💐✿Part bonus dua✿💐 ✓

29 3 0
                                    

꒰⁠⑅⁠ᵕ⁠༚⁠ᵕ⁠꒱⁠˖⁠♡Happy Reading♡⁠˖⁠꒰⁠ᵕ⁠༚⁠ᵕ⁠⑅⁠꒱

"Seiman tak sejalan."

~Martin~

Login

Dua Minggu telah berlalu, Zhera senang tiasa duduk, menunggu di dekat sang adik, gadis itu tertidur di atas lengan Zharen yang ia jadikan bantal.

Perlahan tangan Zharen bergerak, namun Zhera tidak menyadarinya, sebab gadis itu tertidur terlalu pulas.

Perlahan tapi pasti, mata Zharen mulai terbuka, gadis itu mengerutkan keningnya karena cahaya menyilaukan terasa menusuk bola matanya.

Ardan masuk membawa nampan berisikan makanan untuk Zhera, karena gadis itu tidak ingin beranjak mulai dari kemarin dari tempatnya. Karena ingin menunggu Zharen bangun dari tidur panjangnya.

Ardan terkejut sekaligus bahagia melihat Zharen yang sudah siuman, gadis itu memijat pelipisnya karena kepalanya terasa pening.

"Zharen? Lo udah sadar Ren?" tanya Ardan, lalu cepat-cepat menyimpan nampan di atas nakas.

Zhera mengerutkan keningnya, karena suara Ardan membangunkan dirinya.

"Zher, Zharen udah sadar." Ungkap Ardan ke arah Zhera yang baru saja bangun.

Zhera beralih menatap Zharen yang perlahan menyesuaikan penglihatannya yang masih kabur.

"Telpon dokter Yeri, Ard." Suruh Zhera, Ardan cepat-cepat keluar untuk menelpon dokter Yeri untuk menyuruhnya ke sini.

Sedangkan Zhera membantu Zharen untuk duduk perlahan.

"Gimana perasaan lo? Lo ada merasakan sakit?" tanya Zhera membuat Zharen mengerutkan keningnya menatap gadis di hadapannya itu.

"Lo siapa?" tanya Zharen. Lalu gadis itu melihat sekelilingnya. "Gue ada di mana?"

Zhera menghela nafas pelan. Tau ini akan terjadi jika gadis itu bagun dari tidur panjangnya.

"Gue Zhera dan lo Zharen. Kita saudara kembar," Zhera menarik kursi dan duduk di sana, gadis itu menggapai tangan sang adik lalu menggenggamnya erat. "Ini rumah kita, dan lo sama gue akan tinggal di sini." Jelas Zhera.

"Zharen? Nama gue Zharen?" tanya Zharen membuat Zhera mengangguk.

"Lo enggak bohong kan?" lalu gadis itu menggeleng pelan. "Gue sama sekali enggak ingat apapun tentang gue, apalagi tentang lo." Ungkap Zharen dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Its oke, Zhar. Lo enggak perlu mengingat apapun di kehidupan lalu lo, ini adalah kehidupan baru lo. Cuman ada kita berdua, dan kita akan bahagia sama-sama di sini. Cukup jalani hidup lo sekarang di sini," Zhera mengulum bibirnya. "Ingatan lo akan pulih seiring berjalannya waktu, percaya sama gue." Ucap gadis itu menenangkan Zharen.

Zharen menatap Zhera sejenak lalu mengangguk pelan.

Bersamaan dengan itu, dokter Yeri dan Ardan datang dan masuk menghampiri Zharen dan Zhera.

"Baru saja siumannya?" tanya Dokter Yeri ke arah Zhera.

"Beberapa menit lalu." Jawab Zhera.

Sementara dokter Yeri memeriksa keadaan Zharen, Ardan menyenggol Zhera, membuat gadis itu mendongak menatapnya.

"Gimana?" tanya cowok itu. Membuat Zhera menggeleng.

Dokter Yeri selesai memeriksa keadaan Zharen, lalu memberi kode untuk Ardan dan Zhera agar keluar sebentar.

Zharen And His Life (NHS 1) END✓Where stories live. Discover now