Part 43✨✓

62 10 0
                                    

✨♥️Happy Reading♥️✨

"Persahabatan menurut pandangan kalian itu, kayak gimana sih?"

43. Serpihan teka-teki.

"Kenapa lo diam?" tanya Nofy, menatap Rara.

Nola melangkah mendekat ke Rara, menyentuh pundak gadis itu. "Ra? Bilang ini surat bukan buat kamu," ucap Nola mengangkat sura itu.

Rara hanya diam.

"Ra? Jawab, jangan diam aja, bilang kalo surat ini bukan untuk kamu." Nola mengguncang tubuh Rara dengan pelan, berusaha selembut mungkin.

Ibu dan Ayah Nola, baru ingin menghampiri tapi terurungkan, karena dokter keluar dari kamar rawat Zharen.

Ceklek!

"Di sini ada keluarga pasien?" tanya sang dokter, setelah melepas maskernya.

Semua mata tertuju ke arah sang dokter.

"Kami walinya," jawab Nila, menggenggam tangan suaminya.

Dokter itu menatap Nila sebentar lalu berkata. "Bisa ikut saya sebentar? Ada yang ingin saya sampaikan,"

Nila dan Nando, mengangguk mengiyakan.

Mereka mengikuti dokter yang menangani Zharen tadi ke salah-satu ruangan. Selang beberapa menit, kedua suster mengekor di belakang. Raya melangkah menghadang dua suster itu.

"Sus, gimana keadaan Zharen?" tanyanya menatap suster itu.

"Teman kalian sudah membaik dari sebelumnya, namun belum bisa di besuk untuk saat ini, karena dia masih belum sadar. Dia membutuhkan istirahat setelah kejadian yang menimpanya." Jelas sang suster.

"Tapi kami keluarganya." Timpal Deny.

Kedua suster itu saling pandang lalu menatap para remaja di hadapan mereka. "Maaf tapi saudara kalian butuh istirahat untuk sementara, dia tidak_"

"Tapi kita keluarganya!" bentak Nofy, menatap nyalang kedua suster itu.

"Nof..." Panggil Nola menenangkan.

"Adik-adik mohon maaf, tolong kalian mengerti dengan peraturan rumah sakit kami, pasien belum bisa di ganggu, dia butuh waktu untuk pemulihan." Tegas Suster satunya.

"Kita enggak mau ganggu, kita cuman mau liat keadaan Zharen Sus!" ujar Rianti tiba-tiba. Semua mata tertuju ke arah gadis itu.

"Mohon maaf, tapi kami hanya menjalankan tugas kami. Jika kalian ingin menjenguk pasien, kalian bisa melihatnya lewat balik jendela kaca. Kalian bisa menjenguknya setelah tiga hari ke depan, jika pasien sudah siuman." Ujar sang suster, lalu berlalu pergi dengan suster satunya.

Nola dan Rara melangkah mendekat ke jendela kaca. Di dalam sana, Zharen terbaring lagi dengan tubuh tak berdaya, ini kali kedua gadis itu terbaring di dalam sana.

Nola berbalik menatap teman-temannya yang lain, mereka semua jauh dari kata baik-baik saja. Benar kata Rona dulu, satu pergi, kemungkinan yang lain akan hancur.

Babel menatap tajam Rianti yang berdiri dari tempatnya, "Lo ngapain mau jenguk Zharen? Mau buat dia celaka lagi, setelah apa yang lo perbuat hah?!" bentak Babel, membuat Rianti menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Bukan gue! Tapi Gita yang dorong Zharen!" teriak Rianti menatap nyalang Babel. "Gue cuman korban ....." Ucap Rianti melemah, kembali menjatuhkan dirinya di lantai yang dingin.

Rara yang mendengar itu langsung tersadar, tidak peduli dengan teriakan Nofy yang memaki Rianti, ia merogoh ponselnya di balik tas kecilnya. Berjalan meninggalkan koridor itu tanpa sepengetahuan yang lain, karena mereka sibuk melerai Babel dan Nofy yang ingin menerjang Rianti.

Zharen And His Life (NHS 1) END✓Where stories live. Discover now