Part 40✨✓

70 12 1
                                    

✨💔Happy Reading💔✨
~~~~~~~~~~~~~~~

40. Retak, Hancur dan Patah.

Martin berdiri dengan hati yang hancur, menatap saudara laki-laki dan sang Kekasih di bawa guyuran hujan.

Kalian tahu apa itu rasa sakit yang berubah menjadi luka? Yang goresannya membekas selamanya?

Sekarang Martin berada di posisi itu, sakit, hancur, dan patah.

Hatinya sakit melihat kekasih yang ia cintai memadu kasih bersama pria lain.

Hatinya hancur karena hidup di keluarga yang sama sekali ia tidak inginkan.

Dan hatinya patah ketika melihat Zharen, tidak menolak Arzel.

Martin berbalik badan, melangkah meninggalkan taman itu, ia ke sini ingin menemui Zharen, namun naasnya ia melihat semuanya.

Sial! Kenapa hatinya sehancur ini?!

Zharen dan Arzel saling menatap setelah melepas ci*man mereka.

"Maaf ..." Arzel mengusap wajah Zharen.

"Why are you back? Aku udah capek nunggu kamu Rang ...." Ungkap Zharen, sesenggukan.

Arzel sudah tak kuasa menahan tangis, mereka menangis di bawah guyuran hujan deras.

Taman yang dulunya menjadi pertemuan pertama mereka kini menjadi saksi bisu, dua insan yang saling menyampaikan rasa sakit yang membendung sangat lama.

Zharen menunduk mengusap air matanya, yang sudah menyatu dengan air hujan.

"Aku bukan cewek baik-baik, aku bukan cewek setia, aku yang harusnya minta maaf, karena aku enggak bisa nunggu kamu. Aku_"

"Udah .... Kamu perempuan yang baik yang pernah aku temuin Zhar, aku tau, selama apapun kamu menunggu, itu tidak akan pernah ada hasilnya," Arzel menatap dalam ke rentina mata Zharen.

Zharen menuntut penjelasan lewat matanya yang sayu, ia sulit mengeluarkan kata-kata, bibirnya keluh, kepalanya sakit.

"Karena langkah aku sudah sangat jauh Zhar," ada jeda di sana. "Mungkin dulu kita masih bisa sama-sama, mengukir impian ke depannya sama-sama, tapi aku tau, itu hanyalah masalalu," Arzel menunduk mengigit bibir dalamnya. "Dan kita harus melupakannya."

"Alasannya?" tanya Zharen dengan suara pelan.

Hujan semakin deras, angin malam berhembus pelan.

"Aku bohong sama kamu," ungkap Arzel.

"Aku bohong tentang orang tua aku, aku bohong kalo kita .... Seiman, dan aku bohong tentang janji aku ke kamu," lanjutnya, membuat Zharen tertegung.

"Aku janji akan selalu ada di dekat kamu, kalo kamu butuh aku, kamu tinggal manggil nama aku tiga kali, pasti aku dateng."

"Aku janji akan ngejagain kamu, jadi jangan pernah takut yah,"

"Aku janji selalu ada di setiap kamu butuh aku."

Zharen menggenggam erat jaket Arzel, ucapan manis yang terucap dari bibir Arzel dulu terlintas di ingatannya. Janji-janji manis yang berujung janji-janji pahit.

"Aku punya pacar dan aku ....." Zharen menggantung ucapannya menatap Arzel sendu. "Menaruh harapan besar kepadanya. Jujur, dulu aku enggak pernah suka sama dia, dari awal jadian perasaan aku sama dia enggak pernah ada, tapi aku percaya, perasaan itu akan tumbuh dengan sendirinya,"

Zharen mengangkat tangannya mengusap wajah Arzel. "Dan kata-kata itu benar, sekarang aku tidak ingin dia pergi meninggalkan aku, perasaan aku ke dia nyata, aku sayang sama dia walau aku tau, kemungkinan besar dia bukan takdir aku."

Zharen And His Life (NHS 1) END✓Where stories live. Discover now