pergi.

Silvia POV

Keluarga Satrio udah dateng ke rumah gue,lalu kami makan malam bersama,dan disela-sela pembicaraan keluarga Satrio bilang kalo kita(gue dan satrio)bakal segera menikah,God! I can't belive this! Gue akan menikah sama cowok yang selama 3 tahun ini selalu ada disamping gue.

"Jadi sekitar 2 bulan lagi pernikahan Silvia dan Satrio akan dilaksanakan"ujar papa Patrio.

"Untuk urusan catering biar saya yang urus,teman saya ada yang membuka jasa catering kok"ujar mama Satrio.

"Kalo urusan gedung,pakai gedung punya saya saja,saya rasa cukup untuk para tamu undangan"ujar papa.

"Kalo baju pengantin,undangan,dan souvenir kita serahkan pada Satrio dan Silvia,biar terserah mereka"ujar mama.

"Iya,tante nanti biar kita berdua yang urus"jawab Satrio sambil merangkul gue.

Setelah berbincang tentang acara pernikahan keluarga Satrio pamit pulang.

"Via,nanti kalo lo udah nikah pasti gue kangen sama lo,walaupun lo nyebelin kaya nenek lampir tapi gue sayang lo Via"ujar Calvin memeluk gue.

"Iya gue juga pasti kangen adek idiot kaya lo Vin"jawab gue menangis terharu,gue pasti bakal kangen idiotnya Calvin,candaannya Calvin.

"Sshh,jangan nangis Via"Calvin menghapus airmata gue.

"Gue emang ngangenin kok"sambung Calvin memeluk gue.Kembali ke sifatnya yang overpede.

TAK!!

"Aduh kok gue dijitak sih Viaa"ujar Calvin mengelus kepalanya yang gue jitak.

"Makanya jangan terlalu pede jadi orang"balas gue.

"Gapapa deh dijitak,pasti nanti gue bakal kangen jitakan lo"kata Calvin tersedu alay

"Udah ah gue mau ke kamar,bye idiot"gue langsung berlari ke arah kamar gue.

How about my story?
I hope you enjoy it;)
Thx for reading:)

Blondy GirlWhere stories live. Discover now