Part 33✨✓

72 13 0
                                    

✨💕Happy Reading💕✨

"Mati ataupun hidup, bagi gue itu sama aja, gue tetep berdiri sendiri,"
~Zharen~

33. Pendonor.

Zharen membuka pelan matanya, gelap gulita mendominasi ruangan itu, Zharen berdiri menatap sekeliling. Tiba-tiba angin berhembus kencang, dengan suara anak kecil yang sedang bermain dan tertawa.

Zharen melihat sekeliling yang tiba-tiba berubah menjadi taman, menampakkan dua gadis kecil berusia lima tahun yang bermain di taman itu. Saling mengejar dan tertawa.

Zharen tertegun menatap kedua gadis kecil itu.

Salah satu dari mereka adalah dirinya di waktu kecil.

Yang satunya adalah ....

Zhera.

"Kakak aku laparl," adu Zharen kecil sedikit cadel menarik ujung baju Zhera kecil.

Zhera menarik tangan kecil Zharen, "Ayuk masuk lumah," ajak Zhera.

Tiba-tiba suasana berganti menampilkan isi rumah.

Zharen berdiri mematung menatap keluarganya di meja makan, ada Edward yang memangku Zhera kecil di sana. Zharen kecil yang di suapi oleh Zhara, Edward sesekali menjahili Zharen dan Zhera, lalu mereka tertawa bersama.

Zharen tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca.

Itu kehidupannya dulu.

Tapi kenapa ia tidak mengingatnya?

Seakan keadaan menjawab.

Suasana berganti lagi, menampilkan atap rumah, Zhera kecil dan Zharen kecil berlarian di atas sana. Asisten rumah mengejar mereka dan berteriak, agar mereka tidak berlarian karena berbahaya, walau ada pagar yang mengelilingi.

Zhera kecil menarik Zharen ketika gadis kecil itu hampir terjatuh ke lantai bawah, karena pagar di sana terlalu pendek.

"Kamu ati-ati, nanti jatuh Papah malah." Omel Zhera menepuk pantat adiknya, pura-pura marah.

Zharen tertawa kecil mencium Zhera, "Jangan malah, nanti tua," gadis kecil itu menepuk pucuk rambut, kakaknya.

Mereka tertawa bersama, namun Zhera tidak sengaja memukul Zharen, membuat gadis itu mundur lalu terjun bebas ke bawah sana.

"Zharen!!!" teriak Edward dan Zhara, ketika kaki mereka menapak di atas sana.


Edward memilih kembali, lalu berlari menuju lantai bawah, untuk menghampiri Zharen.

Zhera kecil bergetar di tempatnya dengan wajah yang sudah pucat pasih, Zhara menarik anaknya ke pelukannya, menggendongnya menyusul Edward yang sudah berteriak memeluk Zharen di bawah sana dengan darah yang memenuhi kepala gadis itu.

Lalu gelap gulita mendominasi ruangan itu. Zharen menatap sekeliling, tidak ada suara gadis kecil, tidak ada suara Edward dan Zhara, hanya gelap dan sunyi. Hanya itu.

Zharen And His Life (NHS 1) END✓Where stories live. Discover now